Konten dari Pengguna

Tertawa di Tengah Keseriusan, Kenapa Bisa?

Priskila Roselynd Anastasya
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
11 Desember 2023 14:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Priskila Roselynd Anastasya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Pexels
ADVERTISEMENT
Kita sering dihadapkan pada situasi yang menegangkan atau menakutkan, seperti jatuh dari sepeda, memecahkakn piring, membuat anak kecil menangis, dan hal mengangkan lainnya. Respons yang biasanya ditimbulkan atas kejadian tersebut adalah cemas, bingung, sedih, terkejut, dan lainnya. Namun, apakah kamu pernah berada di situasi yang menegangkan atau menakutkan, dan secara tiba-tiba ingin tertawa? Kamu tidak sendirian karena ternyata fenomena tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah loh! Terdapat penjelasan psikologis yang mendasari respons tertawa di Tengah situasi menegangkan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada saat dihadapkan pada situasi menegangkan, terkadang tubuh kita secara refleks akan mengeluarkan hormon endorphin yang akan mengurangi tekanan yang kita rasakan. Tertawa adalah salah satu cara tubuh kita untuk mengeluarkan hormon endorphin.

Apa itu tertawa?

Kita pasti sering mengalami atau melihat orang tertawa. Tetapi mengapa kita bisa tertawa? Tertawa adalah bentuk respons tubuh saat mengalami kejadian yang lucu, menyenangkan, atau saat kita bersama orang terdekat. Tertawa sering diasosiasikan dengan sesuatu yang baik karena kita memasukkan energi positif dan membuang energi negatif dari dalam diri kita. Tertawa juga membawa dampak positif bagi kesehatan loh, seperti melepas stress, mengurangi ketegangan tubuh, bahkan berpotensi mengurangi risiko serangan jantung.

Bagaimana cara kerja otak kita saat tertawa?

Saat kita tertawa, ternyata ada beberapa bagian dalam otak yang aktif untuk mengatur proses suatu stimulus (seperti lelucon) yang kemudian membuat kita tertawa. Saat kita diberikan lelucon, bagian otak yang aktif adalah korteks motorik, yang mengontrol otot-otot yang terlibat dalam tawa, lobus frontal, yang membantu kita memahami konteks dan makna situasi, dan sistem limbik, yang mengatur emosi dan interaksi sosial kita. Otak kita akan memproses dan menganalisis kata dan pola dari lelucon tersebut dalam pusat bahasa pada korteks otak bagian kiri, kemudian bagian kanan otak akan melakukan analisis untuk mencari bagian yang dapat memicu timbulnya tawa.
sumber : Pexels

Apa itu endorphin?

Endorphin adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh tubuh secara alami yang berfungsi sebagai pereda rasa nyeri dan meningkatkan perasaan senang. Endorphin dilepaskan oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari sebagai respons terhadap nyeri atau stress dan berfungsi melalui berbagai mekanisme baik di sistem saraf pusat maupun perifer untuk menghilangkan nyeri. Saat kita tertawa, kita secara otomatis melepaskan endorphin yang berasal dari tubuh kita sehingga kita merasakan perasaan senang.
ADVERTISEMENT

Penyebab keinginan untuk tertawa di situasi serius

Terdapat beberapa alasan mengapa “dikhianati” oleh emosi kita dengan timbulnya perasaan ingin tertawa dalam situasi yang menegangkan atau serius. Beberapa orang menjadikan tertawa sebagai reaksi alami ketika kita menghadapi situasi yang sangat menegangkan karena dapat membantu kita untuk mengatasi emosi negatif, seperti ketakutan, kecemasan, atau stres, dengan melepaskan hormon endorphin, beta-endorfin dan endomorfin yang merupakan obat untuk penambah suasana hati. Ketika menghadapi tingkat kecemasan, kebingungan, stres, dan ketidaknyamanan yang tinggi, pada saat itulah tubuh memicu tawa sebagai defense mechanism untuk menurunkan regulasi emosi.
Tertawa di saat serius juga dapat digunakan untuk memberi isyarat kepada orang lain bahwa kita bukanlah ancaman atau bahwa kita tidak menanggapi situasi yang dihadapi dengan terlalu serius. Tertawa dapat membantu kita mengurangi ketegangan sosial dan meningkatkan ikatan dan ketahanan kita. Ahli saraf V.S. Ramachandran dalam bukunya “A Brief Tour of Human Consciousness” mengungkapkan bahwa tertawa pertama kali muncul dalam sejarah manusia untuk menunjukkan kepada orang-orang di sekitar kita bahwa apa pun yang membuat kita tertawa bukanlah ancaman atau hal yang perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT

Dampak dan Cara untuk menahan tertawa di situasi serius

sumber : Pexels
Tertawa dalam situasi serius adalah hal yang cukup umum dan sering untuk dilakukan oleh banyak orang. Hal ini terjadi karena banyak orang menggunakan tertawa sebagai pengalihan diri dari emosi negatif dan meyakinkan diri sendiri bahwa kita baik-baik saja. Namun meskipun terkadang kita menggunakan tertawa untuk menghindari situasi yang membuat kita tidak nyaman, kita tetap harus berusaha sebisa mungkin untuk menahannya karena tertawa di saat yang tidak tepat dapat membuat orang lain tidak nyaman dan kita bisa dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai empati. Tentu saja kita juga tidak mau dianggap aneh oleh orang lain karena tertawa di tempat dan situasi yang tidak seharusnya. Tertawa di saat yang tidak tepat juga dapat mengubah konektivitas fungsional antara wilayah otak yang berbeda, yang mungkin mencerminkan strategi yang kita gunakan untuk menghadapi situasi tersebut, seperti menekan emosi, menghindari keintiman, atau menonaktifkan sistem keterikatan.
ADVERTISEMENT
Jika kamu orang yang mudah tertawa dan ingin mengatur diri kamu sendiri agar tidak selalu tertawa di berbagai tempat, jangan khawatir! Terdapat beberapa cara agar kita dapat menahan diri di situasi serius, yaitu :
1. Mengambil nafas sedalam mungkin agar tubuh menjadi rileks
2. Mengalihkan perhatian dari hal yang membuat tertawa dengan fokus kepada hal lain
3. Memikirkan sesuatu yang sedih agar bisa merubah emosi kita menjadi berada di Tingkat serius
4. Mencubit diri sendiri secara gentle agar kita bisa mendapat fokus dan perhatian kita kembali
5. Meninggalkan ruangan atau tempat jika kita merasa tidak bisa menahan tertawa lebih lama lagi
6. Konsultasi kepada psikolog jika sudah terlalu sering tertawa agar kita bisa dibantu untuk mengatur emosi kita
ADVERTISEMENT
Referensi :
Suryanti. (2022). Tertawa Menurunkan Tingkat Depresi. Tahta Media Grup.
aconsciousrethink.com. (2023, 28 September). How To Stop Laughing In Serious Situations: 12
Things That Work. Diakses pada 10 Desember 2023 pada
https://www.aconsciousrethink.com/18693/how-to-stop-laughing-in-serious-situations/
healthline.com. (2023, 31 Mei). What Causes Nervous Laughter?. Diakses pada 10 Desember 2023 pada
Nervous Laughter: Causes, Psychology, Tips, and More (healthline.com)
health.detik.com. (2015, 13 Mei). Seperti Ini Lho Prosesnya Mengapa Seseorang Bisa Tertawa. Diakses
pada 10 Desember 2023 pada Seperti Ini Lho Prosesnya Mengapa Seseorang Bisa Tertawa (detik.com)