Konten dari Pengguna

Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pengembangan Kreativitas Guru

Priyanti Solihah
Guru PPKN di Pondok Pesantren MBS Yogyakarta
30 Maret 2024 18:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Priyanti Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pameran P-5 SMP N 9 Surakarta
zoom-in-whitePerbesar
Pameran P-5 SMP N 9 Surakarta
Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam pembelajaran di kurikulum merdeka. Program tersebut bertujuan untuk membentuk pelajar Indonesia yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai guru Pendidikan Pancasila terkadang guru dituntut untuk memahami karakteristik belajar siswa, dan guru harus menyiapkan berbagai kegiatan yang menyesuaikan cara belajar siswa, sehingga seorang guru hanya disibukkan dengan administrasi. P-5 menjadi tantangan baru bagi seorang pendidik terutama saya sebagai guru PPKN, bagaimana membawa perubahan ini, serta cakap dalam berinovasi untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan, agar tidak monoton dalam proses pembelajaran. Guru juga harus pandai dalam hal teknologi, melihat perubahan dunia pendidikan yang semakin maju, maka diharapkan memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran. Jika guru tidak dapat mengembangkan strategi pembelajaran, maka akan berdampak pada hasil yang diperoleh pada akhir pembelajaran, siswa akan sulit memahami materi yang disampaikan guru.
ADVERTISEMENT
Dalam mengembangkan kompetensi dan karakter siswa, pelajar perlu tahu tentang salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka yakni Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P-5. Melansir laman Kemdikbud, P-5 sendiri merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. P-5 adalah upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek. Isi dari proyek P-5 ini adalah tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuan P-5 ini salah satunya adalah membantu guru dalam menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur siswa dalam proses pembelajaran.
Di dalam P-5 ini guru hanya fasilitator, dampaknya aktifnya siswa dan kolaborasi antar guru membuat pembelajaran P-5 Ini lebih dialogis, dan tidak satu arah. Siswa diposisikan sebagai mitra dalam pembelajaran, melalui pembelajaran P-5 ini peserta didik bisa memberikan usul menangggapi, serta memberikan ide kreatifnya dalam setiap pembelajaran. Keunggulan dari P5 ini, peserta didik diajak untuk ; berkarya, berpikir kritis, kerja kelompok, membuat proyek, kolaborasi, yang implementatif yang didasarkan pada materi atau sumber pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Output P-5
Salah satu aspek penting dalam kegiatan P-5 adalah penilaian. Penilaian dalam P-5 tidak selalu monoton dalam tes tulis, tetapi para siswa diminta untuk menggelar gelaran karya mereka. Melalui pameran P-5 sejatinya siswa diajak kembali untuk menguatkan hasil pembelajaran mereka, tingkat pemahaman mereka terhadap pembelajaran, serta kecerdasan emosi dan sosial saat mereka bekerja sama dan berkolaborasi dlm menyiapkan pameran prakarya mereka. Melalui pameran P-5 para guru bisa menilai secara langsung proses, pembuatan, kerja kelompok, sampai pada hasil prakarya mereka, tentu saja sesuai dengan materi pembelajaran terkait. Dalam materi toleransi misalnya saya sebagai guru Pendidikan Pancasila bisa membuat proyek bersama anak-anak melalui pembuatan film dokumenter, replika baju adat di seluruh indonesia sampai rumah adat di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui karya yang dibuat anak-anak kita, sebenarnya kita sudah mengenalkan toleransi secara tidak langsung. Mengenalkan Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi, serta kearifan lokal yang luar biasa.
Tantangan
Dalam praktiknya, pembelajaran P-5 ini di lapangan tidak selalu mulus. Guru juga dituntut untuk kreatif, inovatif, dan kolaboratif dengan siswa. Kadangkala di lapangan ide yang bagus perlu didukung dengan dana yang cukup, sementara sekolah, maupun peserta didik tidak semuanya memiliki keuangan atau ekonomi berlebih untuk berpartisipasi dalam gelaran karya P-5.
Disinilah pentingnya guru mendesain pembelajaran yang efektif, ekonomis, dan tepat sasaran. Artinya, P-5 tidak menekankan pada tampilan, maupun mewahnya prakarya. Tetapi yg lebih utama adalah tujuan pembelajaran dan dijalankan secara efektif efisien dan tepat sasaran. Dengan begitu, meski dengan dana yang terbatas, gurudan siswa bisa melaksanakan P-5 yang cukup berdampak pada siswa dan kualitas pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
Kreativitas guru menjadi kunci keberhasilan implementasi di kurikulum merdeka. Guru yang kreatif akan mendesain pembelajaran semenarik mungkin dan tentu saja mengikuti gaya belaja siswanya. Kelebihan kurikulum merdeka sebenarnya memberikan fleksibilitas dan kemudahan guru untuk mendesain pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan juga kultur sekolah. Kurikulum merdeka memberi ruang yang cukup luas untuk guru dan sekolah berkreasi dan terus belajar.
P-5, adalah ruang berkarya bagi guru dan murid. Guru memberi dorongan, memotivasi dan memantik siswa untuk berkarya dengan pembelajaran yang interaktif, efektif dan sesuai dengan gaya belajar anak. Sementara anak bisa berkreasi, bereksplorasi dan tertantang untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka melalui proyek pembelajaran yang aplikatif.