Konten dari Pengguna

Data Pribadi: Antara Aman dan Terancam

Primarizki Ahmad Hariyono
Mahasiswa Universitas Airlangga
7 Mei 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Primarizki Ahmad Hariyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik

Apa itu Data?

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Data memegang peranan kunci dalam era digital, terutama di dalam konsep Society 5.0 dan Industry 4.0. Data sangat penting untuk hampir semua aspek kehidupan modern, termasuk pengambilan keputusan, analisis, dan kemajuan teknologi.
ADVERTISEMENT
Untuk memberi orang keyakinan bahwa informasi yang diberikan adalah valid dan didasarkan pada fakta yang terbukti, penting untuk merujuk pada data saat menyampaikan informasi. Namun, tidak semua data dapat dipercaya karena ada risiko membuat data palsu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan cross-check terhadap data yang dikumpulkan untuk memastikan kevalidan dan keabsahan.
Data tidak hanya terbatas pada angka numerik, tetapi juga mencakup informasi pribadi seperti nama, alamat, dan bahkan agama kepercayaan. Sebagai pengguna internet, menjaga keamanan data pribadi sangatlah penting. Kita tidak ingin data pribadi kita bocor, apalagi jika diretas atau dicuri oleh peretas yang tidak bertanggung jawab, dan kemudian dijual atau disalahgunakan.
ADVERTISEMENT

Kebocoran Data

Publik sangat khawatir tentang kebocoran data yang dilakukan oleh peretas bernama Bjorka pada tahun 2023. Bjorka telah mencuri data internal Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar 1,5 TB, termasuk 15 juta data pelanggan dan informasi karyawan. Pencurian ini telah menimbulkan kerugian besar dan risiko keamanan bagi individu dan organisasi yang terkait.
Selain itu, kekhawatiran tentang penyalahgunaan identitas dan pelanggaran privasi yang signifikan muncul sebagai akibat dari pembocoran data paspor 34,9 juta warga negara lain. Fakta bahwa Bjorka juga telah membocorkan 1,3 miliar data SIM card memperumit situasi ini dan menunjukkan peningkatan ancaman terhadap infrastruktur digital kita. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, penegakan hukum dan perlindungan data yang lebih ketat menjadi semakin penting.
ADVERTISEMENT

Pernyataan Kontroversial Johnny G. Plate

Semua kejadian kebocoran data pada situs pemerintahan mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Mantan Menteri Kominfo, Johnny G. Plate pernah memberi pernyataan yang kontroversial mengenai kebocoran data. Beliau mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus menjaga NIK masing-masing dalam merespon kebocoran data 1,3 miliar kartu SIM Card yang berisikan NIK, nomor telepon, operator yang digunakan, dan tanggal penggunaan. Pernyataan tersebut sangatlah konyol hingga masyarakat sangat geram mendengarnya. Bayangkan saja, kita dimintai data-data pribadi oleh pemerintah. Seharusnya mereka harus bisa menjaga data tersebut dengan baik. Tetapi saat terjadi kebocoran, alih-alih memperbaiki fasilitas penyimpan data, beliau malah menyalahkan masyarakat Indonesia.

Menjaga Data Pribadi Kita

Semua orang memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pribadi mereka sendiri. Selain upaya yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan dan swasta untuk melindungi data pribadi, kita sebagai individu juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi informasi pribadi kita. Salah satu langkah yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak memberikan nomor telepon atau informasi pribadi lainnya kepada orang yang tidak kita kenal, karena hal ini dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan data.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada beberapa tindakan praktis yang dapat kita ambil untuk memastikan bahwa data pribadi kita aman. Pertama dan terpenting, hindari mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan karena hal ini dapat memungkinkan serangan phishing atau malware. Kedua, berhati-hatilah saat mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Aplikasi dari situs dapat mengandung malware atau meminta izin akses yang berlebihan pada data pribadi kita. Terakhir, sangat penting untuk selalu memperbarui perangkat lunak kita karena pembaruan perangkat lunak biasanya mengandung perbaikan keamanan yang dapat mencegah kerentanan perangkat terhadap serangan siber.

Sumber

Pratama Persadha. (2024, Mei 2). Ramai soal Dugaan 1,3 Miliar Data SIM Card Bocor, Ini Analisis Pakar. Kompas.com. https://kompas.com/tren/read/2022/09/02/083700565/ramai-soal-dugaan-13-miliar-data-sim-card-bocor-ini-analisis-pakar
ADVERTISEMENT
Kompas.com. (2024, Mei 2). 34 Juta Data Paspor Diduga Bocor, Kemenkominfo Buka Suara. https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/05/204616165/34-juta-data-paspor-diduga-bocor-kemenkominfo-buka-suara?page=all
Akbar, F. (2024, Mei 2). 1,5 Terabite Data BSI Dicuri Geng Ransomware LockBit. detikcom. https://www.detik.com/jatim/bisnis/d-6718693/1-5-terabite-data-bsi-dicuri-geng-ransomware-lockbit
Media Indonesia. (2024, Mei 2). Bocornya Data Pribadi 200.000 Pengguna Facebook Marketplace Mengancam Keamanan Siber. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/teknologi/652046/bocornya-data-pribadi-200000-pengguna-facebook-marketplace-mengancam-keamanan-siber
Tempo.co. (2024, Mei 2). Dari Jaga NIK hingga Ganti Password, Berikut Deretan Pernyataan Kontroversial Menkominfo. Tempo.co. https://nasional.tempo.co/read/1632034/dari-jaga-nik-hingga-ganti-password-berikut-deretan-pernyataan-kontroversial-menkominfo
Eraspace. (2023). 7 Tips Wajib Bagaimana Menjaga Data Pribadi di HP Secara Aman. https://eraspace.com/artikel/post/7-tips-wajib-bagaimana-menjaga-data-pribadi-di-hp-secara-aman
Penulis : Primarizki Ahmad Hariyono
Prodi : Teknologi Sains Data '23 Universitas Airlangga