Konten dari Pengguna

Wajib Imunisasi di Amerika Serikat

Prayoga Limantara
Diplomat Indonesia pernah ditempatkan di KBRI Washington, DC. Saat ini tengah menempuh diklat Sesdilu 4.0.
23 Agustus 2018 12:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prayoga Limantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fatwa MUI mengenai vaksin MR, sebenarnya tidak perlu menjadi polemik. Di negara maju seperti Amerika Serikat saja, masih banyak orang tua yang menolak memvaksin anaknya karena alasan agama dan kepercayaan. Bedanya di negeri Paman Sam tersebut, jika terjadi suatu wabah dan kondisi darurat semua warga diperlakukan sama dan wajib divaksin.
ADVERTISEMENT
Hari masih pagi. Mentari masih malu-malu bersinar. Rerumputan di sepanjang jalan Kensington Avenue, Maryland, Amerika Serikat masih tertutup salju yang turun deras dua hari sebelumnya. Di lantai dua sebuah bangunan bercat putih, riak tangis anak-anak terdengar nyaring.
Pagi itu saya dan istri tengah mengantar anak ke klinik. Di ruang tunggu ada setengah lusinan pasangan orang tua dan anak yang nampak gelisah. Semua bertujuan sama, menunggu giliran untuk divaksin. Tidak tanggung-tanggung, hari itu anak kami disuntik empat jenis vaksin secara langsung.
(Ilustrasi vaksinasi. Foto: pixnio.com)
Pilihan Wajib
Seperti di banyak negara, imunisasi anak adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh para orang tua di Amerika. Meski tidak ada ketentuan yang mengikat di tingkat nasional, seluruh negara bagian di Amerika memiliki peraturan daerah yang mewajibkan imunisasi bagi anak-anak usia sekolah.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 9 jenis imunisasi wajib (dan gratis) yang harus diberikan pada anak di bawah 12 tahun di negara bagian tempat kami pernah tinggal di Maryland, yaitu vaksin DTP, Polio, Hib, MMR, Varicella, Hepatitis B, PCV, dan Meningococal. Yang sedikit membedakan dengan praktik di Indonesia adalah kewajiban imunisasi diterapkan secara lebih tegas dan mengikat di Amerika. Bagi anak yang tidak memenuhi ketentuan imunisasi yang dijadwalkan pada usianya, maka anak tersebut akan dilarang bersekolah di sekolah umum.
(Kewajiban Imunisasi Anak Usia Sekolah mulai dipraktikan di Amerika Serikat sejak tahun 1960. Foto: Library of Congress)
Kewajiban imunisasi yang mengikat ini bukan tanpa alasan. Pada tahun 2014, ada 667 kasus penyakit campak (measles) yang terjadi di Amerika. Puncaknya di tahun itu, terdapat 383 kasus yang merebak secara bersamaan pada suatu wilayah di Ohio, Amerika Serikat. Padahal, Amerika Serikat telah menyatakan diri bebas dari penyakit campak sejak tahun 2000. Mereka yang terkena campak mayoritas adalah warga yang menolak untuk divaksin dan terpapar virus saat tengah berkunjung ke negara lain.
ADVERTISEMENT
Herd Immunity
Imunisasi pada prinsipnya adalah membangun "herd immunity", atau daya tahan kelompok terhadap suatu penyakit secara kolektif. Artinya, efektivitas imunisasi sangat ditentukan dari seberapa banyak persentase warga dari keseluruhan populasi yang diimunisasi. Semakin banyak warga yang telah divaksin, semakin kecil kemungkinan mewabahnya suatu penyakit.
(Ilustrasi Herd Immunity. Foto: kidsdata.org)
Imunisasi bukan berarti mengeliminasi total suatu penyakit. Kemungkinan anak yang telah divaksin untuk terjangkit tetap ada, meskipun kecil. Yang terpenting adalah imunisasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit sehingga memperkecil resiko fatal yang dapat ditimbulkan.
Satu hal yang sering disalahpahami oleh orang tua yang menolak vaksin adalah bahwa keputusan tersebut adalah hak mereka sebagai seorang wali. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa mereka lebih tahu dan berwenang memutuskan hal yang terbaik baik bagi anak-anaknya seorang.
ADVERTISEMENT
Padahal keengganan orang tua memvaksin anaknya dapat berdampak pada anak-anak lain di sekitarnya, bahkan pada mereka yang telah divaksin. Anak yang tidak divaksin berpotensi besar menjadi sumber awal merebaknya suatu penyakit dan membahayakan masyarakat pada umumnya.
Bom Waktu
Meski demikian, beberapa negara bagian di Amerika masih memberikan ruang bagi orang tua untuk menolak untuk vaksinasi anak karena alasan agama atau alasan lainnya. Bagi mereka yang menolak, diwajibkan untuk menandatangani surat pernyataan mengenai pilihan tersebut.
(Surat Keterangan Keberatan Vaksinasi. Foto: Dokumentasi pribadi)
Yang menarik adalah dalam surat pernyataan tersebut tercantum suatu klausul yang mengikat. Surat pernyataan itu menyatakan bahwa kebebasan untuk memilih tidak divaksin tidak tak terbatas. Jika terjadi suatu epidemi atau merebaknya wabah suatu penyakit, maka seluruh warga wajib divaksinasi. Tanpa ampun, tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
Kebebasan memilih ini pernah saya tanyakan kepada dokter yang menangani anak kami. Sebagai negara demokratis, mengapa kewajiban imunisasi harus dipaksakan kepada seluruh warga Amerika? "Karena mereka yang tidak divaksin itu ibarat bom waktu yang berjalan. Sekali meledak, musnahlah masa depan seluruh bangsa Amerika," tuturnya sambil tersenyum.
--o0o--