Afrika dalam Ekonomi Global: Mengapa Afrika Selatan Ada di BRICS?

Priagung Arif Budi Wibawa
Mahasiswa Magister Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
3 Desember 2023 16:34 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Priagung Arif Budi Wibawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Afrika Selatan Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Afrika Selatan Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Afrika Selatan merupakan negara yang berada di selatan Benua Afrika tepat nya berada di bagian paling selatan di Benua Afrika. Negara ini dikenal sebagai negara dengan kultur yang beragam, hal ini saja telah tercerminkan melalui lagu kebangsaan mereka yang memadukan tiga bahasa di dalam liriknya, selain keberagaman baik dari segi etnis dan kultur--Afrika Selatan dikenal sebagai negara yang memiliki kondisi geografi yang unik di mana terdapat banyak gunung dan lembah yang menyelimuti negara ini. Hal ini juga membuat Afrika Selatan memiliki banyak taman konservasi alam dan salah satu yang terkenal di dunia adalah Taman Nasional Kruger.
ADVERTISEMENT
Keindahan dan keunikan dari Afrika Selatan tentunya tidak luput dari masa lalu yang kelam, seperti sebagaimana sejarah mencatat, Afrika Selatan memiliki masa lalu yang kelam di mana praktik rasisme yang dimulai ketika adanya undang-undang pemisahan lahan atau Land Act of 1913 antara kelompok kulit putih dan kulit hitam yang menjadi dasar dari rasisme dan terus berkembang dan merajalela di abad ke-20.
Undang-undang tersebut memisahkan hak-hak warga kulit hitam dan membuat mereka sebagai penduduk kelas rendah hingga pada puncaknya di tahun 1950-an dengan dikeluarkannya peraturan segregasi yang secara konkret melegalkan praktik dan perlakuan rasisme di Afrika selatan.
Perjuangan bangsa Afrika dalam melawan Apartheid dimulai di tahun 1960-an dan 70-an di mana kesadaran akan tindakan yang tidak adil ini mendorong masyarakat khususnya dari kelompok tertindas untuk melakukan protes. Masyarakat dari kelompok tertindas juga menciptakan perserikatan kerja akibat perlakuan dan ketidaksetaraan yang mereka alami dalam dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Dunia internasional juga tidak tinggal diam dalam melihat praktik apartheid yang merajalela ini, terbukti selama masa apartheid banyak negara dan organisasi internasional yang memboikot dan memberikan sanksi terhadap rezim Afrika Selatan yang membuat perekonomian mereka semakin terpuruk di tengah adanya kesenjangan yang terjadi di dalam negeri.
Ilustrasi benua Afrika. Foto: Alexander Lukatskiy/Shutterstock
Politik internal yang terjadi di dalam Afrika juga mulai bergeser di mana pemerintah Afrika Selatan mulai membuat kebijakan baru yang akhirnya memperbolehkan partai dari kelompok kulit hitam ANC atau African National Congress untuk duduk di parlemen pada tahun 1989 hal ini mendesak pemerintah untuk bernegosiasi dengan kelompok tertindas dalam menciptakan konstitusi baru.
Tokoh ternama dalam perjuangan masyarakat kelompok kulit hitam Afrika Selatan dan sekaligus menjadi simbol perjuangan dalam melawan apartheid adalah Nelson Mandela yang merupakan pemimpin dari ANC dan sempat dipenjara dua kali oleh rezim yang berkuasa menjadi salah satu faktor pendorong utama masyarakat untuk menentang praktik dari apartheid ini.
ADVERTISEMENT
Apartheid mulai menunjukkan keruntuhan di tahun 1990 di mana Nelson Mandela dibebaskan dari penjara. Nelson Mandela bersama dengan Partai ANC terpilih dalam pemilihan terbuka pertama di Afrika Selatan pada tahun 1994 di mana Nelson Mandela menjadi Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan sekaligus menjadi puncak kehancuran apartheid.
Apartheid memang telah runtuh, namun luka yang tidak ditinggalkan tidak hanya sekadar berbentuk trauma emosional, melainkan juga luka pada sektor ekonomi dan finansial di Afrika Selatan. Apartheid yang memisahkan ras ini menyebabkan hanya sebagian kecil dari total penduduk Afrika Selatan dapat mengenyam pendidikan, hal ini menyebabkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan menjadi sedikit. Sementara kelompok kulit hitam mayoritas tidak mampu mendapatkan edukasi yang menyebabkan mereka hanya dapat menjadi pekerja kasar tanpa adanya ilmu dan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
Apartheid juga menyebabkan adanya kesenjangan infrastruktur, pemisahan antara kelompok membuat pembangunan tidak merata, kawasan kelompok minoritas kulit putih di Afrika Selatan mendapat perhatian lebih dalam pembangunan infrastruktur, sementara kelompok kulit hitam tidak mendapat akses yang sama.
Meskipun begitu kepemimpinan Nelson Mandela terus berupaya dalam memberantas kesenjangan-kesenjangan yang dihadapi dengan melakukan diversifikasi ekonomi yang tadinya bergantung pada pertambangan kini meluas ke sektor lain seperti pariwisata, jasa dan lain sebagainya.

Apa itu BRICS? Bagaimana Peran BRICS dalam Ekonomi Global?

