Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Filosofi Ki Hajar Dewantara: Koneksi Antarmateri
30 Januari 2024 7:28 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Preddy Silitonga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
ADVERTISEMENT
Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan. Tujuan dari pendidikan adalah memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Menurut beliau, pendidikan merupakan salah satu pintu masuk untuk mewujudkan manusia yang merdeka. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Konsep pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD adalah menerapkan merdeka belajar yang berorientasi pada murid melalui pendekatan yang holistik.
Menjadi guru yang mampu membuat keputusan yang tepat tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan pandangan Ki Hadjar Dewantara yaitu sistem among dan pratap triloka. Dalam hal ini guru sebagai pamong dapat menerapkan sistem among dalam pembelajaran untuk menunjukkan karakter bagi murid. Selain itu pratap triloka menjadi sangat penting dalam konteks sekolah yaitu dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Unsur penting dalam pratap triloka adalah Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani yang berarti bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus bisa menjadi teladan bagi muridnya. Pemimpin pembelajaran harus mampu membangun kerjasama dengan muridnya untuk menjadikan murid terampil dalam mengambil suatu keputusan melalui peran guru sebagai coach dan motivator sehingga murid mengetahui potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bijaksana serta berpihak kepada murid yang merupakan subjek dalam sistem pendidikan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam mengambil suatu keputusan. Secara kodrat, nilai nilai yang terkandung dalam diri kita sudah ada tertanam dalam diri kita seperti nilai nilai universal meliputi keadilan, tanggungjawab, kejujuran, bersyukur, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran dan masih banyak lagi. Kaitannya sebagai seorang pendidik yang memiliki nilai-nilai universal tersebut bisa diajarkan melalui pengalaman dan keteladanan bagi murid-murid kita. Sekecil apapun perilaku dan perbuatan kita akan kita pertanggungjawabkan kelak kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita semuanya berasal dari sang pencipta.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, tidak jarang seorang guru berada dalam posisi yang menuntutnya untuk mengambil keputusan dalam posisi benar atau salah, seorang guru berada pada situasi dilema etika (benar lawan benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar lawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang tepat. Proses yang rumit ini berdampak pada diri seorang guru dan lingkungan sekolahnya dimana akan muncul pertentangan nilai yang tertanam dan yang diyakininya sehingga dapat mempengaruhi prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Memilih dua kebenaran yang saling bertentangan adalah sesuatu yang sangat sulit, namun keputusan tetaplah harus diambil. Memilih paradigma dan prinisp dalam mengambil keputusan bersifat subjektif karena setiap orang memiliki pandangan berbeda dikarenakan perbedaan yang dianutnya. Maka di sinilah nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong kita untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. Dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi kepentingan murid, seorang guru akan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama.
ADVERTISEMENT
3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Aktivitas terbimbing melalui kegiatan coaching membantu seorang pendidik dalam menggali informasi yang dibutuhkan sebelum pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, kadang-kadang ditemukan permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan, terlebih jika keputusan yang kita ambil menimbulkan konflik. Salah satu cara untuk mengambil keputusan yang baik bisa dilakukan dengan coaching. Melalui proses coaching ini akan memberi manfaat yang berarti bagi guru bahkan murid untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan juga bagaimana nantinya untuk mengambil keputusan yang bertanggungjawab.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya keputusan yang dibuat adalah untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, agar keputusan yang diambil efektif, maka seorang guru harus memegang nilai – nilai kebajikan yang tertanam dalam diri dan menerapkan 9 langkah pengujian keputusan yaitu mengidentifikasi bahwa terdapat nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, melakukan pengujian benar atau salah baik melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran serta uji panutan atau idola, melakukan pengujian paradigma benar atau salah yang memuat 4 paradigma yaitu : individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan serta jangka pendek lawan jangka Panjang, melakukan prinsip resolusi yakni berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis aturan atau berpikir berbasis rasa peduli, melakukan investigasi opsi trilemma, membuat keputusan, melihat kembali keputusan kemudian merefleksikannya.
ADVERTISEMENT
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Pada saat seorang pendidik mengambil keputusan, seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar pengambilan keputusan dilakukan secara sadar penuh, sadar dengan berbagai pilihan dan juga dampak yang akan ditimbulkannya. Seorang guru yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengenai aspek sosial emosional maka dipastikan dalam pengambilan keputusan akan lebih bersifat positif dan bertanggungjawab. Kesadaran akan aspek sosial emosional di saat mengambil keputusan juga dapat membantu seorang pendidik mengahadapi masalah dilema etika.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
ADVERTISEMENT
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah kemampuan seorang pendidik untuk menunjukkan empati. Ketika seorang guru mengalami dilema etika maka prinsip dan paradigma yang tepat akan membantunya dalam mengambil keputusan. Sedangkan dalam kasus moral, nilai kebajikan yang tertanam dalam diri seorang guru akan menentukan bagaimana keputusan akan diambil. Seorang guru perlu mengasah nilai-nilai kebajikan dalam dirinya untuk bisa mengatakan benar jika benar dan salah jika salah. Melalui 9 langkah pengambilan keputusan, seorang guru akan mampu menerapkan nilai-nilai kebajikan yang ada dalam dirinya utamanya pada saat melakukan pengujian intuisi yang berkaitan dengan nilai –nilai yang bertentangan dengan dengan nilai yang dianutnya.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Sebuah pengambilan keputusan yang tepat tentunya sudah lolos dalam tahapan pengujian. Keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada lingkungan yang nyaman, aman, positif, dan kondusif karena kita sebagai pemimpin pembelajaran mengambil keputusan yang tepat yang dapat berdampak positif bagi banyak pihak yang ada disekolah/lingkungan asal. Keputusan yang diambil tentunya sudah melewati tahap uji legalitas supaya tidak melanggar hukum, tidak melanggar kode etik. Kemudian perlu dilakukan pengujian halaman depan koran lewat publikasi dengan banyak orang apakah keputusan yang diambil menimbulkan ketidaknyamanan. Apabila dalam proses pengujian dilakukan dengan lengkap maka resiko yang ditimbulkan bisa diminimalisir atau bahkan tidak memiliki resiko. Keputusan yang diambil akan bernilai positif apabila mendapat dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, dampak yang diambil dari keputusan akan mempengaruhi lingkungan lebih positif, kondusif, aman dan nyaman.
