Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arief Harsono, Bos Pabrik Oksigen Terbesar di RI yang Dibutuhkan Pasien Corona
3 Juli 2021 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:47 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Arief merupakan seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang industri konstruksi mekanikal, elektrikal dan perdagangan alat kesehatan.
Kepergiannya menjadi luka mendalam bagi dunia bisnis Tanah Air, bahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Meski ia tampak menjadi konglomerat bagi diri sendiri, tapi di balik itu, Arief adalah salah satu orang berjasa bagi negeri.
Bidang usaha yang ia geluti, hampir rata-rata berdiri atas dasar kepeduliannya kepada masyarakat Indonesia. Contohnya saja, bisnis tabung oksigen yang digalakkan oleh Samator.
Bisnis tersebut belakangan sangat dibutuhkan lantaran jumlah tabung oksigen untuk keperluan kesehatan, apalagi ketika angka penularan virus corona meningkat.
Hampir sebagian besar rumah sakit Indonesia mendapatkan suplai tabung gas oksigen dari Samator. Hal itu terjadi karena sejak awal mendirikan bisnis tabung oksigen, Arief merasa miris sebab Indonesia harus selalu mengimpor barang sekrusial itu dari negara lain.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi Samator, perusahaan milik mendiang Arief bergerak di bidang-bidang gas alam seperti Integrated Air Gases, Chemical Industry, Healthcare Industry, Automotive Industry, EPC Service, hingga Property Industry.
Dalam sebuah wawancara, Dahlan Iskan, yang merupakan rekan sejawatnya, bahkan mengatakan iri pada Arief lantaran bahan baku bisnis yang digelutinya berasal dari Tuhan.
Arief berhasil membuat alam benar-benar menjadi komoditas yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat banyak. Samator terbukti berhasil mampu mendatangkan kekayaan melimpah kepada mendiang Arief Harsono.
Jika melihat suksesnya Arief dari mata telanjang, barangkali orang-orang akan menganggap Almarhum beruntung karena lahir dari keluarga yang memang sudah kaya.
Namun, ternyata orang tua Arief tak mau membuat putranya itu manja. Meski bisa saja sang ayah memberikan modal guna kemajuan anaknya, tetapi Arief tetap didorong untuk bisa berdiri sendiri tanpa uluran tangan siapapun.
ADVERTISEMENT
Arief pun memulai bisnis pertamanya lewat jual-beli kopra. Saat itu usianya masih 18 tahun. Demi mendapatkan barang yang baik, Arief rela berlayar menggunakan kapal kayu ke Pulau Una-Una.
Pulau Una-Una adalah sebuah pulau kecil yang berada di antara Poso dan Gorontalo. Mencari kopra tak semudah mencari singkong di kebun belakang.
Perlu lebih banyak usaha keras bagi Arief untuk mendapatkannya. Apalagi, saat itu ia tergolong seorang pemula di dunia bisnis. Suatu ketika, Arief bahkan sampai terjungkal dari perahu kayu yang ia gunakan untuk memburu kopra.
Saat ini, nama perahu kayu yang menjadi bagian dari kisah hidupnya itu terabadikan di sebuah lounge hotel Novotel Surabaya yang ia miliki: Damsole. Terimakasih Arief Harsono . Terimakasih atas pengabdiannya untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT