Filmnya Sempat Tak Laku, Ini Kisah Raam Punjabi yang Kini Jadi Raja Sinetron

Konten dari Pengguna
21 Juli 2020 12:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Raam Punjabi (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Raam Punjabi (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama keluarga Punjabi sudah tidak asing bagi para penggemar sinetron tanah air. Raam Punjabi telah melahirkan ribuan judul sinetron dan film di Indonesia. Gurita bisnis yang ia bangun di bawah PT Tripar Miltivision Plus (MPV) menjadikannya Raja Sinetron Indonesia. Tetapi bisnisnya itu, tidak sukses dalam satu malam. Raam juga pernah merasakan banyak film nya yang tak laku di pasaran.
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai bisnis filmnya, Raam mengawali karier sebagai impor tekstil sejak 1964. Di tahun 1967, Raam dan dua kakaknya, Dhamoo Punjabi dan Gobind Punjabi mengawali usaha importir film di bawah perusahaan PT Indako Film. Saat itu, modal yang mereka keluarkan senilai Rp 30 juta.
Tiga tahun kemudian, Raam mendirikan rumah produksi pertamanya PT Panorama Film. Bersama PT Aries Internasional Film, Raam memproduksi film Indonesia dengan judul “Mama”. Tetapi film ini sepi peminat dan tak laku di pasar.
Raam dan Raakhee Punjabi memperingati anniversary pernikahan ke-48. Foto: Dok. Ilham Bintang
Meski tak laku, Raam tak patah semangat. Ia tetap memproduksi filmnya sendiri. Film keduanya pun lahir dengan judul “Demi Cinta” yang dimainkan oleh Sophan Sophian dan Widyawati. Namun, keberuntungan masih saja belum di pihaknya. Film kedua juga tak mendapatkan minat pasar.
ADVERTISEMENT
Raam Jethmal Punjabi membangun bisnisnya dari nol lantaran cinta dengan dunia perfilman. Ia tak menyerah meski filmnya tak laku di pasar. Baru di filmnya yang ketiga “Pengalaman Pertama” mampu mencetak untung. Film itu perankan oleh Roy Marten, Yati Octavia, dan Robby Sugara.
Keberuntungannya itu membuat Raam berani mendirikan PT Parkit Film di tahun 1979. Ketika industri perfilman Indonesia sedang lesu, Raam justru membawa trend baru. Bersama film Warkop (Warung Kopi) yang dibintangi oleh Dono, Kasino, dan Indro, Raam berhasil memanen kekayaan yang besar.
Memasuki tahun 1980an, bisnis film sedang tidak dalam keadaan stabil. Di akhir 1989an, kondisi diperparah dengan adanya monopoli dan bioskop dikuasai oleh importir dari berbagai negara. Meski begitu, Raam tidak kehilangan akal. Dirinya kemudian bertindak cepat dan banting stir ke dunia sinetron.
ADVERTISEMENT
Idenya disambut baik dengan RCTI yang menjadi stasiun TV swasta pertama. Sinetron komedi dengan judul “Gara-Gara” yang dibintangi oleh Lydia Kandou dan Jimmy Gideon sukses besar. Sejak saat itu, rumah produksinya terus menghasilkan karya-karya yang sering kita lihat di televisi.
Beragam sinetron dan sederet film telah ia produksi. Seperti Indra Ketujuh, Karma The Series, Semua Indah Karena Cinta, hingga film Soekarno, 3 Srikandi, Kuntilanak, Sang Pencerah, dan sebagainya. Hingga kini rumah produksi Raam terus menghasilkan banyak sinetron dan film yang menghiasi layar kaca perfilman Indonesia.