Konten dari Pengguna

Berkat Bisnis Permen dan Biskuit, Jogi Hendra Atmadja Kini Berharta Rp 58 T

20 Desember 2021 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jogi Hendra Atmadja orang terkaya ke-9 di Indonesia (Foto: Instagram @forbesindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Jogi Hendra Atmadja orang terkaya ke-9 di Indonesia (Foto: Instagram @forbesindonesia)
ADVERTISEMENT
Belakangan pecinta drakor atau serial TV Korea Selatan menyadari permen Kopiko seringkali muncul di sela-sela adegan. Bahkan, permen lokal buatan PT Mayora Indah Tbk itu juga sempat dibawa seorang astronot ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Produk dari Mayora sendiri sangat mudah ditemui di sekitar kita, mulai dari permen, wafer, mie instan, kopi, hingga air mineral. Tak heran jika Mayora disebut sebagai raksasa industri makanan dan minuman ringan tanah air.
Kesuksesan PT Mayora Indah Tbk tak lepas dari sosok Jogi Hendra Atmadja yang kini dikenal sebagai orang terkaya ke-9 di Indonesia dari daftar Forbes. Ia memiliki kekayaan bersih senilai USD 4,1 miliar atau Rp 58,85 triliun.
Total kekayaannya tak lain didapatkan dari perusahaan camilan yang dimulai dengan usaha biskuit rumahan pada tahun 1948.
Setelah lulus dan menjadi alumni kedokteran Trisakti, ia mendirikan PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group bersama Raden Soedigdo dan Darmawan Kurnia di tahun 1977 di Jakarta dengan pabrik pertama di Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
Awal berdiri, Jogi memilih posisi sebagai komisaris utama yang mengawasi kinerja direksi. Saat itu, produk utama dan andalan yang diproduksi adalah biskuit kelapa Roma. Di era 1980-an, Mayora merilis permen kopi pertama di Indonesia, Kopiko yang langsung dicintai masyarakat.
Salah satu produk populer dari PT Mayora Indah Tbk (Foto: Dok. Istimewa)
Sejak itu, perusahaan ini terus melahirkan produk baru misalnya Beng Beng, Astor, Choki Choki, hingga Torabika. Kini produk mayora telah tersebar tak hanya di Indonesia, namun juga bertebaran di 90 negara lain.
Di tahun 1990, Mayora melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menawarkan saham perdana mulai dari Rp 9.300 per lembar. Tiga tahun setelahnya, perusahaan ini melebarkan sayap ke bisnis keuangan dengan melahirkan Bank Mayora.
Di tengah pandemi, Mayora berhasil bertahan dan terus meningkatkan penjualan hingga mencapai Rp 24,47 triliun. Laba perusahaan bahkan naik 3,5 persen menjadi RP 2,06 triliun dengan total aset yang tumbuh hingga 3,88 persen hingga menjadi Rp 19,77 triliun.
ADVERTISEMENT
Jogi sebagai Komisaris Utama Mayora berencana mewariskan bisnis tersebut kepada tiga anaknya yang sudah masuk ke kursi direksi yaitu Andre Sukendra Atmadja, Hendarta Atmadja, dan Wardhana Atmadja.