Globalisasi Menciptakan Manusia Hedonis Sebagai Perwujudan Paham Kapitalisme

PRIMADIANI DIFIDA WIDYAPUTRI
Third Year Student of International Relations at Universitas Islam Indonesia
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2021 14:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PRIMADIANI DIFIDA WIDYAPUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Ilustrasi Manusia Hedonis (Sumber: www.shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Ilustrasi Manusia Hedonis (Sumber: www.shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Globalisasi didefinisikan sebagai suatu proses internalisasi berbagai macam aspek dalam kehidupan yang saling berkaitan. Di mana ketika proses ini terjadi akan memberikan pengaruh yang dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia. Kata globalisasi juga dipahami sebagai dimensi dunia yang terfragmentasi karena tersebarnya paham-paham global ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Meninjau pada konsep globalisasi yang kian mengalami peningkatan, terdapat reaksi-reaksi dari berbagai macam substansi dalam menanggapi hal ini. Dunia yang pada awalnya terbentuk atas satu kesatuan, harus beradaptasi dengan adanya proses internalisasi tersebut. Marshall McLuhan dalam bukunya The Global Village menanggapi konsep globalisasi sebagai alih-alih menciptakan dunia yang luas, globalisasi mengubah realitas dunia menjadi desa global (global village).
Terutama dalam bidang ekonomi, globalisasi mengusung adanya ketimpangan dalam kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan terdapat kebijakan pasar bebas yang dipelopori oleh Barat memperluas kapitalisme di dunia global.
Kapitalisme global mencakup bagaimana perbedaan signifikan bagi masyarakat internasional, yang mana memisahkan dua rumpun. Rumpun Barat sebagai pemodal profitabel dan rumpun Selatan sebagai buruh kasar nan miskin. Disparitas ini seolah-olah memberikan ketimpangan yang mengubah tatanan realitas kehidupan manusia. Sehingga taraf hidup manusia akan menentukan level suatu negara dalam peradaban ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
Globalisasi yang terus mengalami kemajuan melihat bahwa tatanan sosial perlu mengalami persuasi. Dengan demikian, globalisasi akan dengan mudah bersimpuh dan tinggal di dalam hidup manusia. Begitu juga kapitalisme global yang terus-menerus memprakarsai prosedur pendekatannya secara radikal.
Dunia semakin hari semakin mengalami perkembangan yang pesat untuk menuju bentuk yang ideal. Tatanan ekonomi yang sempurna digambarkan oleh adanya kapitalisme global dan demokrasi liberal. Kendatipun hal ini memberikan dampak negatif dan positif yang akan mengubah bentuk aktivitas manusia.

Ekonomi Kapitalis Pelopor Manusia Hedonis

Tak kalah penting, adanya globalisasi dalam rumpun sosiologi dipahami sebagai proses berseminya pola konsumsi masyarakat yang masif. Kondisi ini dipengaruhi oleh skema media periklanan yang sangat mudah dijumpai oleh manusia berkat globalisasi.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini bergantung pada ambisi manusia dalam berbelanja dan daya kontrol yang berubah sejak globalisasi memunculkan pengaruhnya. Masyarakat yang pada awalnya hanya membeli barang yang dibutuhkan, tidak lagi menggunakan konsep tersebut dalam berbelanja. Tergiur untuk belanja barang yang diinginkan menjadi landasan dalam paradigma hedonisme.
Hegemoni kapitalisme global berekspansi hingga ke cara pandang masyarakat mengenai pola hidupnya. Seiring berjalannya waktu manusia yang hidup berdampingan dengan pesatnya globalisasi akan menciptakan masyarakat konsumen. Ditambah lagi dengan peradaban manusia modern yang sudah sepenuhnya memiliki hak dalam memutuskan aspek-aspek pendukung perwujudan harapannya.
Masyarakat konsumen telah dikelilingi oleh hasil dedikasi kapitalisme global yang terjerat pada tatanan yang menomorsatukan kemudahan dan kecepatan sistem dalam pemenuhan kebutuhan yang instan. Situasi ini menjerat masyarakat dalam perputaran kreasi kapitalisme global. Lambat laun nilai dari kontrol diri atas pemenuhan kebutuhan tak lagi dapat ditahan.
ADVERTISEMENT
Faktanya pemenuhan kebutuhan masyarakat modern yang melekat menjadi gaya hidup, kebutuhan pokok sampai aktivitas konsumsi pada produk-produk harian merupakan invensi dari kapitalisme global. Pergerakan ini berawal dari para buruh yang dipekerjakan dalam proses produksi, kemudian melalui pendistribusian lintas negara masyarakat global menjadi sasaran pasar yang akan menjadi konsumen tetap dari produk kapitalisme global tersebut.
Peristiwa ini menjadi titik utama yang mengakibatkan adanya diferensiasi antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, yang mana seiring berkembangnya zaman identitas diri manusia di determinasikan dengan gaya hidup dan eksistensi sosialnya. Paul du Gay dalam bukunya yang berjudul Doing Cultural Studies; The Story of the Sony Walkman mengatakan bahwa kepemilikan atas suatu produk tidak lagi mementingkan nilai guna, melainkan pada nilai yang mendefinisikan pemilik barang tersebut. Produk-produk kreasi kapitalisme global akan menentukan status sosial di masyarakat. Dalam hal ini, barang-barang kapitalis yang mewah dan bermandikan berlian diinterpretasikan sebagai kaum superior.
ADVERTISEMENT
Perihal bagaimana gaya hidup manusia modern ini juga berdampak pada proses adaptasi masyarakat sebagai konsumen aktif yang menjadi budaya baru dalam eksistensi manusia global. Eksistensi ini ditandai dari kuantitas produk yang dimiliki oleh masyarakat dalam menyatakan bahwa derajatnya lebih tinggi. Dengan demikian, Jean Baudrillard dalam bukunya yang berjudul System of Objects menekankan bahwa kegiatan konsumsi bukan lagi tentang bagaimana kebutuhan primer terpenuhi, melainkan terdapat relevansi atas tindakan kontinuitas sebagai proses manipulatif dari nilai benda tersebut.

Kontrol Sosial Dalam Menghadapi Kapitalisme

Perhatian pada korelasi antara sistem ekonomi dan etika global harus menjadi sebuah topik perbincangan dunia, sebab perkembangan kapitalisme memiliki potensi yang besar dalam perumusan pola pikir manusia.
Inilah faktor terpenting yang memiliki nilai fundamental yang akan menciptakan sistem ekonomi yang manusiawi. Kesejahteraan masyarakat global dapat tercipta melalui penekanan pada nilai moral yang diterapkan secara masif. Maka dari itu tata kelola ekonomi global yang sempurna akan terwujud apabila titik esensial ekonomi mengarah pada martabat manusia bukan pada rasio pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Beberapa hal yang dinilai dapat menjadi pertimbangan dalam mengikuti perkembangan zaman dan era globalisasi yang kian membawa banyak pengaruh termasuk kapitalisme global adalah menjadi pribadi yang memiliki kontrol diri atas setiap tindakan yang akan dilakukan. Prinsip rasionalitas dalam memenuhi kebutuhan harus menjadi landasan utama untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
Menjadi manusia yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip kehidupan menjadikan kita tidak mudah untuk terbawa arus globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa pesatnya globalisasi membawa dua sisi yang saling berdampingan, yakni sisi negatif dan sisi positif. Maka perlu adanya penekanan pada sisi positif untuk dapat menghindari sisi negatif dari globalisasi tersebut.