Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
TScalling Up UMKM, Strategi Pemerintah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
5 Desember 2019 6:45 WIB
Diperbarui 1 Januari 2020 14:24 WIB
Tulisan dari Andi Mirati Primasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop RI) baru saja mengadakan Forum Diskusi "Menjaring Kemitraan, Perkuat UMKM Naik Kelas" pada 26 November 2019 lalu di Jakarta. Diskusi ini menghadirkan Bapak Abdul Kadir Damanik (Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM) dan Bapak Suryo Hadiyanto (Ketua Koperasi Telekomunikasi Nasional/ Kisel).
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi ini, dipaparkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM memandang perlunya mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk naik kelas, demi memastikan pertumbuhan ekonomi nasional tetap berada pada tren yang positif di tengah tantangan global yang semakin berat.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong transformasi bidang ekonomi untuk mengubah struktur ekonomi yang lebuh berkeadilan. Saat ini, struktur ekonomi Indonesia masih didominasi pelaku usaha mikro sejumlah 63,5 juta unit, disusul usaha kecil 783.132 unit, usaha menengah 60.702 unit, serta usaha besar 5.550 unit.
Agenda Perubahan pun telah Disiapkan Kemenkop UKM, diantaranya mengintegrasikan UMKM dalam Global Value Chain, Scalling Up UMKM (UMKM Naik Kelas), Melahirkan Entrepreneur Baru, dan Modernisasi Koperasi.
ADVERTISEMENT
Ternyata, untuk meningkatkan PDB, lebih efektif bila meningkatkan sektor konsumsi, yaitu dengan memperkuat UMKM. Pak Abdul Kadir menjelaskan, jika ada 2,5% UMKM yang naik kelas dari jumlah total, maka kenaikan PDB berpotensi tumbuh mencapai Rp 486 triliun atau setara pertumbuhan ekonomi 5,88%. Sedangkan, jika ada 10% UMKM yang naik kelas, peluang PDB akan tumbuh sebesar Rp 936 triliun atau setara PDB 6,59%.
Lebih hebatnya lagi, jika ada 10% UMKM yang tumbuh besar, maka potensi pendapatan negara akan tumbuh sekitar Rp 1,872 triliun atau setara pertumbuhan PDB sebesar 8%.
Namun, sayangnya UMKM masih kerap dihadapkan berbagai masalah, termasuk dari segi SDM & Manajemen (Pola Pikir, Rekrutmen, Pendampingan, Budaya Kerja, Kualitas SDM, dll)
ADVERTISEMENT
"UMKM saat ini masih banyak yang belum percaya diri dan kurang memanfaatkan teknologi dalam pemasaran..", demikian disampaikan Pak Abdul Kadir.
Selama ini, UMKM juga masih minim inovasi, sehingga kinerja bisnisnya seringkali tak menemui kemajuan. Masalah finansial kadang jadi kendala yang menghambat pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya.
Bapak Abdul Kadir Damanik menyampaikan bahwa pemerintah telah sepakat menentukan arah kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM 5 tahun ke depan ialah untuk mengembangkan Koperasi dan UMKM dengan pendekatan komunitas, kelompok atau klaster berdasarkan sentra produksi komoditas dan wilayah.
Kementerian Koperasi dan UMKM juga memprioritaskan pemberdayaan Koperasi dan UMKM pada sektor riil (produksi) yang berorientasi ekspor dan substitusi impor. Pemberdayaan ini dilakukan secara lintas sektoral dan mengedepankan kemitraan, dilakukan secara variatif sesuai karakter dan level UMKM, serta menerapkan modernisasi dan inovasi teknologi.
Pihak Kemenkop UKM sendiri sudah menyiapkan enam program strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya : perluasan akses pasar dan produk jasa mencakup digitalisasi UMKM, akselerasi pembiayaan dan investasi termasuk penerapan pembiayaan non bank, memberikan kemudahan serta kesempatan berusaha, meningkatkan daya siang produk dan jasa UMKM hingga bisa berstandari internasional dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam global value chain, pengembangan kapasitas manajemen SDM dengan terus melakukan pendampingan dan pengembangan secara online ataupun offline, koordinasi lintas sektor dengan Kementerian dan Lembaga terkait dan stakeholder lain agar UMKM bisa naik kelas.
ADVERTISEMENT
Bapak Suryo Hadiyanto Ketua Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) menambahkan bahwa pengurus ataupun pelaku koperasi dan UMKM harus aktif menciptakan terobosan-terobosan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi agar dapat memasarkan produk-produknya. Dengan demikian, pangsa pasar koperasi dan UMKM juga akan semakin meluas.
Sebagai contoh, Kisel sudah melakukan tiga terobosan yaitu dengan membuat sebuah aplikasi, memperluas channel, dan platform baru. Kisel juga memastikan produk-produk dan layanannya telah tersertifikasi atau memenuhi standar yang ditentukan, demi mempertahankan daya saing dan tingkat kepercayaan konsumen.
“Kita bangun people, sistem dan teknologi. Sebagai institusi, kalau kita sendiri tidak bisa berikan standar mutu internasional, nggak mungkin customer percaya. Dengan punya sertifikasi itu, bahkan semua unicorn mau kerjasama dengan kita, karena mereka yakin Kisel sudah mengikuti standar dunia,” kata Pak Suryo.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, Kisel saat ini beranggotakan 6.797 orang yang merupakan karyawan dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Kisel sendiri memiliki tiga unit bisnis utama, yakni Sales and Channel (S&C), General Services (GS), dan Telco Infrastructure & Power Engeneering.
Dari tiga unit bisnis ini, Kisel berhasil mendirikan lima perusahaan, diantaranya PT Kinarya Alih Daya Mandiri (KAM), PT Kinarya Alih Selaras (KST), PT Kinarya Selaras Piranti (KSP), PT Kinarya Selaras Solusi (KSS) dan PT Kinarya Mandiri Konstruksi.
Dengan digitalisasi usaha dan inovasi yang terus dilakukan oleh Kisel saat ini bisa mencapai omset sebesar Rp.6 triliun. Ke depannya, Kisel optimis menargetkan pada tahun 2020 membidik target omset hingga Rp.7 triliun, bahkan bisa mencapai Rp.8 triliun jika terus dioptimalkan.
ADVERTISEMENT