Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Strategi Jitu Menghadapi Kejamnya Persaingan Bisnis di Era Digital
11 September 2019 22:37 WIB
Tulisan dari Andi Mirati Primasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kreativitas tanpa hasil itu sama dengan nol. Setuju gak temen-temen? So, jangan sampai ide-ide yang ada di kepala kita hanya jadi gagasan belaka. Semua perlu tindakan untuk mewujudkannya jadi sebuah karya nyata, lebih membanggakan lagi kalau kreasi kita bisa jadi sumber penghasilan.
ADVERTISEMENT
Namun kadang tantangan tak hanya datang dari diri sendiri, seringkali pekerjaan dihadapkan dengan masalah eksternal berupa persaingan dengan sesama kreator. Lalu, bagaimana jika rivalitas ini terjadi dalam dunia bisnis digital?
Saya membahas hal ini tentunya gak asal-asalan lho teman-teman. Sudah banyak yang membuktikan bisa sukses di dunia digital, salah satunya adalah Mark Zuckernberg si penggagas Facebook, media sosial yang bisa menghubungkan banyak orang dari berbagai belahan dunia ini kini makin populer dan jadi salah satu andalan untuk membagikan informasi ke khalayak ramai.
Gak hanya dari luar saja, di Indonesia juga sudah banyak pelaku bisnis yang berhasil membesarkan usahanya dari nol. Sebut saja, Stefanie Kurniadi - Founder CRP Group, owner Warunk Upnormal dan Bakso Boedjangan. Siapa sangka, wanita ini memulai langkah pertamanya untuk merintis usaha kuliner sambil berkuliah, ketika keluarganya tengah dihimpit kesulitan ekonomi saat krismon melanda Indonesia pada tahun 1998?
ADVERTISEMENT
Pengalaman ini diceritakan langsung olehnya dalam sebuah event Road Show Bisnis Modal Jari, hasil kerjasama Mediv dan Kumparan, di Four Points at Sheraton Hotel Makassar (5/9 malam) lalu.
Dengan mengenakan t-shirt hitam dipadukan blazer navy blue, wanita kelahiran 11 Juni 1975 ini bercerita bahwa perjalanannya membangun bisnis tak selalu berjalan mulus. Namun hal tersebut tak dianggapnya persoalan besar. Stef, demikian panggilan akrabnya menegaskan semua orang memiliki jatah gagalnya masing-masing, kemampuan untuk bangkitlah yang akan membedakan kita dengan yang lain.
Tak dapat dipungkiri, salah satu permasalahan yang sering dihadapi wirausahawan kadang datang dari rival bisnis. Konon, persaingan dunia bisnis itu kejam lho temen-temen, apalagi sekarang sudah memasuki era digital yang konon telah memunculkan lahirnya online marketing di sekitar tahun 1999, otomatis rivalitas pun semakin meluas. Namun.. untuk menghadapinya, Stef punya strategi jitu yang bisa kita terapkan sebagai modal, siapa tau besok-besok kepikiran bikin bisnis juga kan?
ADVERTISEMENT
1. Grab Opportunities. Ketika peluang datang, langsung tangkap peluang itu ! Butuh kelincahan ekstra memang, namun insting entrepreneurship-mu pasti bisa menggerakkanmu untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Gak mau donk kalo peluang diambil duluan sama pesaingmu?
2. Disrupt your industry, disrupt yourself. Karena dunia udah berubah, kita harus challenge diri untuk riding the way mengambil peluang, dan jadi sukses. Ikuti trend yang ada, sesuaikan dengan kondisi sekarang, namun jangan asal latah ya guys.. Stef mencontohkan ketika Warunk Upnormal melakukan prank terhadap tamunya sebagai sebuah usaha agar bisa relevant dengan target market-nya, yakni anak muda.
3. Be Digital (Utilize Technology). Jangan anti dengan teknologi lalu cepat puas hanya dengan slogan "go digital" saja, tapi "be digital" (secara mindset dan habit). Dalam hal ini, stop berperan hanya sebagai pengguna teknologi saja, namun bangunlah sebuah sistem, tawarkan kemudahan akses digital ke produk kita kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
Ketimbang usaha konvensional, persaingan bisnis di era digital itu lebih kejam lagi lho guys.. Gambarannya seperti ini, jika pada sistem konvensional kita hanya berhadapan dengan sesama pemilik warung, maka dalam trend era digital sekarang ini, kita mungkin akan bersaing dengan pebisnis makanan rumahan (ghost kitchen) di aplikasi ojek online atau online food delivery. Harus pinter-pinter deh untuk menyiasati fenomena ini..
