Dipecat dari Perusahaan Ternama, Anna Wintour Sukses Besarkan Majalah Vogue

Konten dari Pengguna
27 Oktober 2021 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anna Wintour (Foto: Instagram @wintourworld)
zoom-in-whitePerbesar
Anna Wintour (Foto: Instagram @wintourworld)
ADVERTISEMENT
Sosok Anna Wintour pastinya sudah tak asing di kalangan fashionista. Perjalanan karirnya dalam bisnis fashion telah melewati berbagai sepak terjang selama lebih dari 30 tahun.
ADVERTISEMENT
Terutama dalam posisinya sebagai editor-in-chief majalah fashion Vogue hingga saat ini. Puluhan tahun ia tak pernah berhenti membuat gebrakan dalam dunia fashion. Hingga di tahun 2017, dirinya masuk dalam daftar Forbes Power Woman di urutan ke-27.
Kehidupan awalnya sangat normal, ia lahir di London, Inggris pada 3 November 1949. Keluarganya sangat berkecukupan, bahkan sang Ayah pernah menjabat sebagai editor koran di London Evening Standard.
Anna mendapatkan pendidikan normal yang cukup tinggi di North London Collegiate School. Bakatnya dalam dunia fashion muncul sejak masih muda. Di usia 18 tahun, ia berhenti sekolah untuk bekerja di Harpers & Queen sebagai fashion assistant.
Di tahun 1976, ia meninggalkan kantor pertamanya itu untuk terbang ke Amerika demi kemajuan kariernya. Benar saja, ia mendapatkan posisi mapan sebagai junior fashion editor di perusahaan ternama, Harper's Bazaar. Sayangnya, tak sampai 1 tahun ia berada disana, Anna di pecat karena disebut terlalu kental akan budaya Eropa.
ADVERTISEMENT
"Saat itu saya tak paham apa maksudnya, namun jika dipikir kembali, maksudnya mungkin sikap saya yang keras kepala dan tak pernah mendengarkan arahan editor saya,” cerita Anna, dilansir The Guardian.
Namun, Anna mengambil sisi baik dari pemecatan tersebut. Bahkan menurutnya, seseorang mesti merasakan dipecat atau PHK uuntuk bisa berkembang dan menyempurnakan keriernya.
Sejak saat itu ia terus berpindah dari satu media ke media lain. Namun, Alexander Liberman seorang editorial director Conde Nast melihat karakterk unik, totalitas dan kreativitas yang menarik dalam diri Anna.
Anna Wintour, Editor-in-Chief Vogue US (Foto: REUTERS/Eduardo Munoz)
Rupanya energi Anna menarik Liberman hingga ia dipercaya mengisi posisi Creative Director di Vogue, Amerika Serikat sejak 1988. Perlahan tapi pasti, Anna mengukuhkan eksistensi Vogue Amerika di kancah mode fashion dunia.
ADVERTISEMENT
Karyanya di Vogue selalu membuat dunia terperangah dengan pemikirannya terkait isu besar. Salah satunya yaitu Vogue edisi September 2004 dengan 832 halaman. Edisi ini menjadikannya majalah paling tebal sepanjang sejarah.
Kisah hidup Anna menjadi inspirasi hingga dijadikan karya fiksi berjudul 'Devils Wears Prada' oleh Lauren Weisberger. Mimpinya selalu sama, Anna ingin terus memajukan bisnis fashion dunia.
Saat ini, tercatat kekayaan bersihnya mencapai USD 50 juta atau Rp 511 miliar. Meski sempat dikabarkan akan pensiun, Anna Wintour justru semakin kukuh dalam membuat inovasi dan gebrakan terbaru lewat Vogue.