Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kemacetan Perempatan Gedangan: Kemacetan dan Upaya Pemerintah Mengatasinya
19 Oktober 2024 15:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Prindra Muhammad Dwikarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perempatan Gedangan di Sidoarjo memang sudah terkenal dengan kemacetan yang luar biasa, terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Sebagai salah satu orang yang sering melewati jalur ini untuk berangkat kuliah ke Surabaya, saya sangat merasakan betapa tidak menyenangkannya terjebak dalam kemacetan yang seakan tidak ada habisnya. Dari depan pom bensin Perumahan Puri Surya Jaya sampai ke lapangan Pasmar, antrean kendaraan bisa mengular panjang, bahkan sebelum ada flyover Aloha, kemacetan ini terasa lebih parah dan memakan waktu lebih lama.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kemacetan di perempatan Gedangan. Pertama, volume kendaraan yang melintas di sana sangat tinggi. Karena lokasi ini berada di kawasan industri, banyak kendaraan berat seperti truk kontainer dan forklift yang lalu lalang. Kendaraan-kendaraan ini memakan banyak ruang dan memperlambat laju kendaraan lain. Saya sering melihat betapa lambatnya pergerakan kendaraan, terutama jika ada truk besar yang sulit bermanuver.
Selain itu, adanya "pak ogah" (orang yang mengatur lalu lintas secara sukarela) juga membuat situasi semakin kacau. Mereka sering menghentikan kendaraan tanpa peringatan untuk memberi jalan kepada pengemudi yang hendak memutar balik atau menyeberang jalan. Saya sendiri sering merasa kesal dengan tindakan ini, karena tiba-tiba lalu lintas menjadi terhenti dan antrean semakin panjang. Meskipun niat mereka membantu, menurut saya, hal ini justru memperburuk kondisi lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Faktor lain yang memperparah kemacetan adalah sempitnya jalan. Dengan volume kendaraan yang besar, terutama truk-truk besar, jalan di perempatan Gedangan terasa tidak cukup untuk menampung semuanya. Seharusnya ada pelebaran jalan untuk menyesuaikan dengan volume kendaraan yang melintas setiap hari. Saya sering merasa frustrasi ketika melihat kendaraan-kendaraan berat mengambil sebagian besar ruang, sementara kendaraan lain terpaksa berdesakan.
Selain itu, perilaku pengendara yang tidak tertib juga menjadi masalah. Banyak yang tidak mematuhi aturan lalu lintas, seperti tidak berhenti di belakang garis marka saat lampu merah. Hal ini menambah kekacauan, terutama ketika pengendara sepeda motor menyelip ke depan dan mempersempit ruang bagi kendaraan lain. Ini sering kali membuat saya berpikir, "Kenapa begitu sulit untuk tertib di jalan?" Ketidakdisiplinan ini membuat situasi lalu lintas semakin kacau dan tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
Yang tidak kalah penting, menurut saya, kurangnya kehadiran petugas kepolisian atau Dinas Perhubungan di perempatan Gedangan juga menjadi penyebab utama kemacetan. Saya jarang sekali melihat petugas yang mengatur lalu lintas di sana, terutama pada saat-saat genting di pagi dan sore hari. Jika ada petugas yang mengawasi dan mengatur lalu lintas, setidaknya pengendara akan lebih tertib dan situasi tidak akan seburuk sekarang.
Masyarakat sudah lama merasa frustasi dengan kemacetan ini, termasuk saya. Tidak sedikit yang mengeluhkan situasi ini melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan X (dulu Twitter). Salah satu komedian Sidoarjo, Pepeng, bahkan menciptakan slogan "tuwek nang dalan," yang menggambarkan betapa lamanya waktu yang dihabiskan di jalan karena macetnya perempatan Gedangan. Slogan ini menurut saya sangat tepat, karena sering kali saya merasa seperti menghabiskan setengah dari hidup saya hanya untuk terjebak di kemacetan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, pemerintah Sidoarjo sudah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan membangun frontage road dan flyover Aloha. Meskipun pembangunan ini sedikit banyak membantu mengurangi kemacetan di beberapa titik, namun di perempatan Gedangan sendiri, kemacetan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
Namun, ada harapan baru ketika pada tanggal 6 September 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan flyover Aloha. Presiden Jokowi juga menyatakan rencana untuk membangun flyover di perempatan Gedangan guna mengatasi kemacetan yang sangat parah di sana. Menurut saya, ini adalah langkah yang sangat positif dan memberikan secercah harapan bagi masyarakat Sidoarjo, termasuk saya yang sering melewati jalur tersebut.
Jika rencana pembangunan flyover di Gedangan ini terealisasi, saya yakin kemacetan yang selama ini menjadi momok bagi pengendara akan berkurang secara signifikan. Harapan saya, dengan adanya flyover, perjalanan sehari-hari bisa menjadi lebih lancar dan tidak lagi menghabiskan waktu yang berlebihan di jalan. Bagi saya, ini adalah salah satu solusi terbaik untuk mengakhiri mimpi buruk kemacetan di perempatan Gedangan.
ADVERTISEMENT