Konten dari Pengguna

Dedikasi dr. Ian Huang di Dunia Medis: Dari Alumni FK UPH hingga Menjadi Dosen

Universitas Pelita Harapan
Universitas Pelita Harapan
4 Desember 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Pelita Harapan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
dr. Ian Huang, Sp.PD, AIFO-K, adalah seorang Internis atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village dan Siloam Kelapa Dua, Tangerang. Selain menjadi seorang dokter internis, dr. Ian juga mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH).
zoom-in-whitePerbesar
dr. Ian Huang, Sp.PD, AIFO-K, adalah seorang Internis atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village dan Siloam Kelapa Dua, Tangerang. Selain menjadi seorang dokter internis, dr. Ian juga mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH).
dr. Ian Huang, Sp.PD, AIFO-K, adalah seorang Internis atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village dan Siloam Kelapa Dua, Tangerang. Selain menjadi seorang dokter internis, dr. Ian juga mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH). Melalui profesinya, Alumni FK UPH 2008 ini ingin berbagi ilmu dan pengalaman kepada para calon dokter.
ADVERTISEMENT

Setelah menyelesaikan pendidikan Kedokteran di FK UPH pada tahun 2014, karier dr. Ian Huang dimulai dengan menjalani program dokter internship di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Setelah satu tahun menyelesaikan internship, ia bekerja sebagai dokter umum di RS Siloam Buton, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, selama 2,5 tahun. Pada 2018, dr. Ian kembali ke Tangerang dan bergabung dengan RS Siloam Lippo Village. Kemudian ia juga mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Padjajaran, Bandung. Setelah empat tahun menempuh PPDS, dr. Ian kini menjalani profesinya sebagai Internis atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga mengajar di FK UPH sejak 2023.

