Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cara Menghadapi Balita Picky-Eaters
28 Oktober 2018 9:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Andi Mirati Primasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam setiap tahapan perkembangan anak seiring pertambahan usianya, selalu ada saja tantangannya, termasuk balita. Anak pun semakin mampu menunjukkan maksudnya kepada orang tua, termasuk mainan kesukaan, warna favorit, tokoh kartun idola, dan makanan yang ia gemari.
ADVERTISEMENT
Nah, jika sudah membahas makanan, pasti ibu yang punya anak balita, ujung-ujungnya akan curhat mengeluhkan kebiasaan anak yang suka pilih-pilih makanan atau picky-eater.
Bukannya tidak mau makan sih, tapi si kecil maunya makan beberapa jenis makanan yang ia sukai saja, namun secara kadar gizi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya. Bayangkan saja, jika sehari-harinya anak hanya mau mengunyah krupuk yang kriuk saja, sementara disuapin nasi malah pasang ATM (Aksi Tutup Mulut), pasti kita sebagai ibu jadi bingung mencemaskan dari mana asupan karbohidratnya. Atau saat diajak makan sayur malah balik badan atau lari-lari ke sana kemari, bukan main pusingnya yaa.
Karena kekhawatiran ini, banyak pula ibu yang mengambil sikap jalan pintas, dengan cara terus-menerus memberikan susu kepada anak, berharap susu bisa menjadi pengganti atau pemenuhan kebutuhan nutrisinya, namun ternyata hal ini salah besar. Susu justru bukanlah cara tepat untuk menyiasati balita picky-eater, karena dianggap tidak melatih anak untuk makan atau menyukai makanan, begitu sih kata ibu saya.
ADVERTISEMENT
Picky-eater ini juga kadang menjadi dilema yang mengundang drama. Bayangkan saja, di sela-sela kesibukan kita mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tiba-tiba anak mogok makan karena makanan yang kita sediakan di meja makan, ternyata tidak ada lauk kesukaannya. Ketika orang tua mulai tak bisa menahan diri, keinginan untuk memaksa anak makan pun timbul, lalu anak mulai melancarkan aksi pemberontakan, mengamuk sedemikian rupa, bahkan mamanya dikatakan jahat karena memaksanya makan makanan yang tidak disukainya.. Aduh.. aduh..
Ternyata nih, menghadapi balita picky-eater itu, kita sebagai orang tua harus sedikit tricky. Namanya juga orang tua, sesulit-sulitnya tantangan adalah kesabaran, namun bukan tidak mungkin untuk diterapkan, salah satu caranya adalah menciptakan persepsi positif terlebih dahulu pada diri kita bahwa sikap picky-eater adalah bagian dari tahap proses perkembangan anak, artinya ia sudah mampu menunjukkan rasa suka atau tidak sukanya pada sesuatu, dan ini adalah sesuatu yang sangat membanggakan, bukan?
ADVERTISEMENT
Persepsi positif terhadap anak inilah yang harus terus kita tumbuhkan dalam diri seiring proses perjalanannya memahami dan memperlajari sesuatu, termasuk saat mengajak anak makan. Sikap ini pula yang melatih mental kita agar tidak panik menghadapi sikap anak yang kadang mengejutkan, seiring perkembangannya, karena kita terlatih untuk mengatakan bahwa "wah.. anakku makin cerdas nih.. sekarang udah bisa ini dan itu.."
Oh iya.. berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kita praktekkan saat mengajak balita picky-eater untuk makan.
Menghadapi balita picky-eater memang gampang-gampang susah Moms. Tapi sebagai orang tuanya, kita juga bisa mengandalkan hati nurani. Tenangkan diri, rileks, dan tetap kuatkan bonding dengan anak. Semoga dengan cara ini, anak pun semakin membuka hati untuk kita, dan mau membuka mulut juga jika diajak makan.
ADVERTISEMENT
Sekian tips dariku, Moms.
Sampai jumpa di cerita dan tips berikutnya dari aku.
Kita sama-sama belajar ya Moms. Jika Moms punya tips atau curhat, jangan ragu berbagi denganku di kolom komentar.
Terima Kasih :)