Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Coco Chanel, Yatim Piatu yang Buat Penerusnya Jadi Orang Terkaya di Dunia
15 Juli 2020 12:42 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Coco Chanel merupakan seorang desainer yang menjadi salah satu pendobrak di dunia fashion. Dirinya masuk ke daftar tokoh dunia paling berpengaruh versi majalah Time. Chanel menjadi pionir pakaian wanita tanpa korset yang ketat tetapi tetap trendi dan modis dengan pakaian kasual.
ADVERTISEMENT
Jauh dari gemerlap panggung fashion show kota Paris, Coco Chanel adalah seorang gadis miskin. Ia dilahirkan pada 19 Agustus 1883 dengan nama Gabrielle Bonheur Chanel di Saumur, Prancis. Ia terlahir dari keluarga miskin yang bahkan orang tuanya tidak menikah. Ibunya adalah seorang butuh pencuci pakaian di rumah sakit amal yang dikelola biarawati. Sedangkan sang ayah, Albert Chanel, merupakan pedagang jalanan yang menjual pakaian dalam dan pakaian kerja.
Ketika usianya 12 tahun, Chanel kehilangan ibunya karena penyakit bronkitis. Tak lama setelah itu, ia juga kehilangan ayahnya yang pergi entah kemana dan tak pernah kembali. Sebelum meninggalkannya, Albert Chanel memasukkan Coco ke panti asuhan Aubazine di Perancis tengah. Di sana, Coco diajari cara untuk menjahit selama enam tahun.
ADVERTISEMENT
Selain menjahit, Coco juga memiliki hobi menyanyi. Dirinya kemudian mencoba menjadi panyanyi klub di Vichy dan Moulins. Dari sana, panggilan ‘Coco’nya bermulai. Coco berasal dari kependekan kata ‘cocotte’ yang berarti ‘wanita simpanan’.
Menjadi penyanyi di klub membuatnya bertemu banyak orang-orang kaya. Dirinya bahkan mendapatkan sokongan dana dari Arthur Capel, seroang pria kelas atas dari Inggris. Berkat dukungan darinya, Coco dapat membuka toko topi di Rue Cambon. Bisnisnya berkembang, ia kemudian membuka dua toko di Deaville dan Biarritz.
Tidak hanya topi perempuan, Coco juga merancang beragam pakaian yang merombak fashion saat itu. Desain Coco menitikberatkan pada kesederhanaan dan kenyamanan. Kala itu perempuan diharuskan menggunakan pakaian berkorset yang sangat ketat. Tetapi Coco berhasil merombak dan memperkenalkan pakaian kasual tanpa menghilangkan keindahan.
ADVERTISEMENT
Hingga di akhir 1920-an, usaha mode Chanel dilaporkan berharga jutaan dolar dengan karyawan berjumlah 2.000 orang. Tidak hanya mempekerjakan modiste, Coco juga memiliki pekerja di laboratorium parfum, pabrik tekstil, dan pengrajin perhiasan. Hingga kini, parfum Chanel No 5 dan gaun hitam malam identik dengan mereknya.
Meski begitu, Coco sempat menutup tokonya lantaran Perang Dunia II yang meletus. Ia juga dituduh menjadi mata-mata Nazi lantaran memiliki hubungan dengan diplomat Jerman. Coco kemudian menghabiskan hari-harinya di Swiss. Hingga di tahun 1950-an, Coco kembali ke dunia fashion meski sudah berusia senja. Namanya pun kembali melejit. Tapi sayangnya, ketika mempersiapkan koleksinya untuk fashion show musim semi, ia meninggal. Coco ditemukan tidak bernyawa di apartemennya di Hotel Ritz pada 10 Januari 1971. Dirinya kemudian dimakamkan di Swiss. Meski telah meninggalkan dunia, tetapi warisannya dalam bidang fashion tetap digemari masyarakat hingga kini
ADVERTISEMENT
Karena tidak menikah dan tidak memiliki penerus, brand Chanel kemudian diteruskan oleh keluarga Wertheimer yang merupakan co-founder Chanel. Di tahun 1924, Coco bekerja sama dengan Pierre Wertheimer dalam bisnis parfum yang selanjutnya menjadi co-founder Chanel.
Alain dan Gerard Wertheimer memegang Chanel sejak tahun 1996 setelah kematian sang ayah Jacques Wertheimer. Dua bersaudara Wertheimer itu menjadi generasi ke tiga pewaris tahta bisnis Chanel.
Di tangan keduanya, Chanel menjadi merek mewah yang ternama. Berbagai strategi bisnis mereka lakukan hingga merek Chanel mendunia, seperti menggandeng Marilyn Monroe dan Audrey Tautou sebagai ikon merek ini.
Alhasil bisnisnya terus naik hingga Alain dan Gerard memiliki kekayaan masing-masing sebesar 24 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 349,5 triliun. Dengan kekayaan itu, mereka berada pada peringkat ke 48 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes.
ADVERTISEMENT