Ilustrasi BRICS Summit. Foto: Shutterstock
BRICS yang merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok (China), dan Afrika Selatan (South Africa) merupakan organisasi internasional yang bergerak khususnya dalam bidang ekonomi dan politik.
Organisasi ini terbentuk di tahun 2010 namun dalam sepak terjangnya sebelum dikenal sebagai BRICS negara-negara anggota organisasi ini minus Afrika Selatan telah terlebih dahulu mengelompokkan diri mereka sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus pada 2002 dan dikenal dengan istilah BRIC.
ADVERTISEMENT
Terminologi BRIC sendiri dikenalkan oleh ekonom ternama yang berasal dari Inggris Jim O’Neil yang menggunakan istilah BRIC dalam jurnalnya yang dipublikasikan melalui Goldman Sach’s yang berjudul Building Better Global Economic BRICs yang dipublikasikan pada tahun 2001.
'O’niell menilai bahwasanya negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, dan China akan menjadi negara-negara dengan kekuatan ekonomi yang besar dalam beberapa dekade ke depan. Awalnya negara-negara BRICS bertemu secara informal dalam pertemuan umum PBB, namun sejak tahun 2002 negara-negara ini terus melakukan pembahasan secara informal hingga akhirnya pada 2010 negara-negara tersebut meresmikan organisasi baru dan mengundang Afrika Selatan untuk bergabung, organisasi ini kita kenal dengan nama BRICS.
Bagaimana peran BRICS dalam ekonomi global? BRICS seperti memberikan angin segar di dalam perekonomian global, hal ini dibuktikan dengan didirikannya institusi ekonomi baru yang kerap dibandingkan dengan International Monetary Fund (IMF) yang bernama New Development Bank atau yang disingkat NDB.
ADVERTISEMENT
NDB sendiri berfokus pada pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dengan bunga yang lebih rendah, hal ini tentunya menarik banyak negara-negara berkembang mengingat fokus sebagian negara berkembang adalah pembangunan. IMF sendiri sejatinya mampu memberikan pinjaman yang dapat digunakan untuk pembangunan, namun dengan bunga yang lebih tinggi dan persyaratan yang dinilai lebih rumit membuat NDB kerap dipandang sebagai alternatif yang lebih baik.
Hal ini membuat BRICS menjadi organisasi internasional dengan kekuatan finansial yang cukup besar mengingat NDB di danai oleh negara anggota BRICS dengan Tiongkok sebagai pendonor terbesar di NDB.

Mengapa Afrika Selatan diundang ke dalam BRICS dan bukan negara afrika lain?

Ilustrasi Gajah di Taman Nasional Hwange Zimbabwe, Afrika Selatan. Foto: Shutter Stock
Prediksi Jim O’Niell terbukti benar dengan Tiongkok, India, Rusia,dan Brazil kini menjadi kekuatan ekonomi global, namun bagaimana dengan Afrika Selatan? O’niell tidak memprediksi Afrika Selatan namun mengapa Afrika Selatan kini menjadi salah satu anggota dari organisasi internasional dengan pengaruh yang cukup besar dalam ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Padahal kini gelar negara afrika dengan pertumbuhan ekonomi terpesat dipegang oleh Nigeria dengan IMF memprediksikan di tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Nigeria sebesar 3.2% dibanding pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan yang hanya sebesar 1.2% pertumbuhan ekonomi ini dapat menjadi patokan pengaruh negara dalam perekonomian global.
Terdapat dua hal utama yang mendorong BRIC mengundang Afrika Selatan, yaitu secara ekonomi dan secara politik. Afrika Selatan mulai berbenah setelah runtuhnya apartheid khususnya di sektor ekonomi dengan mulainya diversifikasi ekonomi yang tadinya sangat bergantung kepada sumber daya alam kini mulai beralih ke sektor jasa, finansial, dan manufaktur, selain itu Afrika Selatan berusaha untuk mengurangi kesenjangan sosial dengan pemerataan pembangunan infrastruktur.
Pembenahan Afrika Selatan menjadikan mereka sebagai Negara dengan pertumbuhan terpesat di Afrika pada masa itu hal ini menarik perhatian negara-negara BRIC, selain itu pasar luas yang dimiliki Afrika Selatan menjadikan daya tarik terhadap negara BRIC yang berorientasi kepada ekspor selain itu sumber daya alam khususnya dibidang pertambangan juga diminati oleh BRIC yang membuat Afrika Selatan dilirik. Negara BRIC secara politik melihat letak geografis Afrika Selatan sebagai sebuah kelebihan, dimana Afrika Selatan dapat menjadi pintu masuk bagi kerjasama negara-negara di Afrika.
ADVERTISEMENT
Hal-hal tersebut tidak dimiliki oleh Nigeria pada saat itu ekonomi Nigeria sangat bergantung pada minyak dan PDB Nigeria yang berada dibawah Afrika Selatan, selain itu konflik internal di Nigeria dengan adanya kelompok Boko Haram membuat BRIC berfikir dua kali untuk mengajak Nigeria.
Afrika Selatan tentunya mendapat keuntungan dengan bergabung kedalam BRICS, hal ini mencakup investasi asing, citra Afrika Selatan di dunia dan tentunya kepentingan mereka salah satunya kerjasama selatan-selatan.
Kesimpulan dalam artikel ini adalah, Afrika Selatan memiliki daya tarik tersendiri yang dilihat oleh negara-negara BRIC. Sejarah kelam tidak menghambat pertumbuhan Afrika Selatan khususnya di bidang ekonomi, hal ini membuat Afrika Selatan menjadi negara yang dikenal dengan resiliensi yang tinggi. Hal ini mendorong BRIC untuk mengundang Afrika Selatan sebagai anggotanya dalam upaya merubah perekonomian global ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT