Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dulu Diejek Bodoh Tak Naik Kelas, Kini Jadi Miliarder Properti di Australia
14 Maret 2020 15:44 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menggapai kesuksesan di negeri orang kiranya jadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Pasalnya banyak yang berpikir untuk mengejar cita-cita di negara sendiri saja sulit apalagi jika membangun karier di negara orang.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan profil orang sukses satu ini. Iwan Sunito namanya, seorang pengusaha sukses asal Surabaya yang banyak menghabiskan masa kecil di Pangkalan Bun, Kalimantan.
Siapa sangka pria yang dahulu punya julukan si Anak Sungai dari Pangkalan Bun ini ternyata sering tak naik kelas, ia mengaku hampir semua mata pelajaran merah, nilainya hanya bagus di bahasa inggris, menggambar dan kerajinan tangan. Bahasa inggris pun bagus karena sudah kursus sebelumnya.
Karena kesulitan menangkap pelajaran, akhirnya orang tua Iwan memberikan les tambahan. Pantas saja saat itu nilainya melesat, ia bisa masuk lima besar di kelas. Nah, dari sanalah iya yakin bahwa sebetulnya tidak bodoh hanya tidak ada yang mengajarkan saja.
ADVERTISEMENT
Iwan juga dikenal sebagai sosok yang nakal karena sempat tertabrak truk tanker saat ingin menyalip mobil di depannya waktu itu, lebih parahnya Iwan dan teman yang dibonceng tidak memakai helm sebagai bentuk pengamanan, ia pun mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh.
Mengingat masa SD,SMP, hingga SMA yang dibilang berantakan, akhirnya ia bertekad untuk mengubah nasib di Australia. Pada waktu itu, Iwan berkata pada diri sendiri
"Saya bosan dibilang orang bodoh dan saya mau melihat terobosan dari keterbatasan di masa lalu saya di negara yang baru".
Menempuh Pendidikan di Australia
Perlahan tapi pasti Iwan Sunito mulai membuktikan ucapannya. Pada pertengahan tahun 1980-an, ia masuk ke sebuah perguruan tinggi ternama di Australia, yakni Universitas New South Wales.
ADVERTISEMENT
Adapun jurusan yang diambil sesuai dengan minat dan bakat yang Iwan punya, yaitu arsitektur. Iwan juga menyebut dirinya beruntung karena memiliki orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan, bahkan sebelumnya kedua orang tua Iwan berinvestasi agar anaknya bisa sekolah di luar negeri.
Iwan banyak belajar tentang bisnis dari kedua orang tuanya yang mulai merintis bisnis dari nol, mulai dari membangun kerja sama dengan orang hingga berjualan kue.
Ayahnya bahkan pernah kerja serabutan di Pangkalan Bun. Mulai dari bekerja memotong kayu, menyadap karet, hingga menjual karet dilakoninya.
Produktif Saat Masih Kuliah
Di tengah kesibukan kuliah, Iwan menyempatkan diri untuk menggarap proyek. Baginya saat itu proyek kecil tidak masalah, tak dibayar pun ia mau.
ADVERTISEMENT
Dia sadar betul bahwa untuk bisa sukses dibutuhkan pengalaman yang mumpuni, urusan bayaran bisa dipikirkan sambil jalan. Menurutnya daripada sekadar masuk kelas dan mendengarkan teori, lebih baik ia mengambil lompatan sendiri dengan langsung menggarap proyek-proyek kecil.
Proyek pertama yang pernah didapat Iwan juga sederhana. Ia dapat tugas menggambar garasi dan dapur. Lalu di tahun keempat, ia sudah mulai dapat pesanan untuk menggambar pagar, kamar mandi, dan dapur.
Pernah ia diberi honor 200 dolar untuk pekerjaan yang ia lakukan. Tapi ada juga klien yang tak membayarnya.
Setelah lulus dari teknik arsitektur, Iwan sempat bekerja dengan salah satu perusahaan arsitek terkenal di Australia selama enam bulan. Pekerjaan utamanya saat itu menggambar.
ADVERTISEMENT
Namun, karena merasa tak bisa berdedikasi ia putuskan untuk mengambil gelar master. Tahun 1994 ia membangun bisnis pertamanya. Baru dua tahun kemudian, ia membangun Crown International Holdings Group.
Dari sanalah bisnis properti Iwan kian terkenal, tetapi kamu bisa belajar dari pengalaman Iwan yang memulai proyek kecil di Crown International Holdings Group.
Saat itu ia belum berani mematok tarif dan proyek yang didapat pun awalnya cuma dari teman dan saudara hingga akhirnya Iwan berhasil mendapat proyek senilai miliaran dolar Amerika Serikat sejak tahun 2004. Nah ini yang dinamakan perjuangan tidak akan menghianati hasil.
Diketahui pada 2018 lalu, namanya masuk dalam daftar 20 orang paling berpengaruh di New South Wales. Iwan berada pada posisi 16 menurut media lokal Southern Courier.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini ia mendulang kesuksesan hingga triliunan rupiah dari bisnis properti miliknya yang tersebar hingga Melbourne dan Jakarta. Iwan pun merilis buku bertajuk From Borneo to Bloomberg: A Comeback Story and 13 Principles for Success.
Menginspirasi sekali ya Pak Iwan Ini.