news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Jualan Keliling hingga Jadi Kernet Bemo, Begini Kisah Sukses Bos Kapal Api

Konten dari Pengguna
30 Maret 2020 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Soedomo Mergonoto. Foto: scmp.com
zoom-in-whitePerbesar
Soedomo Mergonoto. Foto: scmp.com
ADVERTISEMENT
Kerja keras tak akan mengkhianati hasil, ungkapan tersebut sangat cocok untuk profil orang sukses kali ini. Kamu pasti sudah tak asing dong dengan merek Kopi Kapal Api yang dikenal juga sebagai pelopor kopi kemasan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ternyata Di balik nama besar merek tersebut ada profil Soedomo Mergonoto yang dari kecil sudah mengecap pahit manisnya suatu bisnis
Sebenarnya usaha kopi yang dirintis Soedomo berawal dari bisnis kecil yang dilakukan sang ayah di Surabaya pada masa kolonial Belanda, 1920. Saat itu ayahnya, Go Soe Let bersama kedua orang saudara memasarkan kopi bubuk yang diberi nama kopi Hap Hoo Tjan.
Namun, yang namanya usaha rumahan, jelas tidak langsung eksis apalagi mendapat pelanggan tetap. Saat itu sang ayah bahkan menjual dagangannya dengan cara memanggul keliling kampung.
Soedomo juga turut andil dalam membantu penjualan dengan memasarkan produk ke Pelabuhan Tanjung Perak serta keluar-masuk perkampungan menggunakan sepeda ontel.
Berawal dari sanalah Soedomo belajar otodidak tentang cara berbisnis kopi hingga banyak bertanya tentang seluk beluk kopi dan mesin produksinya.
ADVERTISEMENT
Beranjak dewasa karena bisnis kopi beromzet kecil, sang ayah meminta Soedomo untuk mencari penghasilan lain, yakni dengan bekerja di perusahaan vulkanisir ban. Di sana Soedomo bertugas mengerok ban-ban bekas. Selama setahun menjalani pekerjaan tersebut, akhirnya ia kembali untuk membantu usaha kopi milik orang tua.
Soedomo juga dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah, bahkan ia sempat bekerja sebagai kernet bemo untuk menambah penghasilan.
Menurutnya, jika hal ini diungkapkan kepada pejabat atau kolega bisnis seringkali tidak percaya, sampai ia harus mempraktikkan sendiri bagaimana dulu menjadi seorang kernet dengan tujuan Wonokromo yang hanya dihargai Rp 200.
Lucunya saat menjalani pekerjaan tersebut ia tanggapi dengan hal positif seperti seolah-olah berjalan naik mobil pribadi. Menjadi kernet bemo biasanya dilakukan Soedomo saat Sabtu Minggu atau sehabis pulang kerja.
ADVERTISEMENT

Pecahnya Grup 3 Bersaudara

Seperti yang disebut di awal bahwa usaha kopi ini didirikan oleh 3 bersaudara. Permasalahan dan perbedaan pendapat menjadi faktor yang memicu keretakan hingga membuat Kopi Hap Hoo Tjan harus gulung tikar dan asetnya dibagi kepada ketiga perintis usaha tersebut.
Ayah Soedomo pun kemudian mendapat pabrik penggorengan kopi dari pembagian aset. Selanjutnya karena peka melihat peluang bisnis ia tetap menjalankan usaha tersebut yang nantinya dipimpin langsung oleh Soedomo Mergonoto.
Pada 1979 Soedomo mendirikan sebuah perusahaan Perseroan Terbatas yang diberi nama PT Santos Jaya Abadi. Dengan menggunakan aset milik ayahnya ia mulai merintis bisnis kopi yang hingga sekarang dikenal dengan Kapal Api.
Nama merek tersebut diambil dari pengalaman keluarga yang awalnya memasarkan kopi di pelabuhan. Jika kamu memperhatikan logo kemasan kopi yang berbentuk kapal ternyata memilki arti, yaitu sebagai harapan baru, semangat juang dan teknologi.
ADVERTISEMENT

Inovasi dalam Pengembangan Bisnis

Beragam produk PT Santos Jaya Abadi. Foto: jeniskopidunia.web.id
Dengan strategi pemasaran dari Sodeomo, kopi Kapal Api kemudian merajai pasar kopi Nusantara. Tidak sampai tujuh tahun setelah PT Santos Jaya Abadi berdiri, kopi Kapal Api sudah melakukan ekspor ke mancanegara.
Ekspansi bisnis pertama mereka ditujukan ke negara Arab Saudi pada tahun 1985. Barulah kemudian negara-negara asia lainnya seperti Hong Kong, Taiwan, kemudian Malaysia.
Namun yang namanya bisnis tidak selalu berjalan mulus, terbukti pada 1993 bisnis tersebut hampir terancam kehancuran karena wafatnya sang ayah dan perebutan harta warisan. Tak berselang lama masalah tersebut dapat diatasi, karena siapa sih yang mau usaha yang dirintis dari bawah bangkrut begitu saja.
Perlahan tapi pasti perusahaan Soedomo semakin dikenal masyarakat hingga ia berkespansi ke produk lain seperti sereal, permen hingga kedai kopi yang dikenal dengan nama Excelso.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kopi Kapal Api sendiri sudah memiliki tiga varian produk berada di pasaran. Pertama adalah kopi Kapal Api sachet yang kita kenal dan biasa ditemui di warung-warung.
Kedua adalah produk serupa namun dalam bungkusan besar yang bisa digunakan untuk membuat puluhan gelas kopi. Dan ketiga adalah kopi Kapal Api White Coffee Premium yang merupakan inovasi produk untuk menyaingi perkembangan zaman dan berbagai jenis kopi masa kini.
Melalui seluruh produknya tersebut, Soedomo Mergonoto kini dikenal sebagai seorang bos perusahaan kopi legendaris yang produknya dapat ditemui di mana-mana, tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh Dunia.
Bisnis kopi yang berawal dari usaha keluarga dengan pemasaran dan distribusi seadanya tersebut kini menjadi sangat besar dan mampu mempekerjakan lebih dari 10 ribu karyawan yang tersebar di seluruh wilayah.
ADVERTISEMENT