Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Belajar Melayani di Perbatasan
14 Agustus 2018 8:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Prayoga Limantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi diplomat tidak selalu identik dengan hingar bingar resepsi dan sidang. Sesekali para diplomat Indonesia juga blusukan ke daerah, berkunjung, bertukar pendapat, dan berbagi dengan masyarakat yang diwakilinya.
ADVERTISEMENT
Bulan bergerak malas di ufuk kepala. Jarum jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Namun sekelompok orang nampak segar dan terjaga. Mereka adalah 32 orang diplomat muda peserta diklat Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-61.
Di saat sebagian besar penduduk Jakarta masih lelap tertidur, sekelompok diplomat muda tertib mengantre di depan counter check-in terminal 3 bandara Internasional Soekarno Hatta. Tawa lepas sesekali terdengar di sela percakapan mereka. Gairah dan antusiasme jelas tercermin di wajah. Mereka nampak tidak sabar untuk mengunjungi salah satu tapal batas Indonesia di wilayah timur, tepatnya di Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur.
(Robby Achirul, salah seorang peserta Sesdilu 61 asal Bogor, rela menghabiskan malam di bandara agar tidak ketinggalan rombongan)
ADVERTISEMENT
Perjalanan Spiritual
Seeing is believing. Filosofi inilah yang mendasari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri ketika menugaskan para diplomat muda itu untuk melakukan pelayanan masyarakat (community service) di Belu pada 14-18 Agustus 2018. Harapannya kunjungan singkat itu dapat memperkaya pemahaman para diplomat muda Indonesia tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia di perbatasan.
Selama di Belu, para diplomat muda itu akan melakukan beragam aktivitas. Mulai dari mengajar di SD, SMP, SMA, dan Sekolah Tinggi, melakukan diskusi dan sharing dengan pemerintah dan masyarakat setempat, hingga mengunjungi Pos Lintas Batas Luar Negeri di Motaain.
Dalam kesempatan tersebut, para diplomat akan melakukan tukar pendapat mengenai problematika perbatasan Indonesia-Timor Leste, perlindungan buruh migran Indonesia, serta berbagi inspirasi tentang kiprah diplomat Indonesia di forum internasional.
ADVERTISEMENT
(Diplomat Sesdilu 61 antusias jelang kunjungan ke Belu)
"Saya berharap kegiatan ini akan menjadi perjalanan spiritual bagi para diplomat kita," demikian tutur Aji Surya, Direktur Sesdilu Kementerian Luar Negeri. "Dengan berada di tengah masyarakat dan berinteraksi secara langsung dengan mereka, harapannya para diplomat dapat lebih memahami permasalahan aktual yang dihadapi masyarakat. Sehingga ke depannya mereka dapat merumuskan kebijakan luar negeri yang semakin membumi dan mencerminkan kepentingan rakyat Indonesia," lanjutnya.
Selain ragam acara tersebut, para diplomat juga akan berpartisipasi dalam upacara pengibaran dan penurunan bendera, berziarah ke taman makam pahlawan, serta mengikuti perlombaan dan pesta rakyat dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73.
--o0o--