Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bermodal Rp 150 Ribu, Usaha Iqbal Jabbar Kini Hasilkan Puluhan Juta per Bulan
9 Juli 2020 12:06 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kesuksesan tidaklah datang satu malam. Ia perlu dikejar dengan kerja keras, juga dalam jalan panjang penuh rintangan. Seperti pria yang satu ini, Iqbal Jabbar yang tak menyerah pada nasib. Ia berusaha tak patah semangat untuk meraih kesuksesannya.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, pemuda 30 tahun itu pernah dikejar-kejar oleh debt collector. Di tahun 2006, Iqbal menanggung utang miliaran rupiah. Sebab, bisnis rotan milik ayahnya bangkrut. Iqbal yang saat itu menduduki jabatan penting di perusahaan ayahnya praktis berhadapan dengan para penagih utang.
Keluarganya lantas menjual segala aset untuk menutupi utang tersebut. Selanjutnya, Iqbal dan keluarga memutuskan pindah ke Bandung dengan dana seadanya. Mereka membawa serta beberapa produk rotan seperti 2 set kursi tamu, satu meja makan, dan satu tempat tidur.
Karena tidak memiliki cukup uang, Iqbal dan keluarga pun harus barter kursi rotan untuk membayar rumah kontrakan. Saat itu ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan. Mereka bahkan tak jarang hanya makan dengan lauk garam. Sebagai seorang anak yang paham dengan kondisi keluarganya, Iqbal pun harus mengubur cita-citanya dalam-dalam. Mimpinya untuk masuk ke sekolah kedokteran rela ia pendam.
ADVERTISEMENT
Alih-alih masuk ke Fakultas Kedokteran, Iqbal diterima di Fakultas Biologi di Unpad. Ia juga mendapatkan beasiswa selama kuliah. Tetapi Iqbal tetap ingin membantu keuangan orang tuanya dengan cara berjualan kosmetik. Ia tak malu untuk bergabung bersama MLM kosmetik terkenal selama satu tahun. Dirinya bahkan juga mengikuti beauty class untuk dapat menjelaskan produknya.
Di tahun 2009, Iqbal kemudian membantu bisnis pamannya dengan berjualan baju di emperan. Tetapi bisnis pamannya tersebut juga menyisakan utang sebesar Rp 112 juta. Iqbal ingin membeli usaha pamannya, tetapi ia tak memiliki uang. Alhasil ia kemudian setuju bekerja untuk pamannya. Dalam waktu 6 bulan, utangnya pun dapat ia lunasi.
Bisnisnya kemudian berkembang. Di tahun 2010, Iqbal memiliki toko di Pasar Baru Bandung. Satu tahun kemudian, dirinya memiliki 5 toko di sekitar Bandung. Dari bisnis pakaiannya ini, omzetnya mencapai Rp 5 juta sampai Rp 1 juta per hari. Akan tetapi, bisnis pakaiannya tutup selama 4 tahun setelah dirinya diterima di BUMN.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, Iqbal mengundurkan diri dari BUMN lantaran tak ingin berurusan dengan riba. Dirinya pun harus membayar penalti sebesar Rp 25 juta. Iqbal kemudian melanjutkan usaha pakaiannya. Di tahun 2016, omzet Iqbal menurun. Hal ini disebabkan karena bisnis pakaian saat itu yang sedang tidak dalam kondisi bagus dan kurang cermatnya perhitungan.
Bermodalkan Rp 150.000 Iqbal memberanikan diri untuk membuka bisnis makanan bernama ‘Kejuin’. Di depan rumahnya, pria kelahiran 2 Desember 1988 itu menjual 5 bento dan 4 nasi rame. Adapun nasi rame ialah campuran nasi dengan chicken katsu, telur, dan mozzarella. Meski rumahnya berada di sudut dan tak memiliki tetangga, ternyata jualannya laris manis.
Bisnis yang mulanya ditentang keluarganya itu kemudian berkembang dengan cabang besar di kawasan Gasibu Bandung. Hanya dua tahun Iqbal dapat meraih omzet hingga Rp 90 juta per bulan. Tetapi selama dua tahun itu pula ada perjuangan Iqbal yang tak habis-habisnya.
ADVERTISEMENT
Dua tahun lamanya, kehidupan Iqbal hanya berkisar antara rumah, pasar, dan mengantar makanan. Tidak ada waktu yang ia sisihkan untuk berbelanja, jajan, dan nongkrong. Iqbal bahkan tidak membeli baju selama dua tahun. Ia menggunakan baju sisa bekas jualannya agar selalu terlihat baru.
Selain bisnis kuliner, Iqbal kini juga memiliki bisnis rental mobil dan toko kelapa. Dirinya juga rajin memberikan pelatihan wirausaha di Bandung. Iqbal selalu ingin membantu masyarakat agar berwirausaha. Menurutnya, dalam memulai bisnis jangan jadikan modal sebagai hambatan. Harus mulai saja terlebih dahulu.