Konten dari Pengguna

Berbagi Inspirasi di Belu Rai, Tanah Sahabat

Prayoga Limantara
Diplomat Indonesia pernah ditempatkan di KBRI Washington, DC. Saat ini tengah menempuh diklat Sesdilu 4.0.
16 Agustus 2018 1:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prayoga Limantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya, maka penduduk Atambua dapat menaruh harapan tinggi. Para remaja di kota ini memiliki bakat dan impian yang tidak kalah dengan remaja lainnya di tanah air.
ADVERTISEMENT
Suasana meja perundingan memanas. Menteri Luar Negeri Indonesia kukuh tidak mau menurunkan tawarannya. Di sisi lain Menteri Luar Negeri Brunei meminta Indonesia mempertimbangkan hubungan baik sebagai sesama anggota ASEAN. Kedua Menlu itu sengit menegosiasikan rencana penjualan senapan serbu SS2 buatan PT Pindad kepada Angkatan Bersenjata Diraja Brunei.
"Kasih turun dikit itu harga, besok kupinjamkan sepeda," tawar Menlu Brunei yang disambut gelak tawa Menlu Indonesia menutup persidangan.
Cuplikan peristiwa tersebut bukanlah suasana perundingan diplomatik yang sebenarnya. Petikan di atas adalah bagian dari simulasi negosiasi yang dilakukan anak-anak kelas IX-C SMP Negeri 1 Atambua yang didampingi sejumlah diplomat muda Sekolah Staf Dinas Luar Negeri angkatan ke-61 (Sesdilu 61).
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, kami para diplomat Sesdilu 61 berkesempatan untuk berbagi inspirasi dengan sekitar 150-an siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 1 Atambua. Selama 2 jam penuh, para siswa yang terbagi dalam 5 kelas mengenal lebih dekat tentang tugas dan fungsi diplomat, mendengarkan pengalaman para diplomat saat bertugas di luar negeri, serta melakukan permainan dan simulasi peran yang terkait dengan dunia diplomasi.
"Kakak berharap suatu hari nanti akan ada diplomat-diplomat Indonesia dari Atambua!" gugah Yayan Mulyana, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Luar Negeri, saat memberi inspirasi di hadapan ratusan siswa.
Bakat dan Mimpi
Meski berada di daerah pinggir, namun sikap kritis dan mimpi para siswa tersebut tidak kalah dengan siswa di kota-kota besar. Tidak semua siswa ingin menjadi diplomat, tapi hampir seluruhnya memiliki impian untuk menjadi orang hebat yang bisa ke luar negeri. Ada yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses di Jepang, pesepakbola top di Inggris, hingga pemain piano terkenal di Australia.
ADVERTISEMENT
Rata-rata siswa di SMPN 1 Atambua yang kami temui memiliki karakter yang kuat dan pemberani. Mereka tidak malu untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat. Beberapa bahkan tampil unjuk gigi memperlihatkan kepiawaiannya bernyanyi di depan kelas.
Membangun dari Pinggir
Yang paling menggembirakan adalah komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun negeri dari pinggir mulai terlihat hasilnya disini. Hampir seluruh kelas telah dilengkapi dengan fasilitas ajar yang lengkap dan memadai. Siswa belajar di dalam lingkungan sekolah yang luas, bersih, dan asri.
"Setelah fasilitas WiFi, semester depan kami berencana memasang laptop dan proyektor LCD di setiap kelas untuk mendukung kurikulum ajar 2013," demikian tutur Agustina Asa, Kepala Sekolah SMPN 1 Atambua.
ADVERTISEMENT
Selain mengajar di SMPN 1 Atambua, ke-32 orang diplomat Sesdilu 61 juga berkesempatan untuk berbagi inspirasi di SDN Wirasakti Atambua, SMA Katolik Suria, dan ISSIP Fajar Timur. Di hari yang sama, para diplomat juga melakukan kunjungan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain dan berdiskusi mengenai permasalahan perbatasan dengan para petugas di lapangan.
--o0o--