Mendengarkan Earphone di Telinga Terlalu Kencang Tingkatkan Resiko Tuli

Prima Trisna Aji
Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Konten dari Pengguna
26 Agustus 2023 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prima Trisna Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika menguji ujian skripsi mahasiswa/Foto : Dokpri
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika menguji ujian skripsi mahasiswa/Foto : Dokpri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musik saat ini merupakan salah satu hidangan hiburan bagi masyarakat pada umumnya, hampir semua kalangan banyak mendengarkan musik. Ada yang mendengarkan musik sambil bekerja dengan speaker, ada yang mendengarkan musik diperjalanan menggunakan Aerphone dll.
ADVERTISEMENT
Aerphone merupakan alat bantu pendengaran yang dipasang dilubang telinga yang bertujuan supaya suara tidak keluar serta tidak didengar oleh orang lain. Tujuan pemasangan aerphone salah satunya digunakan supaya tidak mauy didengarkan oleh orang lain karena suara private ataupun supaya tidak mengganggu orang lain.
Mendengarkan musik menggunakan aerphone sambil perjalanan merupakan salah satu hal yang menyenangkan dikarenakan tidak menyebabkan mengantuk. Headshet atau aerphone mempunyai efek samping apabila digunakan secara berlebihan. Penggunaan volume aerphone yang kencang dan berlebihan bisa mengganggu fungsi pendengaran manusia.
Menurut penelitian dari WHO bahwa lebih dari 1milliar orang berusia 12 – 35 tahun beresiko kehilangan pendengarannya dikarenakan sering mendengarkan musik memakai headshet atau aerphone dengan volume yang keras dan kencang. Hal ini dikarenakan volume suara yang keras dapat merusak sel – sel saraf pendengaran sehingga telinga akan kesulitan atau bahkan tidak akan bisa menghantarkan rangsangan suara untuk menuju ke otak yang mengakibatkan akan beresiko terjadinya tuli.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanda apabila telinga mulai merasakan gangguan adalah terjadi tinitus atau telinga yang berdengung sehingga akan sering meminta lawan bicara untuk mengulang apa yang diucapkannya. Kemudian ketika melihat televisi atau mendengarkan radio harus meningkatkan volume suara tersebut. Gejala lainnya adalah telinga mulai terasa nyeri dan sakit. Apabila terjadi merasakan gejala tersebut, hal yang pertama harus dilakukan adalah menghentikan kebiasaan mendengarkan volume kencang segera dihentikan serta segera memeriksakan diri ke dokter Spesialis THT.
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji memberikan tips yang aman ketika mendengarkan Headshet atau aerphone untuk mencegah terjadinya tunitis yaitu : Atur volume suara tidak lebih dari 60%, hindari penggunaan headshet selama lebih dari 1 jam dan istirahatkan telinga setidaknya selama 5 menitsetiap jamnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu bahaya menggunakan headset terhadap kesehatan yang harus anda perhatikan adalah gangguan pada otak. Paparan jangka panjang terhadap suara keras dapat menyebabkan gangguan otak dalam menerima sinyal suara. Lama kelamaan, menggunakan headset tanpa aturan dapat menyebabkan keluhan pusing berputar atau vertigo. Maka dari itu pentingnya kita harus menghindari sedini mungkin mendengarkan suara apapun menggunakan headshet dengan volume kencang. *Red