Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Pemerintah dan Literasi Kaum Pinggiran
19 Maret 2023 5:47 WIB
Tulisan dari Priyanti Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Buku adalah jendela dunia, itulah peribahasa yang cocok untuk membuka cakrawala pengetahuan. Berbicara tentang literasi memang perlu adanya minat dan keinginan seseorang untuk menuju perubahan. Hal ini sebagai tolok ukur, literasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan yang lebih berkualitas. Minat baca yang tinggi akan mendorong siswa belajar secara maksimal. Siswa juga lebih memaksimalkan belajarnya sesuai keinginan dan kemampuannya dengan minat baca yang tinggi. Dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia ke 4 sudah jelas bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Perubahan minat baca dan juga budaya baca yang tinggi diharapkan menjadi tombak perubahan pendidikan di Indonesia, yang mampu membawa perubahan yang semakin pesat. Kemampuan literasi juga harus didukung oleh adanya fasilitas yang memadai di daerah pinggiran dan terpencil, sehingga mampu menerobos gagasan yang diinginkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Tingkat Literasi Rendah
Indonesia masih menempati tingkat literasi yang rendah di Asia Tenggara menurut PISA padatahun 2019. Indonesia berada di rangking 62 dari 70 negara di dunia. Literasi Indonesia yang masih renah perlu didorong oleh semua elemen bangsa agar rendahnya budaya literasi ini bisa berubah dan ditingkatkan.
Sekolah dan juga masyarakat memiliki peran penting dalam memupus rendahnya tingkat literasi anak-anak kita. Krisis literasi ini disebabkan diantaranya rendahnya fasilitas dan infrastruktur literasi di daerah pinggiran.
Daerah pinggiran Indonesia yang kaya akan sumber daya alam perlu didukung dan diberi fasilitas literasi agar para masyarakat, anak-anaknya juga turut terpancing dan merubah kultur literasi yang selama ini masih dinilai rendah.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah melalui Kemenristekdikbud telah meluncurkan progam Merdeka Belajar yang ke-23 dengan tema “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”. Program pemerintah ini sudah dijalankan semenjak tahun 2022. Program ini merupakan terobosan yang bertujuan meningkatkan kompetensi literasi peserta didik.
ADVERTISEMENT
Pemerintah berharap program peningkatan literasi melalui pengadaan serta distribusi buku yang bermutu dan berkualitas untuk siswa dapat bermanfaat dan mampu untuk menumbuhkan minat baca siswa. Tanpa adanya fasilitas serta partisipasi dari pemerintah tentu hal ini tidak akan terwujud dengan baik.
Dalam Sipres No 91/sipres/A6/II/2023, setidaknya pemerintah telah mengirim 15 juta eksemplar buku bermutu ke lebih dari 20 ribu PAUDdan SD yang membutuhkan di indonesia. Program ini diadakan untuk memfasilitasi sekaligus mengatasi rendahnya minat berliterasi di Indonesia.
Program pemerintah ini tidak hanya pendistribusian saja, melainkan juga memberikan pelatihan dan pendidikan terhadap guru yang berkolaborasi dengan melibatkan mahasiswa dalam melakukan pendampingan disekolah-sekolah daerah dalam peningkatan kemampuan literasi siswa. Peningkatan literasi ini tidak bisa berjalan maksimal tanpa adanya pendampingan dari pihak terkait seperti halnya seorang guru.
ADVERTISEMENT
Munif Chotib dalam bukunya Gurunya Manusia (2011) mengatakan “guru adalah manusia pembelajar.” Bagaimana seorang guru mampu memdorong minat baca siswa, jika fasilitas dan alat pendukung tidak memadai. Seorang guru diharapkan mampu membawa perubahan sekolah dan juga manusia, siswanya. Manusia adalah makhluk yang tidak boleh berhenti belajar, begitu pula guru harus kreatif untuk mengajak siswa dalam menumbuhkan minat baca, yang mana punya banyak harapan dan sudah seharusnya sekolah dapat mewujudkan hal tersebut. Lain hal nya siswa di daerah pinggiran sana yang mungkin kurang banyak fasilitas yang ada. Dalam hal ini guru juga harus dapat menjadi katalisator (pemantik kemampuan siswa) dan juga menjadi fasilitator untuk siswanya, dimana siswa juga diajak berperan aktif dalam membangun pengalamannya dalam berliterasi.
ADVERTISEMENT
Mentri Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menegaskan bahwa kunci keberhasilan program buku bacaan bermutu untuk literasi Indonesia bukan hanya menerima buku dari Kemendikbudristek, melainkan semangat para guru dalam membacakan buku kepada para siswa agar anak-anak senang membaca.
Dalam hal ini program pemerintah tidak akan berjalan dengan semestinya jika tidak didukung oleh peran orang tua yang tidak kalah penting serta dukungan dari pemerintah dan guru dalam meningkatkan minat baca anak.