ADVERTISEMENT
Bagi dr. Ian, perjalanan pendidikan di FK UPH tidak hanya sarat dengan tantangan akademik, tetapi juga menjadi fondasi keyakinannya untuk terus melangkah di dunia medis. Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah saat menjalani masa kepaniteraan klinik atau koas—program profesi yang wajib ditempuh mahasiswa kedokteran untuk meraih gelar dokter. Selama masa koas, dr. Ian berkesempatan menyaksikan langsung dedikasi para dokter spesialis dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, meskipun sering kali harus menghadapi tantangan seperti berjaga malam dengan waktu tidur yang sangat terbatas.
ADVERTISEMENT
“Momen tersebut memang sangat berbeda. Saat saya menjalani koas, itu adalah saat mata saya benar-benar dibukakan. Saya terjun langsung melihat bagaimana para dokter bekerja di lapangan. Saya melihat dunia yang berbeda dari sebelumnya. Di masa pendidikan preklinik, kami hanya mempelajari teori. Namun, saat koas, saya merasakan langsung bagaimana dunia kedokteran itu berjalan. Di sinilah saya semakin yakin bahwa ini adalah dunia yang ingin saya tekuni, dan saya menyadari bahwa kedokteran adalah dunia yang unik, berbeda dari dunia pekerjaan lainnya,” kenang dr. Ian.
Pengalaman ini semakin meneguhkan tekad dr. Ian untuk melanjutkan karier di bidang medis. Baginya, kedokteran bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan hidup yang membutuhkan dedikasi tinggi serta tanggung jawab besar dalam melayani orang lain.
ADVERTISEMENT
Motivasi Menjadi Internis dan Dosen
Motivasi dr. Ian Huang untuk menjadi dokter internis dan dosen berakar dari pengalaman dan dorongan pribadi yang ia jalani sejak masa pendidikannya. Keinginannya menjadi dokter internis muncul sejak awal masa kuliah, ketika ia memiliki gambaran bahwa seorang dokter dengan stetoskop adalah sosok yang mampu tidak hanya mengetahui penyakit, tetapi juga mampu menyembuhkan pasien. Seiring waktu, ia menyadari bahwa gambaran tersebut sejalan dengan profesi Dokter Spesialis Penyakit Dalam, sehingga memperkuat tekadnya untuk fokus pada bidang ini.
Sementara itu, keinginan dr. Ian untuk menjadi dosen lahir dari pengalamannya selama kuliah. Ia menyukai ketika mengajar dan membantu teman-temannya, serta merasa puas saat teman-temannya memahami materi yang kompleks. Bahkan, ia sempat mendirikan kelompok belajar peers for peers (p4p) untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan akademik. Kelompok belajar ini hingga kini tetap aktif dan terus memberikan dukungan kepada mahasiswa.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya, menjadi dosen dan bisa mengajar serta membantu orang lain memahami hal yang awalnya rumit menjadi lebih sederhana adalah kepuasan tersendiri,” ungkapnya.
Pengakuan Internasional: Top 2% World Ranking Scientist 2023 dan 2024
Dedikasi dr. Ian Huang dalam bidang penelitian membawanya masuk ke dalam daftar ilmuwan berpengaruh dunia yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier. Ia menjadi salah satu dari 92 peneliti asal Indonesia yang diakui dalam daftar prestisius ini. Para ilmuwan yang tercantum dalam daftar tersebut dikenal sebagai peneliti aktif dengan publikasi ilmiah yang memiliki dampak luas dan sering dikutip di tingkat internasional.
Berkat kontribusi ilmiahnya, dr. Ian meraih penghargaan Top 2% World Ranking Scientist 2023 dan 2024. Prestasi ini dicapai berkat sejumlah penelitian yang ia lakukan selama masa residen atau peserta didik PPDS di tengah pandemi Covid-19. Di tengah tantangan pandemi, ia memanfaatkan waktu luang untuk melakukan penelitian mendalam dan mempublikasikan karya ilmiah yang memberikan dampak nyata dalam upaya penanganan Covid-19. Prestasi ini menunjukkan bagaimana dr. Ian dengan konsisten menggabungkan dedikasi terhadap profesi medis dan kontribusi akademik untuk memberikan manfaat yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
dr. Ian telah aktif dalam penelitian dan berhasil menerbitkan sejumlah karya ilmiah, termasuk artikel berjudul “C-Reactive Protein, Procalcitonin, D-Dimer and Ferritin in Severe Coronavirus Disease-2019: A Meta Analysis” (2020), “Potential Role of Telemedicine in Solving ST-Segment Elevation Dilemmas in Remote Areas During the COVID-19 Pandemic” (2021), “Lymphopenia in Severe Coronavirus Disease-2019: Systematic Review and Meta-analysis” (2020), serta “Diabetes and COVID-19: The Past, the Present, and the Future” (2021). Sejak tahun 2019, dr. Ian telah menghasilkan total 59 publikasi yang tercatat di Google Scholar, dengan 46 di antaranya terindeks di Scopus.
Dengan berbagai peran yang diembannya sebagai dokter, dosen, dan peneliti, dr. Ian Huang berharap dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan dunia kedokteran. Ia terus mendorong mahasiswa dan rekan sejawat untuk berani memulai langkah dalam penelitian, bahkan dari topik yang sederhana. Menurutnya, setiap penelitian memiliki nilai penting dan berkontribusi pada perkembangan ilmu.
ADVERTISEMENT
“Sebagai dokter, saya ingin setiap pasien yang saya rawat bisa sembuh. Sebagai dosen, saya berharap apa yang saya ajarkan bisa diterima dan dimengerti oleh calon dokter, serta menjadi teladan bagi mereka. Sebagai peneliti, saya berambisi menghasilkan penelitian yang dapat diapresiasi dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,” ucapnya.
dr. Ian Huang adalah contoh nyata bagaimana lulusan FK UPH dapat memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang kedokteran, baik di bidang medis, pendidikan, maupun penelitian. Dedikasinya dapat menjadi inspirasi bagi calon dokter, sekaligus memperlihatkan luasnya pengabdian yang dapat dilakukan dalam dunia kedokteran.
Melalui kualitas lulusannya, UPH telah membuktikan komitmennya dalam melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, dan siap berdampak positif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT