Konten dari Pengguna

Desain Interior UPH Gelar Pameran Jejak 21, Inovasi 17 Karya Mahasiswa UPH

Universitas Pelita Harapan
Universitas Pelita Harapan
23 Desember 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Pelita Harapan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Program Studi (Prodi) Desain Interior Universitas Pelita Harapan (UPH) berkolaborasi dengan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta dan Yayasan Rumah Budaya Michiels menghadirkan pameran bertajuk “Jejak 21: Riset Desain Proyek”. Pameran yang berlangsung pada 5 Desember 2024 hingga 31 Januari 2025 ini menampilkan 17 karya desain hasil tugas akhir mata kuliah Riset Desain 3 Proyek dari 17 mahasiswa Desain Interior UPH angkatan 2021.
zoom-in-whitePerbesar
Program Studi (Prodi) Desain Interior Universitas Pelita Harapan (UPH) berkolaborasi dengan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta dan Yayasan Rumah Budaya Michiels menghadirkan pameran bertajuk “Jejak 21: Riset Desain Proyek”. Pameran yang berlangsung pada 5 Desember 2024 hingga 31 Januari 2025 ini menampilkan 17 karya desain hasil tugas akhir mata kuliah Riset Desain 3 Proyek dari 17 mahasiswa Desain Interior UPH angkatan 2021.
Program Studi (Prodi) Desain Interior Universitas Pelita Harapan (UPH) berkolaborasi dengan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta dan Yayasan Rumah Budaya Michiels menghadirkan pameran bertajuk “Jejak 21: Riset Desain Proyek”. Pameran yang berlangsung pada 5 Desember 2024 hingga 31 Januari 2025 ini menampilkan 17 karya desain hasil tugas akhir mata kuliah Riset Desain 3 Proyek dari 17 mahasiswa Desain Interior UPH angkatan 2021.
ADVERTISEMENT

Pameran Jejak 21 menampilkan berbagai perancangan interior yang mengusung beragam pendekatan, seperti desain naratif, multisensori, indoor-outdoor, pop culture, place making, estetika, psikologi warna, hingga player-centered model. Karya-karya ini disajikan secara terstruktur, dimulai dari tema pantai, kota, hingga pegunungan, dengan transisi topik dari tradisional menuju modern.

Koordinator mata kuliah sekaligus dosen pembimbing, Agnes Satyawati Azarja, S.Sn., M.A., M.Pd., menjelaskan bahwa pameran ini merupakan ruang untuk menampilkan karya sekaligus proses eksplorasi, kolaborasi, dan dedikasi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
“Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan bahwa desain dapat berfungsi sebagai upaya pemecahan masalah (problem-solving effort) sekaligus sebagai media bercerita yang mengedepankan aspek kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Dalam prosesnya, mahasiswa juga berkolaborasi dengan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta dan Yayasan Rumah Budaya Michiels. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkaya perspektif mahasiswa mengenai desain yang mampu menjembatani tradisi dan modernitas,” ujar Agnes.
ADVERTISEMENT
Pameran ini mengangkat 17 rancangan desain dengan berbagai topik, di antaranya eksplorasi budaya seperti Situs Marunda Rumah Si Pitung, Living Museum Roemah Toegoe, hingga Pusat Komunitas Krontjong Toegoe. Selain itu, tema lain yang diusung meliputi kreativitas, hobi, edukasi, health & wellness, serta retail.
Salah satu mahasiswa yang terlibat, Arta Uli Flaorantina Sitohang, membagikan pengalamannya. “Dalam proses persiapan, kami memulai dengan riset mendalam terhadap situs budaya dan kebutuhan pengguna. Proses ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana desain dapat menghidupkan kembali cerita masa lalu dalam konteks masa kini,” ungkapnya.
Vanya Alessandra Leonardo Tjioe, S. Sn., M. M., selaku Ketua Prodi Desain Interior menyampaikan bahwa pameran ini menjadi pembuktian kompetensi dan kerja keras mahasiswa dalam menciptakan desain yang estetik, serta bermanfaat lebih baik bagi lingkungan hidup. Di dalamnya, tergambar usaha dan dedikasi mahasiswa dalam menyempurnakan pembelajaran melalui eksplorasi dan inovasi.
ADVERTISEMENT
“Tahun keempat menjadi puncak perjalanan akademis mahasiswa, di mana mereka hampir menyelesaikan studi Strata Satu (S1) dan bersiap menghadapi dunia profesional. Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh mahasiswa, pengajar, kolaborator, serta semua pihak yang telah mendukung proses pembelajaran ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami berharap jejak yang tertuang dalam buku ini dapat memberikan inspirasi dan kesan mendalam bagi kita semua,” jelas Vanya.
Melihat hasil karya mahasiswa UPH, Mis’ari, M. Hum., selaku Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, mengungkapkan, “Pameran ini diharapkan menjadi sarana bagi pengunjung untuk menggali perspektif baru dalam memaknai sejarah kebaharian dan budaya melalui pendekatan desain. Setiap karya yang ditampilkan mencerminkan penelitian mendalam serta proyek desain yang dihasilkan dari kreativitas, keahlian, dan ketekunan para desainer muda. Semoga pameran ini dapat memberikan inspirasi serta pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana desain dapat menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Terima kasih kepada Fakultas Desain UPH yang telah bekerja sama dengan kami untuk mewujudkan pameran ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Seluruh karya-karya yang dipamerkan menjadi bukti bahwa selain memenuhi kebutuhan klien dan pengguna, karya desain juga mampu berkontribusi pada pelestarian budaya Indonesia.
Pameran ‘Jejak 21: Riset Desain Proyek’ jadi bukti komitmen UPH dalam mendorong mahasiswanya untuk aktif mengasah keterampilan melalui partisipasi nyata dalam pameran, kompetisi, maupun kegiatan lainnya. Melalui partisipasi aktif tersebut, mahasiswa UPH siap menjadi lulusan yang takut akan Tuhan, unggul, dan berdampak positif bagi masyarakat.
17 Karya Mahasiswa dalam Pameran Jejak 21: Riset Desain Proyek
ADVERTISEMENT