Konten dari Pengguna

Hubungan Musim Begal dengan Tahun Ajaran Baru dan Mahasiswa Baru di Surabaya

Edna Prita Azalea
Mahasiswa Universitas Airlangga Program Studi Akuntansi
10 Oktober 2024 9:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edna Prita Azalea tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikon Kota Surabaya. Foto: Dokumen Pribadi Edna Prita Azalea.
zoom-in-whitePerbesar
Ikon Kota Surabaya. Foto: Dokumen Pribadi Edna Prita Azalea.
ADVERTISEMENT
Kasus begal masih menjadi permasalahan serius yang terus berulang di Indonesia. Akhir-akhir ini, fenomena kasus begal kembali meningkat di Surabaya saat tahun ajaran baru dimulai, terutama yang melibatkan mahasiswa baru. Contohnya, pada Kamis (12/9/2024), di sekitar area kampus ITS dan Universitas Hang Tuah, dua pelaku begal bersenjata tajam mengincar seorang mahasiswi ITS yang tengah bermain HP sambil mengendarai motor. Aksi tersebut dilancarkan pada sore hari di Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kasus pembegalan motor berkedok meminta bantuan pun terjadi kepada seorang mahasiswa baru UNESA pada hari Minggu (1/9/2024) dini hari. Muhammad Fiqih (19) awalnya dimintai bantuan untuk mendorong motor oleh tiga orang pemuda. Salah satu pemuda tersebut mendesak Fiqih untuk membawakan motor Fiqih dengan cara memboncengnya. Lalu, Fiqih dibawa ke jalanan sepi dan di sanalah korban diancam dengan senjata tajam. Dan motor yang dikemudikan oleh pelaku pun dibawa pergi begitu saja. Peristiwa ini terjadi di dekat SDN 245 Keputih, Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih, Surabaya.
Kemudian, seorang mahasiswi UINSA dibegal oleh dua orang pemuda saat ia sedang mengendarai motor di ruas Jalan Arjuno, Sawahan, Surabaya, pada Kamis (23/5/2024) malam hari. Korban pun mengejar dua orang pelaku begal hingga dirinya terjerembab di bahu jalan. Korban sempat dilarikan ke RSUD dr Soetomo Surabaya, namun mengembuskan napas terakhirnya pada hari Jumat (24/5/2024).
ADVERTISEMENT
Kasus begal yang meningkat saat tahun ajaran baru bukan sekadar kebetulan. Ada beberapa faktor yang memperkuat hubungan antara dua peristiwa tersebut, yaitu:
1. Target Empuk
Mahasiswa baru umumnya kurang familiar dengan daerah baru yang mereka tinggali. Hal ini membuat mereka mudah tertipu oleh para pelaku begal.
2. Jam-jam Rawan
Mahasiswa umumnya memiliki banyak aktivitas yang mengharuskan mereka pulang pada waktu malam hari. Sedangkan, kasus begal rawan terjadi pada malam hari.
3. Peluang
Tahun ajaran baru dianggap sebagai momen yang tepat untuk mendapatkan banyak target begal dalam waktu singkat. Yang mana, aksi begal yang mereka lakukan ini biasanya untuk memenuhi kebutuhan finansial seperti biaya kuliah ataupun gaya hidup.
4. Minimnya Pengawasan
ADVERTISEMENT
Kehidupan kos yang jauh dari pengawasan orang tua dapat meningkatkan risiko mahasiswa terjerumus dalam melakukan aksi begal. Selain itu, tidak ada yang memperingatkan mahasiswa untuk selalu waspada. Hal ini membuat mahasiswa mudah terbegal karena kurang waspada.
Meskipun demikian, fenomena begal ini dapat dicegah dengan adanya kerjasama dari pihak mahasiswa, pihak kepolisian, dan dari pihak masyarakat umum itu sendiri. Keterlibatan mahasiswa bersama pihak-pihak lain dalam kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan kejahatan dapat mendorong terbentuknya struktur sosial yang lebih kuat dalam menghadapi kasus-kasus kriminal yang marak terjadi seperti begal.
1. Kampanye Sosial
Mahasiswa dapat berperan sebagai fasilitator di dalam forum kampanye sosial yang menyediakan informasi terkini tentang pola begal, teknik penipuan, serta praktik keamanan yang efektif. Forum ini juga dapat melibatkan media massa seperti iklan, poster, serta media sosial supaya pesan-pesan keamanan dapat mencapai audiens yang lebih luas di lingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Metode pengembangan SDM merupakan salah satu pendekatan yang solutif dalam mengatasi kasus begal di Kota Medan (Dr. Natalina Purba, 2023). Melibatkan mahasiswa dalam program pelatihan keamanan yang diselenggarakan oleh pihak berwenang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi situasi kejahatan. Hal ini bisa turut ramai diterapkan di Surabaya.
Namun, program pelatihan keamanan ini harus mempertimbangkan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa setempat. Program ini dapat mencakup pemahaman mendalam tentang taktik begal yang sering terjadi, pengenalan teknik penghindaran dan pertahanan diri yang efektif, serta pengetahuan tentang regulasi terkait kejahatan.
Kemudian, untuk memastikan efektivitas program pelatihan ini, perlu dilakukan evaluasi berkala yang melibatkan umpan balik serta pengukuran pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tindak kejahatan.
ADVERTISEMENT
3. Menggali Informasi dari Sindikat yang Tertangkap
Menurut sebuah studi kasus Polsek Manggala, informasi ini dapat menjadi acuan untuk mengetahui nama-nama anggota sindikat lainnya, lokasi persembunyian anggota sindikat yang menjadi buronan, serta lokasi-lokasi target kejahatan mereka. Teknik ini merupakan salah satu strategi yang efektif yang bisa dilakukan oleh pihak keamanan dalam memberantas kejahatan seperti kasus begal. Namun, pihak keamanan hendaknya memperhatikan hak-hak tersangka karena kegiatan pengambilan informasi rawan dengan tindakan kekerasan yang kerap dilakukan oleh para penyidik.
Kesimpulannya, dalam menghadapi maraknya kasus begal di Surabaya yang berkaitan erat dengan tahun ajaran baru, diperlukan inisiatif dari pihak mahasiswa dalam menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain. Terlebih, Kota Surabaya memiliki banyak universitas ternama yang setiap tahunnya menerima ribuan mahasiswa baru dari berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini membuat para pelaku begal semakin gencar menjadikan Kota Surabaya sebagai target lokasi kejahatannya. Tak hanya itu, keamanan juga perlu ditingkatkan. Untuk memberantas begal, maka diperlukan strategi perlawanan dan pencegahan supaya kasus ini dapat dibasmi dari akarnya.
ADVERTISEMENT
Edna Prita Azalea, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi, Universitas Airlangga
Referensi:
Dr. Natalina Purba, S.Sos., M.Pd. (2023). PERAN MAHASISWA DALAM MENGURANGI DAN MENIADAKAN KASUS BEGAL DI KOTA MEDAN: PENDEKATAN TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Nommensen Siantar(JP2NS), 3(3), 7-9.
Esa dan Muhammad Asis. (2023). Tinjauan Kriminologis Kejahatan Begal Motor Yang Dilakukan Oleh Anak Di Kota Makassar (Studi Kasus Polsek Manggala). Pledoi Law Journal, 1(1), 48-58.