ADVERTISEMENT
7. Apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah nilai-nilai yang dianut seseorang dan budaya sekolah yang sudah lama dilakukan. Paradigma berpikir dari semua warga sekolah serta masyarakat lingkungan sekolah yang terkadang dipengaruhi oleh zaman yang berbeda dimana kita ketahui bahwa dalam era industri 4.0 sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat saat ini. Kesulitan lain yang muncul saat pengambilan keputusan adalah masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang bersifat dilema etika. Saya juga masih khwatir untuk membuat keputusan apakah sudah tepat atau tidak serta masih adanya perbedaan pola pikir dan sudut pandang untuk membuat kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengambilan keputusan yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pola pengajaran yang kita lakukan terhadap murid. Dalam konteks pengajaran yang memerdekakan murid, maka proses pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpihak pada murid. Pengajaran yang memerdekakan murid bisa dilakukan oleh seorang guru melalui pembelajaran diferensiasi yang dipilihnya yang bisa mengakomodasi kebutuhan murid secara utuh. Seorang guru hendaknya lebih banyak memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat dan potensi yang dimiliknya. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain yang membuat mereka mendapatkan kebahagiaannya.
ADVERTISEMENT
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang guru yang merupakan pemimpin pembelajaran harus memahami dengan baik paradigma pengambilan keputusan yang diambil yang mana salah satunya adalah paradigma jangka pendek lawan jangka panjang. Ketika guru diperhadapkan dengan suatu kasus, maka guru seharusnya mengkaji lebih dalam apakah dampak yang diberikan berpengaruh terhadap masa depan muridnya ketika membuat keputusan. Maka langkah terbaik yang dilakukan seorang guru adalah mempertimbangkan dampak jangka panjang yang bisa mempengaruhi masa depan anak. Keberhasilan seorang guru untuk menciptakan masa depan yang baik untuk muridnya bukan saja mengajarkan kecerdasan kognitifnya akan tetapi juga mengajarkan kecerdasan sosial – emosional serta spiritual anak. Karena ketika proses ini dilakukan secara utuh maka akan mendukung potensi yang dimiliki anak dan membawa pengalaman yang bisa mempengarhi cara berpikir anak kelak ketika mengambil keputusan untuk masa depannya.
ADVERTISEMENT
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pembelajaran dan pengalaman yang saya peroleh dengan mempelajari modul 3.1 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran adalah semua keputusan yang diambil harus penuh pertimbangan secara teliti dan dilakukan dalam keadaan sadar penuh. Menjadi guru yang mampu membuat keputusan yang tepat tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan pandangan Ki Hadjar Dewantara yaitu sistem among dan pratap triloka. Dalam hal ini guru sebagai pamong dapat menerapkan sistem among dalam pembelajaran untuk menunjukkan karakter bagi murid. Selain itu pratap triloka menjadi sangat penting dalam konteks sekolah yaitu dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Adapun kaitan dengan modul-modul sebelumnya, pembelajaran pada modul 3.1 ini adalah saling berkaitan. Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntun segala proses dan kodrat anak untuk mencapai sebuah keselamatan dalam kebahagiaan yang setinggi-tinginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah, maupun masyarakat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Dalam proses pengambilan keputusan, kadang-kadang ditemukan permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan, terlebih jika keputusan yang kita ambil menimbulkan konflik. Salah satu cara untuk mengambil keputusan yang baik bisa dilakukan dengan coaching. Melalui proses coaching ini akan memberi manfaat yang berarti bagi guru bahkan murid untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan juga bagaimana nantinya untuk mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Coaching sendiri tidak hanya dilakukan pada murid, tetapi dapat juga diterapkan untuk membantu rekan guru, atau seluruh warga sekolah untuk menciptakan kondisi yang aman, nyaman dan membangun kebiasaan/budaya positif sekolah.
ADVERTISEMENT
Pengambilan keputusan yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pola pengajaran yang kita lakukan terhadap murid. Dalam konteks pengajaran yang memerdekakan murid, maka proses pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpihak pada murid. Pengajaran yang memerdekakan murid bisa dilakukan oleh seorang guru melalui pembelajaran diferensiasi yang dipilihnya yang bisa mengakomodasi kebutuhan murid secara utuh. Keputusan yang selalu berpihak pada murid sejalan dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan di dunia akhirat yang akan melahirkan generasi emas Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila melalui pendidikan yang memerdekakan.