Nah.. untuk melengkapi pemaparan Stef, turut hadir pula Ivan Aditya - Digital Marketing Manager PT. Tunas Ridean Tbk. Menurut Ivan, dunia usaha memang kejam, di mana pasti selalu ada persaingan di dalamnya. Gimanapun kejamnya berusaha, kita harus terus berinovasi, sebagai pemilik ide asli kita jangan baper, teruslah berkreasi buat sesuatu yg baru supaya orang ikutin kita.
ADVERTISEMENT
Kata Ivan, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mempromosikan produk kita di era digital ini, salah satunya adalah memanfaatkan media sosial (contoh: instagram), agar relevan dengan trend saat ini, untuk memberi influence kepada generasi millenial sebagai target utama. Meski terkesan simpel, namun ada tips dan trik tertentu juga untuk menjalankannya, gak bisa asal posting yang bisa saja bikin followers jadi gerah dan akhirnya memutuskan untuk unfollow. Ngeri..
Makanya nih, Ivan menyarankan, hindari promotion overload, karena sesungguhnya yang diharapkan followers kita di social media adalah story telling. Jangan juga melulu berfokus pada jumlah followers, karena keberhasilan postingan gak dinilai dari berapa banyak followers, tapi dari kuantitas likes. Jadi, udah jelas kan fokus kita ke mana?
ADVERTISEMENT
Ivan melanjutkan, gak ada sesuatu yg stabil dalam dunia bisnis. Ini adalah era disruption yang akan membawa kita pada perubahan, (digitalisasi membongkar sistem yang sudah ada sebelumnya, yakni konvensional, menawarkan different way of business), ketika kita memilih mau menekuni karier apa, kita wajib punya sustainable plan, termasuk di dalamnya perencanaan keuangan dan rencana investasi jangka panjang, seperti saham, dsb.
Menurutku, jika diperhatikan dengan seksama, penjelasan dua narasumber ini bener-bener bisa membuka mata kita tentang besarnya peluang dunia usaha digital, dan betapa digitalisasi itu selalu bergerak menciptakan perubahan baru, tapi gak usah takut untuk melangkah, apalagi jika membayangkan kejamnya persaingan di era digital ini. Maju aja !
Ini beberapa poin penting dari pemaparan keduanya yang bisa temen-temen jadikan tips dalam memajukan bisnis.
ADVERTISEMENT
1. Terapkan improvement supaya bisnis berkembang. Yup.. berbisnis itu harus inovatif, guys.. Supaya konsumen selalu tersegarkan dengan hal-hal baru yang kita hadirkan.
2. Jangan baper, apalagi kalau ide kita dicontek oleh pesaing. Teruslah ciptakan ide baru sampai mereka kehabisan akal untuk menjiplak. Inget lirik lagu Dessert-nya Dawin kan? "They can imitate you, but they can't duplicate you.."
3. Cari sesuatu yg mudah. Gak perlu pusing-pusing mikirin hal yang ribet. Cukup lakukan hal-hal simple yang mudah menyentuh dan menggerakkan hati konsumen untuk melirik dan jadi setia sama bisnis kita, misalnya dengan memanfaatkan trend yang ada sebagai satu peluang.
4. Berpartner dengan Mitra yang Pas. Emang paling enak kalau kita bisa bekerjasama dengan orang yang punya ide sejalan dengan kita, jadi lebih mudah tektokannya.
ADVERTISEMENT
5. Berani Berguru, jangan ragu juga untuk mencoba bisnis lain, asalkan itu bisa membantu kita untuk terus berkembang. Investasi terbesar dalam hidup kita ada pada diri kita sendiri, jangan membatasi diri untuk belajar, demikianlah makna self employee entrepreneur sesungguhnya.
Gimana? Sudah mulai dapat gambarannya belum? Jika sudah.. mari kita membahas lebih jauh tentang prakteknya yaa, yakni dengan menerapkan Bisnis Modal Jari seperti tema pembahasan malam itu, tentunya gak jauh-jauh dari pemanfaatan teknologi digital untuk meraih kesuksesan usaha yang pastinya diimpikan semua orang. Dari sini, kita bisa belajar berbisnis dengan cara sederhana.
