Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dulu Miskin dan Dibully, Kini Masayoshi Son Jadi Orang Terkaya di Jepang
1 April 2021 12:33 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar nama perusahaan Softbank mungkin masih terasa asing di kalangan masyarakat umum. Tetapi justru pada kalangan perusahaan startup, perusahaan softbank sangat populer dan dikenal sebagai perusahaan yang royal menyuntikkan investasi ke berbagai perusahaan startup yang berkembang.
ADVERTISEMENT
Softbank sendiri merupakan perusahaan telekomunikasi dan media asal Jepang yang bergerak dalam bidang layanan internet, telekomunikasi seluler, dan keuangan. Perusahaan ini berdiri di Tokyo pada 3 September 1981. Di balik kesuksesan Softbank Corp saat ini tentu saja terdapat perjuangan pendirinya. Ia adalah Masayoshi Son.
Masayoshi Son lahir di Tosu, Jepang pada tanggal 11 Agustus 1957. Ia merupakan keturunan Korea yang lahir di Jepang. Ia lahir dari keluarga imigran Korea yang miskin. Keluarganya saat itu pindah ke Jepang sebagai penambang batu bara.
Sementara ayahnya merupakan penjual ikan dan mengurus peternakan babi. Kakeknya sebenernya memutuskan untuk menggunakan nama keluarga Jepang. Tapi, Masayoshi bersikeras untuk tetap memakai nama keluarga Korea yaitu Son daripada Yasumoto yaitu nama keluarga Jepang yang dipakai orang tua dan kakeknya.
ADVERTISEMENT
Karena keputusannnya tetap menggunakan nama Korea, ia sejak kecil harus menghadapi diskriminasi oleh teman-temannya. Saat itu memang hubungan Korea dan Jepang tidak baik. Sehingga sering terjadi diskriminasi.
Masayoshi saat itu tidak dianggap sebagai warga Jepang asli. Ia merupkan keturunan Korea. Maraknya diskriminasi saat itu membuat dirinya bahkan pernah dilempari batu oleh teman sekelas Jepang di sekolah.
Terlahir dari keluarga yang miskin membuat Masayoshi terus bertekad dan berusaha untuk meraih kesuksesan. Pada usia 16 tahun ia nekat ingin bertemu dengan Den Fujita yaitu seorang pengusaha asal Jepang yaitu pendiri McDonald’s Jepang. Ia cukup terinspirasi dengan buku yang ditulis Fujita.
Ia akhirnya nekat untuk bertemu Fujita, walaupun berulang kali telah diabaikan oleh asistennya ia sama sekali tak menyerah. Masayoshi akhirnya memesan tiket ke Tokyo dan langsung menuju kantor Fujita.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuannya ia ingin bercerita dan meminta nasihat untuk meraih kesuksesan seperti dirinya. Walaupun awalnya asistennya tidak menyetujuinya akhirnya Masayoshi bertemu dengan Fujita dan mengobrol selama 15 menit.
Dalam obrolannya bersama pendiri McD di Jepang tersebut ia menanyakan berbagai kunci sukses Fujita dan juga berbagai nasihat untuk dirinya. Fujita mengatakan bahwa Masayoshi dianjurkan untuk menguasai bahasa Inggris dan belajar mengenai informatika.
Hingga pada suatu saat Masayoshi memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat. Ia akhirnya hijrah ke California dan melanjutkan sekolah SMA di Serramonte High School. Setelah dua tahun ia masuk kuliah di Universitas of California, Barkeley jurusan Ekonomi dan ilmu komputer.
Pada tahun 1980 ia lulus dengan gelar B.A di bidang ekonomi. Selama berada di California, ia diam diam menunjukkan ketertarikannya yang besar pada Chip Komputer. Ia kemudian menyadari bahwa teknologi komputer akan segera mengubah dunia bisnis dan menghasilkan banyak uang dari Microchip.
ADVERTISEMENT
Ia pun memutuskan untuk membuat satu ide bisnis setiap harinya hingga akhirnya mengumpulkan sebanyak 250 ide bisnis. Salah satunya ia wujudkan dengan membuat kamus elektronik seukuran kalkulator yang dapat menerjemahkan delapan bahasa.
Ia kemudian mencari bantuan baik dari teknis maupun dana. Masayoshi kemudian menghubungi profesornya dan membantu merealisasikan idenya. Ide tersebut akhirnya berhasil bahkan kamus buatannya dibeli oleh perusahaan Sharp Corporation dengan harga 1 juta dolar.
Dengan uang tersebut, ia akhirnya mendirikan usaha bernama Unison pada tahun 1980 di Oakland, California tetapi akhirnya bisnis tersebut dibeli oleh Kyocera. Setelah itu ia kembali ke Jepang. Lambat laun ia memutuskan untuk mendirikan organisasi yang fokus dengan internet dan telekomunikasi bernama Nihon Softbank pada tahun 1981.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya nama usaha tersebut disingkat menjadi Softbank. Dan Masayoshi menjabat sebagai Chairman dan CEO di Softbank. Awal mula didirikannya ini sebenarnya hanya terdapat dua orang pekerja paruh waktu dan di sebuah kantor kecil. Softbank menjadi distributor perangkat lunak.
Bisnisnya mulai berkembang. Softbank melakukan diversifikasi dengan memasuki bisnis penerbitan dan meluncurkan dua majalah bulanan tentang PC dan perangkat lunak. Pada akhir 1980-an Softbank menciptakan sistem yang memungkinkan orang di seluruh Jepang memilih operator telepon dengan tarif rendah.
Bisnisnya terus berekspansi hingga yang paling terkenal adalah investasinya di Yahoo. Softbank menjadi pemegang saham utama di Yahoo dan mendirikan Yahoo Jepang. Ia menginvestasikan dananya sebanyak USD 374 di Yahoo antara 1995 dan 1998 dan puncaknya investasinya menghasilkan keuntungan 50 kali lipat.
Perusahaannya kini berlanjut untuk menginvestasikan ke berbagai perusahaan startup . Tapi pad suatu hari ia sempat kehilangan dan kerugian sebanyak USD 70 miliar dalam semalam. Walaupun sempat terpuruk, ia tetap berusaha bangkit dengan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian menginvestasikan USD 30 juta pada startup China Alibaba yang saat itu masih berusia 1 tahun. Alibaba pun berkembang pesat dan maju hingga saham Softbank telah berkembang menjadi USD 130 miliar dengan laba beratus kali lipat.
Softbank pun menjadi perusahaan paling ternama dan terkenal menginvestasikan ke beberapa startup di dunia salah satunya berinvestasi di startup asal Indonesia yaitu Tokopedia. Berkat kerja kerasnya ia yang bermula lahir dari keluarga miskin dan dibully, kini ia masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia nomor 39 dan nomor 1 di Jepang dengan total kekayaan senilai USD 26,6 miliar setara dengan Rp 385,7 triliun.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 12:00 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini