Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nasib Petani Palestina di Tanah Pendudukan
30 Juli 2018 5:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Prayoga Limantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sungguh malang memang nasib bangsa Palestina. Tidak hanya tergusur dan tertindas, sumber penghidupan dan perekonomian mereka sehari-hari juga senantiasa menjadi incaran Pemerintah Israel. Tidak terkecuali bagi para petani kecil yang tidak pernah mengangkat senjata.
ADVERTISEMENT
Berita mengenai nasib Yousef Shahin di awal tahun ini sangat menggugah hati. Yousef, 40 tahun, bercerita mengenai harapan hidupnya yang sederhana. Tinggal di negeri yang masih terjajah, ia hanya berharap dapat melalui hari dan melihat matahari terbit setiap pagi. Sebagai petani, ia senantiasa berdoa agar sayuran bayam yang ia tanam dapat dipanen pada waktunya.
Akan tetapi harapan untuk menuai kerja kerasnya musim ini sirna. Tanaman yang setiap hari ia siram dan siangi itu rusak 'diserang' tentara Israel. Pada 7 Januari 2018, sebuah pesawat Israel terbang rendah dan menyemprotkan cairan kimia pada 162 hektare lahan pertanian milik petani Palestina. Alhasil, tanaman mereka rusak. Yousef dan teman-temannya harus menanggung kerugian senilai 210 juta rupiah musim itu.
(Ilustrasi Palestina. Sumber: Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Represi Sistematis
Serangan hebrisida terhadap lahan pertanian itu merupakan satu dari serangkaian upaya sistematis Pemerintah Israel untuk mematikan daya perekonomian bangsa Palestina. Pemerintah Israel beralasan bahwa penyemprotan hebrisida itu dilakukan untuk melindungi tanah Israel. Mereka ingin mencegah invasi hama tumbuhan yang berasal dari luar tembok perbatasan.
Padahal, pilihan lokasi pertanian yang berbahaya itu merupakan dampak kebijakan monopoli air tanah yang dilakukan Pemerintah Israel. Tidak semua lahan bisa ditanami, dan yang dapat diolah umumnya berada di tepi perbatasan.
Apalagi para petani Palestina harus mempertaruhkan nyawa tiap kali pergi mencari nafkah. Aktivitas bercocok tanam di sepanjang perbatasan itu sering menjadi incaran penembak-penembak jitu Israel. Setiap kali melakukan kegiatan yang dinilai mencurigakan, Dor! Nyawa bisa melayang.
ADVERTISEMENT
Selain dua hal tersebut di atas, blokade yang diterapkan Israel terhadap akses jalur Gaza juga telah mengimpit produk pertanian Palestina selama 12 tahun terakhir. Puluhan ton hasil bumi petani Palestina terancam busuk setiap tahun. Panen raya gagal dilakukan karena produk-produknya tidak bisa diperjualbelikan keluar.
Ekonomi Palestina
Secara keseluruhan, neraca dagang Palestina selalu defisit atau tercatat di kisaran minus 4,4 miliar dolar di tahun 2017. Mitra dagang utama mereka adalah Israel, Yordania, UEA, Arab Saudi, dan Kuwait.
Pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan rakyat Palestina. Ekspor utama yang diproduksi petani Palestina adalah sayur mayur dan minyak zaitun. Di tahun 2017, sektor ini menyumbang masukan hampir 113 juta dolar. Nilai ini hanya setingkat di bawah ekspor batu alam bangunan yang menjadi sumber devisa utama Palestina senilai 176 juta dolar. Namun, karena kontrol ketat perbatasan, hampir seluruh produk pertanian Palestina diekspor ke dan atau melalui Israel.
ADVERTISEMENT
(Lima negara mitra dagang utama Palestina. Sumber: trademap.org)
Upaya Indonesia
Sadar akan pentingnya membangun kemandirian bangsa Palestina dalam menyongsong kemerdekaan, Pemerintah Indonesia aktif menyalurkan bantuan pengembangan kapasitas ekonomi bagi masyarakat Palestina.
"Indonesia akan terus berjuang bersama rakyat Palestina," demikian ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan.
Sejak tahun 2008, Indonesia telah memberikan 160 kegiatan peningkatan kapasitas kepada 1.856 penduduk Palestina. Pelatihan yang diberikan meliputi bidang UKM, keuangan, diplomatik, energi, dan kesehatan. Secara kolektif, Pemerintah dan masyarakat Indonesia telah menyalurkan bantuan senilai lebih dari 256 miliar rupiah.
(Bantuan Indonesia untuk Palestina. Sumber: Kementerian Luar Negeri)
Isu Palestina akan selalu hadir dalam jantung politik luar negeri Indonesia. Nasib dan masa depan bangsa Palestina selalu ada dalam helaan diplomat Indonesia. Semoga para petani dan masyarakat Palestina diberikan kekuatan untuk bertahan menghadapi represi Israel.
ADVERTISEMENT
--o0o--