Bisnis Modal Jari? Hanya dengan modal jari saja bisa berbisnis dan punya penghasilan, apa mungkin? Jawabannya : mungkin saja, apalagi saat ini rata-rata orang sudah punya smartphone sebagai benda wajib bawa.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang punya jiwa enterpreneur, banyak celah bisnis yang menjanjikan di bidang digital. Jika jeli mencari peluang usaha dan bekerja keras, besar kemungkinan akan mendapatkan penghasilan setimpal. Bisnis di bidang ini diprediksi akan semakin tumbuh dan berkembang lebih besar lagi. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini.
Pertanyaan selanjutnya, enaknya usaha apa ya? Gak perlu jauh-jauh mencari ide, kenapa gak coba jualan obat-obatan, alat kesehatan, dan kosmetik secara online aja? Kebutuhan masyarakat terhadap obat dan kosmetik selalu ada, tapi jangan asal-asalan dengan mencoba jual produk palsu atau tidak resmi. Banyak hal yang harus teman-teman perhatikan, di antaranya: Tanggal kedaluarsa, izin produksi, kemasan, dan labelnya.
Nah.. biar gak pusing ngecek sana-sini, teman-teman sebaiknya kenalan deh sama Mediv , karena ada solusi praktis buat kamu yang ingin berbisnis di bidang kesehatan ini.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab rasa penasaran tentang Mediv, hadir pula Bapak Dharma Syahputra - Direktur Umum & Human Capital Kimia Farma, sebuah trusted brand farmasi terbesar dalam industri kesehatan di Indonesia, partner Mediv sebagai penyedia produk kesehatan dan kosmetik yang dipasarkan di Mediv.
Sebagai penjelasan, Mediv adalah platform digital pertama dan satu-satunya dalam industri kesehatan di Indonesia yang memungkinkan Mitra Mediv untuk berjualan alat kesehatan dan produk kosmetik hampir tanpa modal, tanpa membutuhkan ruangan/gedung khusus, tapi hanya melalui aplikasi yang bisa diunduh di playstore, sehingga dapat dikatakan bahwa Mediv menawarkan unsur-unsur berikut: Modern, Comfort, Relationship, Health, dan Trust.
Mediv hadir untuk mengatasi masalah keterbatasan outlet penyedia alat kesehatan, baik dari sisi ruangan maupun stok. Selain itu, Mediv ingin berkontribusi kepada masyarakat luas dan memajukan industri kesehatan di Indonesia dengan membuka peluang kerja dan menjadi entrepreneur dengan cara menjadi mitra dan memiliki toko.
ADVERTISEMENT
Produk apa saja yang disediakan Mediv?
Layanan Mediv bisa diakses dari tiga jalur berikut:
Mediv Screen
Mediv screen merupakan sebuah layar interaktif yang memungkinkan end customer berbelanja dan memperoleh additional income langsung melalui layar yang ditempatkan di tempat umum ( Apotek Kimia Farma )
Mediv app
Aplikasi android yang digunakan para Mitra Mediv untuk bertransaksi dan mendapatkan margin dengan menjadi Reseller
ADVERTISEMENT
Mediv AR
Mediv AR adalah plugin tambahan yang berguna sebagai katalog dari produk-produk tertentu di Mediv app dengan teknologi Augmented Reality sehingga katalog akan berwujud 3D.
Apa saja keuntungan yang bisa didapatkan jika menjadi mitra Mediv? simak poin-poin berikut ini ya guys..
● Up to 10% margin dari harga jual
● Extra margin
● Sistem point rewards Top spender
● Voucher KFstore Rp 25.000 (join bonus)
● Fully supported by Kimia Farma
Dengan modal kecil, kita bisa menambah penghasilan, transaksi bisa dilakukan di mana saja, tanpa perlu menyediakan toko, cukup mengkses aplikasi Mediv via smartphone.. Jika ingin tau info lebih lengkap mengenai Mediv, temen-temen bisa akses via instagram @mediv.id atau website www.mediv.co.id .. Menarik banget kan? So, jangan takut memulai bisnis yaa, singkirkan keraguan, segera raih suksesmu, dan taklukkan pesaingmu sekarang juga..
ADVERTISEMENT