Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perpustakaan, Bagian Integral Sekolah yang Terlupakan
6 Oktober 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Pricilia Grasela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada bulan September lalu, saya mengunjungi salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Sekolah sepi, hanya ada guru dan staf sekolah. Siswa kami belajar online, begitu kata mereka. Saya enggan bertanya lebih lanjut. Akhirnya, kami menelusuri bangunan sekolah dan mampir sejenak di perpustakaan.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan terletak di belakang bangunan utama sekolah. Jauh dan terpojok. Suasananya lebih sepi lagi. Terlihat penjaga perpustakaan sedang duduk di meja. Saya berjalan mengelilingi ruang perpustakaan, mengambil beberapa buku, dan membuka lembaran demi lembaran. Tidak lama. Setelah itu, saya mengembalikan buku kembali.
Semua jenis buku adalah buku pelajaran. Mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas SMA. Buku-buku tersusun tak beraturan. Beberapa rak kayu menjulang tinggi menyita banyak tempat. Sementara itu, kertas ujian menumpuk tersimpan di atas meja. Ada beberapa meja dan kursi disediakan untuk membaca di sana. Namun letaknya tak beraturan
Saya menghela napas. Jika saya seorang siswa, saya enggan mengunjungi perpustakaan. Jarak yang jauh dari kelas, ditambah ruangan yang sumpek dan berantakan. Belum lagi ruangan yang berdebu. Saya menemukan banyak debu di tumpukan buku. Bahkan beberapa buku telah menjadi santapan lezat para kutu buku.
Menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah, yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan suatu unit kerja tersendiri untuk mendukung proses belajar mengajar warga sekolah, khususnya siswa sekolah tersebut. Kegiatan unit kerja Perpustakaan meliputi pengadaan bahan perpustakaan, pendataan dan penataan, penyimpanan serta pendayagunaan koleksi bahan perpustakaan.
Penyelenggaraan kegiatan perpustakaan perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai berupa gedung/ruang perpustakaan dan prasarana lainnya berupa perabot dan peralatan perpustakaan sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar yang optimal.
Berkaca dari Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, perpustakaan tidak sebatas ruang baca saja. Perpustakaan memiliki peran besar dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Perpustakaan tidak hanya segudang ilmu bagi siswa. Namun, perpustakaan mampu mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Namun, peran perpustakaan ini sepertinya tidak disadari oleh sebagian sekolah. Perpustakaan hanya dijadikan sebagai pelengkap saja, atau fasilitas sekolah tambahan. Asalkan punya perpustakaan, asalkan ada tempat penyimpanan buku. Hasilnya, perpustakaan jarang mendapat sentuhan dari pihak sekolah. Layaknya gudang kertas.
Buku-buku dibiarkan menumpuk tak beraturan. Debu terbang menghiasi sampul buku. Sebagian buku mulai rapuh termakan rayap dan kutu buku. Sementara itu, sudut perpustakaan menjadi penyimpanan rak dan meja usang. Bahkan sinar matahari enggan memasuki ruangan berdebu tersebut. Tampaknya, perpustakaan menjadi hal sepele bagi sekolah. Sungguh ironis, jika ada ratusan perpustakaan sekolah Indonesia bernasib demikian.
ADVERTISEMENT
Maka, penyediaan ruangan perpustakaan tidak cukup. Sekolah harus memastikan bahwa ruangan tersebut nyaman digunakan siswa untuk membaca dan belajar. Penerangan yang baik, ruangan yang luas dan bersih, sirkulasi udara yang baik, serta mudah dijangkau oleh guru dan siswa.
Ruangan polos tanpa warna adalah hambar. Perpustakaan memerlukan sentuhan alat pendukung untuk memolesnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa. Sekolah harus memperhatikan penataan meja dan kursi untuk membaca, mulai dari jarak, letak, hingga kapasitasnya.
Pilihlah warna dinding yang soft untuk menambah ketenangan siswa ketika membaca. Pastikan letak rak penyimpanan buku tidak menyita banyak ruang di perpustakaan. Hal ini untuk menghindari kesan perpustakaan sempit. Maka, pastikan rak yang digunakan tidak melebihi kapasitas ruangan.
ADVERTISEMENT
Jangan lupakan perangkat utama perpustakaan, yakni buku-buku. Sekolah perlu menjaga kebersihan buku di perpustakaan. Rawatlah buku tersebut agar tidak disantap rayap dan kutu buku. Rajinlah membersihkan buku-buku dari debu dan kotoran. Sekolah juga memperhatikan penyusunan buku yang tepat di perpustakaan. Pastikan buku-buku disusun berdasarkan jenis dan kategori buku.
Perpustakaan bukanlah sebatas gudang ilmu. Perpustakaan memiliki peran besar dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Mari ciptakan perpustakaan sekolah yang nyaman dan menyenangkan bagi warga sekolah.