Konten dari Pengguna

The Rubber Hand Illusion : Apakah Benar Indra Manusia Mudah di Bohongi?

Prira Aura Rizka Sumantri
Mahasiswa Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Psikologi
1 Desember 2024 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prira Aura Rizka Sumantri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rubber hand illusion (RHI) merupakan alat untuk studi ilmu saraf kognitif tentang persepsi visual dan sistem somatosensorik pada representasi tubuh. RHI adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan bagaimana multisensory dapat mempengaruhi cara kita memandang tubuh kita sendiri. Pada saat peserta mengulurkan tangannya, mereka tahu keberadaan tangan tersebut karena adanya sinyal informasi yang didapatkan dari otot dan tendon kepada otak. Tetapi dari rubber hand illusion kita dapat membuktikan bagaimana mata kita dapat mengelabui persepsi otak pada tubuh kita . Rubber hand illusion menjelaskan seberapa berpengaruhnya koneksi antara apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan.
ilustrasi rubber hand (canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi rubber hand (canva.com)
Cara Kerja Eksperimen Rubber Hand Illusion
ADVERTISEMENT
Rubber hand illusion (RHI) secara singkat adalah ilusi persepsi yang membuat peserta merasakan tangan model karet sebagai bagian dari tubuh mereka sendiri. RHI pertama kali dijelaskan oleh Botvinick and Cohen. Dalam eksperimen ini, salah satu tangan peserta diminta untuk disembunyikan dari pandangan mereka dengan cara memberikan penghalang. Lalu sebuah tangan palsu atau rubber hand akan diletakkan di tempat yang terlihat dengan posisi yang sama dengan tangan yang telah disembunyikan. Setelah itu, peneliti akan menyentuh tangan asli yang telah disembunyikan, dan juga tangan palsu yang terlihat secara bersamaan menggunakan kuas. Setelah dilakukan pengulangan selama beberapa kali, para peserta akan mulai merasakan bahwa sentuhan kuas tersebut berasal dari tangan palsu. Hal itu menunjukkan bahwa para peserta mulai merasakan tangan palsu tersebut menjadi bagian dari tubuh mereka. Untuk melakukan pengujian lebih lanjut, peneliti akan melakukan eksperimen tambahan dengan memberikan ancaman berupa pukulan pada tangan palsu. 80% peserta yang telah diuji secara tidak sadar akan menunjukkan reaksi fisik seperti menarik tangan mereka karena merasakan ancaman pada tangan asli, padahal ancaman tersebut ditujukan kepada tangan palsu. Hal ini membuktikan bahwa otak telah tertipu, dan mulai menganggap tangan palsu sebagai miliknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk melihat rubber hand secara lebih jelas, anda dapat menunjungi vidio berikut https://youtu.be/nzF_DfOafKw?si=p7YQ3VtkIaedfCxG
Di eksperimen lain, ilusi serupa juga ditemukan. Dimana seorang peneliti akan menggerakkan tangan asli peserta (tangan kiri) untuk menyentuh tangan palsu, dengan posisis mata peserta telah ditutup. Di waktu yang sama peneliti juga akan menyentuh tangan asli peserta (tangan kanan). Hal ini menunjukkan hasil kepemilikan yang sama, dimana peserta merasa seperti menyentuh tangan asli mereka. Padahal yang mereka sentuh adalah tangan karet palsu, dan yang menyentuh tangan asli (tangan kanan) adalah sang peneliti. Hasil ini membuktikan bahwa RHI tidak hanya dipengaruhi oleh indra visual saja, melainkan beberapa indra lainnya juga.
Bagaimana Hal Tersebut Bisa Terjadi ?
Ilustrasi : Indra manusia (canva.com)
Rubber hand illusion (RHI) dapat terjadi karena otak manusia memperoleh sinyal informasi dari berbagai sumber indra tubuh untuk membangu persepsi. Peran sistem somatosensorik sangat penting untuk mendeteksi sensasi sentuhan (taktil) yakni berupa sentuhan kuas pada tangan palsu dan tangan asli yang disembunyikan secara bersamaan, dan mengabaikan informasi propriosepsi yang mana tidak sesuai. Tetapi indra yang paling mendominasi adalah visual, ketika peserta melihat tangan palsu diberi ancaman seperti pukulan, otak akan percaya pada ancaman tersebut dan memberikan respon menghindar. Hal tersebut terjadi karena manusia lebih percaya dengan apa yang mereka lihat meskipun posisi asli tangan mereka berbeda. Otak secara singkat akan merasakan bahwa tangan plastik seperti miliknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada ilustrasi rubber hand didasari juga dengan neuroplastisitas. Bahwasannya otak dapat berubah sebagai respon terhadap suatu pengalaman yang dapat diartikan sebagai kemampuan otak untuk melakukan remodeling, dan reorganisasi dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi baru. Otak manusia memiliki body schema, sehingga otak dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan input sensorik, dan juga informasi dari indra yang membentuk ulang body schema sehingga tangan palsu seakan akan menjadi tangan asli.
Ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan saat melakukan rubber hand illustration. Yang pertama adalah sentuhan kuas pada tangan palsu dan tangan asli harus sinkron agar ilusi tersebut berhasil. Yang kedua, semakin mirip bentuk, ukuran maupun warna tangan palsu yang digunakan, maka akan semakin kuat ilustrasi tersebut berhasil.
ADVERTISEMENT
Rubber hand illusion menunjukkan bahwa otak manusia dapat dibohongi melalui stimulus stimulus yang diberikan pada berbagai indra manusia, untuk membangun persepsi pada tubuh. Ilusi ini juga membuktikan bahwa indra visual sangat dominan dalam menentukan persepsi tubuh, dan menjadi bagian indra manusia yang paling mudah untuk di tipu. Keberhasilan ilusi ini didasari oleh sifat neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dengan pengalaman baru dengan memodifikasi body schema. Dari keberhasilan rubber hand illustration, mengungkapkan bahwa fleksibilitas otak dapat dikembangkan untuk rehabilitasi, dan pengembangan prostetik.
Referensi :
Ramakonar, H., Franz, E. A., & Lind, C. R. (2011). The rubber hand illusion and its application to clinical neuroscience. Journal of Clinical Neuroscience, 18(12), 1596-1601.
ADVERTISEMENT
Sari, I. Konsep Neuroplasticity, Neurobehaviour, Neuroscience dalam Kehidupan.
https://youtu.be/sxwn1w7MJvk?si=c9ZQrEWS9idxzuQ0