Konten dari Pengguna

Implikasi Putusan MKMK Terhadap Sistem Ketatanegaraan

Prischa Kaiya
Mahasiswa Sosiologi Universitas Kristen Satya Wacana
1 Juli 2024 13:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prischa Kaiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pembahasan Implikasi Putusan Mk (Sumber : Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembahasan Implikasi Putusan Mk (Sumber : Pribadi)
Putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) baru-baru ini telah menimbulkan perdebatan serius mengenai integritas konstitusi dan dampaknya terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia. Keputusan ini tidak hanya mempertanyakan kredibilitas lembaga peradilan tertinggi negara, tetapi juga mengancam stabilitas sistem checks and balances yang menjadi fondasi demokrasi konstitusional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mahkamah Konstitusi (MK), sebagai penjaga konstitusi, memiliki peran vital dalam menafsirkan dan menjaga integritas Undang-Undang Dasar 1945. Namun, ketika lembaga ini sendiri menjadi subjek kontroversi, hal ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang masa depan konstitusionalisme di Indonesia . Putusan MKMK yang kontroversial ini telah memicu diskusi nasional tentang batas-batas kekuasaan yudisial dan potensi penyalahgunaan wewenang oleh lembaga-lembaga negara.
Salah satu implikasi utama dari putusan ini adalah potensi erosi kepercayaan publik terhadap sistem peradilan. Kepercayaan publik merupakan elemen kunci dalam mempertahankan legitimasi lembaga-lembaga demokrasi, termasuk MK. Jika kepercayaan ini terganggu, dapat menyebabkan krisis legitimasi yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh struktur pemerintahan.
Lebih lanjut, putusan MKMK ini juga menimbulkan pertanyaan tentang independensi yudisial. Prinsip pemisahan kekuasaan, yang merupakan pilar demokrasi Indonesia, mengharuskan adanya peradilan yang bebas dari intervensi politik. Namun, kontroversi seputar putusan ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi politisasi lembaga yudisial, yang dapat mengancam prinsip-prinsip fundamental demokrasi konstitusional.
ADVERTISEMENT
Implikasi lain yang perlu diperhatikan adalah potensi destabilisasi sistem checks and balances. Sistem ini dirancang untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh satu cabang pemerintahan dengan memberikan kewenangan pengawasan kepada cabang-cabang lainnya. Jika integritas MK dipertanyakan, hal ini dapat mengganggu keseimbangan kekuasaan yang telah mapan, potensial membuka pintu bagi dominasi eksekutif atau legislatif.
Putusan MKMK juga memiliki implikasi terhadap proses pembuatan kebijakan dan legislasi. MK memiliki wewenang untuk melakukan judicial review terhadap undang-undang yang dianggap bertentangan dengan konstitusi. Jika kredibilitas MK terganggu, hal ini dapat mempengaruhi efektivitas proses judicial review dan potensial membahayakan perlindungan hak-hak konstitusional warga negara.
Dalam konteks yang lebih luas, kontroversi ini juga dapat berdampak pada persepsi internasional terhadap sistem hukum dan demokrasi Indonesia. Reputasi Indonesia sebagai demokrasi terbesar ketiga di dunia dapat terancam, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hubungan diplomatik dan investasi asing.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mereformasi dan memperkuat integritas lembaga-lembaga negara, khususnya MK. Ini mungkin melibatkan revisi undang-undang yang mengatur MK, peningkatan mekanisme pengawasan, dan penguatan kode etik untuk hakim konstitusi.
Selain itu, diperlukan upaya bersama dari semua elemen masyarakat untuk mempertahankan prinsip-prinsip konstitusionalisme. Ini termasuk peran aktif masyarakat sipil dalam mengawasi lembaga-lembaga negara, peningkatan pendidikan politik dan hukum bagi masyarakat, serta komitmen dari para pemimpin politik untuk menghormati integritas konstitusi.
Kesimpulannya, putusan MKMK telah membuka kotak Pandora tentang integritas konstitusional di Indonesia. Implikasinya terhadap sistem ketatanegaraan sangat luas dan mendalam, mempengaruhi tidak hanya struktur pemerintahan tetapi juga fondasi demokrasi itu sendiri. Menghadapi tantangan ini membutuhkan refleksi nasional yang serius dan tindakan kolektif untuk mempertahankan dan memperkuat konstitusionalisme di Indonesia. Hanya dengan demikian, negara dapat memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum tetap menjadi landasan kokoh bagi masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Prischa Amanda kaiya, Mahasiswa Aktif Sosiologi, Universitas Kristen Satya Wacana.