Konten dari Pengguna

Edi Mulyono, Bos Penerbitan yang Memulai Bisnis dengan Modal Rp 0

26 Juni 2020 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edi Mulyono atau biasa dikenal Edi AH Iyubenu. Foto: wattpad
zoom-in-whitePerbesar
Edi Mulyono atau biasa dikenal Edi AH Iyubenu. Foto: wattpad
ADVERTISEMENT
Edi Mulyono amat mencintai dunia literasi. Kini, tinggal di Jogja, ia telah sukses membangun kerajaan bisnis yang bergerak di bidang penerbitan dan kafe. Anda pernah mendengar Penerbit Diva Press? Ya, ia adalah orang di balik penerbit besar itu.
ADVERTISEMENT
Selain penerbitan, lelaki asal Madura, Jawa Timur, itu juga mendirikan kafe yang ia namai Basabasi. Tak kurang dari lima cabang kafe tersebut tersebar di berbagai titik di Yogyakarta.
Lantas, bagaimana, sih, kisah perjuangan Edi hingga akhirnya bisa mempunyai bisnis besar yang berbeda sektor itu?
Lama menjadi santri di Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Edi Mulyono kini tengah menempuh S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengambil Islamic Studies. Selama puluhan tahun tinggal di Yogyakarta, lelaki yang lebih dikenal dengan nama Edi AH Iyubenu di media sosial itu telah mengalami jatuh bangun dalam membangun bisnis.
Dalam sebuah wawancara, Edi bahkan mengaku nyaris tak mempunyai modal ketika mulai membangun Diva Press di tahun 2001, salah satu penerbit mayor miliknya yang terkenal di Yogyakarta, bahkan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau pertanyaannya modal berapa itu dapat dikatakan nyaris nggak ada. Yang ada adalah saya bisa menjaga amanah. Itu yang menjadi spirit besar yang sampai sekarang saya pegang," kata Edi.
Pada mulanya, masa awal Edi mengembangkan Diva Press masih memanfaatkan hubungan pertemanan. Ia melayani permintaan teman-temannya untuk menerbitkan buku dalam partai kecil.
Di titik ini, semua itu tak hanya dilakoni Edi lantaran gairahnya yang besar dalam dunia bisnis: laba bukanlah prioritas utama buatnya. Lebih jauh, Diva Press ialah bentuk kecintaan Edi yang amat dalam pada dunia literasi.
Dengan niat yang mulia itu, meskipun didirikan lewat modal seadanya, Diva Press kini kian meraksasa dari waktu ke waktu. Ia menjadi salah satu tujuan utama para penulis kawakan Indonesia untuk menerbitkan buku-buku mereka.
Edi AH Iyubenu sedang menandatangani buku-buku yang ditulisnya. Foto: Instagram @edi_ah_iyubenu
Kini, tak cukup dengan urusan menerbitkan buku, Edi mulai menyatroni bisnis kafe dengan konsep ruang ekspresi keilmuan, kebudayaan, dan kesusastraan. Telah lebih dari lima cabang kafe didirikan Edi di berbagai titik di Yogyakarta, dan semuanya selalu dibanjiri pengunjung setiap hari.
ADVERTISEMENT
Di kafe miliknya yang ia beri nama Basabasi itu, Edi amat sering mengadakan diskusi terbuka di bidang sastra, budaya, dan agama. Tempat itu jadi semacam kawah candradimuka bagi banyak penulis dan seniman di Yogyakarta yang sedang menempa diri: mereka berkomunitas, melakukan diskusi, dan belajar bersama di sana.
Ketika berbicara soal kunci sukses dalam berbisnis, Edi menyebut tiga hal utama: menjaga amanah, punya skill, dan berpengalaman. Soal keuntungan ekonomi, itu sama sekali bukan urusan genting baginya.