Konten dari Pengguna

Berbagi Pengalaman Raih Hadiah Lewat Lomba Menulis

Pringadi Abdi Surya
Penulis paruh waktu. Pencinta penuh waktu.
4 Juli 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pringadi Abdi Surya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pernah dapat hadiah Tab dari Lomba Menulis
zoom-in-whitePerbesar
Pernah dapat hadiah Tab dari Lomba Menulis
ADVERTISEMENT
Lomba menulis kini semakin diminati. Sebabnya, hadiah yang ditawarkan dari berbagai perlombaan semakin banyak yang besar. Tidak hanya uang tunai, berbagai lomba juga memberi hadiah seperti perjalanan wisata, umrah, dan barang-barang yang berharga.
ADVERTISEMENT
Aku cukup sering mengikuti lomba menulis. Pengalaman pertamaku ikut lomba menulis adalah ketika SMA. Saat itu ada lomba menulis cerita pendek se-Kota Palembang. Itu juga cerpen pertamaku, dan sayangnya tidak menang, meski masuk ke dalam nominasi. Beranjak ke kampus, kemenangan pertamaku kudapatkan. Waktu itu ada festival ramadan di kampus. Aku ikut lomba cerpen dan esai. Esaiku mendapat peringkat I, sedangkan cerpenku mendapat peringkat II. Aku masih ingat hadiahnya saat itu Rp150.000 dan Rp100.000.
Sejak saat itu, aku mulai lebih berani ikut lomba menulis. Beberapa perlombaan sangat mengesankan karena memberiku hadiah perjalanan yang tak terlupakan.
Pertama, Treasury Writers Festival 2013. Ini adalah perlombaan menulis di kantorku. Pegawai Ditjen Perbendaharaan di seluruh Indonesia diminta mengirimkan tulisannya lalu dipilih sekitar 20 orang untuk kemudian dikumpulkan dan diberi khusus untuk menulis. Awalnya kami dikumpulkan di Imah Seniman di Lembang selama satu minggu. Di sana kami diberi pelatihan yang seru, kemudian diseleksi lagi menjadi 4 orang. Alhamdulillah, aku termasuk ke dalam 4 orang itu, lalu diberi amanah untuk menulis novel. Sementara 16 orang lain, diberi amanah menulis kumpulan cerpen.
ADVERTISEMENT
Dari amanah itu, aku mendapatkan perjalanan ke Alor untuk melihat satu KPPN filial di sana. Menariknya, perjalanan itu terjadi bakda Natal, yang dominan cuaca buruk. Perjalanan ke Alor penuh tantangan sebab cuaca buruk itu karena pesawat harus kena delayed akibat hujan angin yang luar biasa. Untunglah, perjalanan itu bisa tetap dilakukan, dan catatan selama di sana menjadi bab pembuka di dalam novel 4 Musim Cinta. Tidak hanya sampai di sana, selama finalisasi penulisan, kami kembali didiklatkan di Puncak. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
Dokumentasi diklat di Imah Seniman
Perjalanan kedua yang mengesankan adalah mendapatkan hadiah perjalanan ke Way Kambas dari Nulisbuku dan Yayasan Kehati. Lombanya adalah lomba cerita pendek. Satu bulan sebelumnya, sebenarnya aku juga memenangkan lomba cerpen dari Nulisbuku yang berbuah perjalanan ke Belitung. Namun, perjalanan ke Way Kambas ini lebih mengesankan karena terjadi di saat musim kebakaran hutan terjadi. Langit tampak berasap, meski di Lampung, efeknya tidak begitu pekat. Perjalanan lebih seru karena dibersamai oleh Biodiversity Warriors yang membuatku mendapatkan banyak teman dan pengalaman baru mengenai keanekaragaman hayati.
ADVERTISEMENT
Memang, sesuai DNA, perlombaan yang kuikuti awalnya adalah lomba menulis cerpen dan puisi. Sayangnya, hadiah dari lomba menulis sastra kebanyakan hadiahnya tidak begitu besar. Uang tunai yang ditawarkan tidak wah. Beberapa yang wah seperti yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta pasti punya saingan yang luar biasa banyaknya. Raihan tertinggiku dalam lomba novel DKJ baru sampai nominasi, yang tidak ada hadiahnya sama sekali.
Ternyata, lomba menulis yang menawarkan hadiah yang besar dan beragam ada di lomba menulis non-fiksi. Mulailah aku mencoba menulis non-fiksi dan saingannya memang berat. Beberapa kali aku mendapatkan keberuntungan masuk menjadi salah satu pemenang. Mungkin kalau ditotal, uang yang kudapatkan dari lomba menulis sudah puluhan juta rupiah. Namun, yang berkesan adalah yang ada kesempatan jalan-jalannya. Tahun lalu alhamdulillah aku mendapatkan hadiah perjalanan wisata ke Danau Toba dari Kemenparekraf.
ADVERTISEMENT
Sudah sunatullah sebenarnya, hadiah yang besar akan diikuti banyak peserta dan para pemburu lomba akan turun gunung memperebutkannya. Sebagai contoh, lomba menulis yang sedang berlangsung sekarang adalah lomba menulis dari IndiHome. Lomba ini berlangsung dari 17 Juni hingga 17 juli. Masih ada waktu 2 minggu untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp170 juta!
Lomba Indihome ini sangat menarik karena dibagi menjadi 10 kategori:
1. Teknologi & Internet (ICT)
2. Lifestyle
3. Parenting
4. Gamer & eSport
5. Pendidikan
6. Profesi
7. Ekonomi & Bisnis
8. Creative & culture
9. Kesehatan
10. Tourism & Hospitality
Dan masing-masing kategori akan mengeluarkan para pemenang, yang kemudian juga akan dipilih best of the bestnya alias juara umum yang akan mendapatkan hadiah Rp20 juta. Secara peluang, probabilitasnya lebih besar karena banyak juaranya. Uangnya menarik pula, ditambah dengan para pemenang dari event ini otomatis mendapatkan golden ticket menuju bootcamp bersama IndiHome.
ADVERTISEMENT
Nah, lomba menulis kini memang semakin menggiurkan. Menulis semakin dihargai. Namun, aku tetap memberi catatan: tak pernah setuju dengan lomba yang berbayar, dalam artian ada uang pendaftarannya.
Ini jadi fenomena yang menyedihkan dan sering terjadi di media sosial. Lomba menulis dibisniskan. Sebab, secara hitung-hitungan, penyelenggara lomba bisa meraup keuntungan yang banyak dari lomba yang diselenggarakan.
Sedihnya, lomba semacam ini sering tidak menghargai juri. Pernah aku diundang sebagai juri dan pemateri dalam event semacam ini. Bayaran juri puisi adalah hanya Rp1300/puisi. Di sana aku harus menilai 300 puisi. Bayangkan aku hanya akan mendapatkan honor sebesar Rp390.000. Sementara untuk ikut lomba, harus membayar puluhan ribu rupiah.
Apa pun itu tak rugi lho untuk ikut lomba menulis selama kita bisa menjamin kredibilitas sang penyelenggara lomba. Karena tak sedikit ada indikasi penipuan dari perlombaan. Selain hadiahnya yang makin lumayan, pengalaman berharga yang tak kita duga bisa didapatkan dari lomba menulis ini. Baik itu saat riset bikin tulisan maupun kejutan-kejutan yang ada setelah tulisan itu jadi dan ditayangkan. Semangat!
ADVERTISEMENT