Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Andika Ramadhan, Anak Jalanan yang Kini Punya Bisnis Skincare Beromzet Miliaran
7 Maret 2021 14:44 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, di media sosial sempat viral kisah seorang mantan anak jalanan yang Chief Executive Officer (CEO). Dia adalah Andika Ramadhan Febriansah, CEO dari Clorismen.
ADVERTISEMENT
Clorismen merupakan sebuah produk perawatan kulit atau skincare khusus pria, dirintis oleh Andika bersama teman-temannyanya pada 2016. Hingga saat ini, usaha yang dijalani Andika ini sukses hingga beromzet miliaran.
Sebelum ia berhasil meraih kesuksesannya saat ini, Andika ternyata dulunya hidup menjadi anak jalanan. Ia merupakan anak nakal yang sering bolos semasa bersekolah hingga akhirnya dikeluarkan. Ia kemudian memilih untuk pergi dari rumah dan hidup di jalanan sembari belajar menyambung hidup. Namun, disinilah jalan awal kesuksesannya bermula.
"Karena saya bukan anak yang berprestasi dulu, tapi lebih ke bermasalah, suka tawuran, akhirnya sekolah formal mengeluarkan saya. Saya minta ke orang tua mau sekolah lagi, tapi ibu sama bapak saya tidak sanggup membiayai, akhirnya saya keluar dari rumah dan hidup di jalanan," ujar pria kelahiran 1993 tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterpurukannya itu, Andika sempat menyesal dan ingin sekolah lagi. Lantaran kedua orang tuanya tak punya dana, pada 2009 ayahnya menyuruhnya masuk ke sekolah Master (masjid terminal) di Depok, tempat belajar gratis di terminal milik Bapak Romli yang dikhususkan bagi anak jalanan.
Di sana, ia banyak belajar hal penting yang berhasil jadi titik balik hidupnya. Andika cukup berprestasi saat bersekolah di master, dimana ia menjadi ketua osis pertama di sana, berbanding terbalik dari saat ia masih di sekolah formal. Di master, ia lebih dewasa dalam menyikapi hidup.
Sembari belajar di master, Andika meluangkan waktu untuk berjualan. Ia menjual berbagak macam makanan ringan seperti roti, peyek, dan kue basah. Ia juga menjadi tukang plastik di Pasar Kemiri, Depok. Kesadaran dirinya inilah yang akhirnya mengganjarnya untuk bisa masuk Universiras Negeri Jakarta (UNJ).
ADVERTISEMENT
Masuk Jurusan Sejarah UNJ pada 2012, Andika sempat terlilit kesulitan finansial. Ia sempat bingung untuk menebus biaya kuliahnya senilai Rp. 4 juta. Ia harus kerja serabutan untuk mendongkrak finansialnya agar tidak putus studi. Hingga pada 2015, Andika mendapat beasiswa BidikMisi hingga ia berhasil menamatkan kuliahnya.
Di UNJ ini pula, Andika merintis Clorismen bersama teman-temannya. Pada 2016 saat dimana usaha tersebut masih berkembang, ia mulai bekerja dari bawah untuk memahami Clorismen terlebih dahulu. Clorismen sendiri sebenarnya didirikan terinspirasi dari masih minimnya penyedia produk perawatan kulit bagi kaum pria.
Dengan modal awal Rp 50 juta hasil patungan empat orang, Clorismen mulai beroperasi secara online. Di awal, jangkauan pasarnya masih kecil, hanya menjangkau komunitas dan mahasiswa di kampusnya. Sedikit demi sedikit, penjualan meningkat dan jangkauan pasar pun semakin luas. Hal ini tak lepas dari campur tangan Andika.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 2019, Andika secara resmi diangkat menjadi CEO Clorismen berkat kinerjanya. Saat itu pula, omzet yang diperoleh Clorismen mencapai Rp 1,5 hingga 2 miliar setiap bulannya. Selain itu, banyak orang yang menjadi reseller dari Clorismen, yang mana saat ini jumlahnya mencapai ribuan orang, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Meski begitu, Andika tidak pernah lupa dari mana ia berasal. Di tengah kesibukkannya sebagai Direktur Utama Clorismen, ia masih sering menyempatkan diri untuk kembali ke sekolah masa lalunya, sekolah master di Depok. Ia sadar bahwa tempat itulah yang melahirkan dirinya saat ini. Setiap kembali ke sana, ia kerap membantu untuk mengajar anak-anak di sana dan memotivasi mereka agar bisa sukses seperti dirinya.
ADVERTISEMENT
"Saya sering menyempatkan waktu untuk ngajar dan berbagi cerita hidup saya kepada adik-adik siswa-siswi di sekolah master. Saya selalu katakan kepada mereka bahwa kesuksesan itu bukan hal yang mustahil diraih sekalipun saat ini mereka ada di jalanan. Kalau mereka ragu sama masa depan mereka, saya ceritakan perjalanan hidup saya agar bisa jadi inspirasi buat mereka semua," ujar pria 27 tahun tersebut.