Konten dari Pengguna

Frederick Hutson, Mantan Napi yang Jadi Pendiri Aplikasi Pigeonly

12 Desember 2021 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Frederick Hutson, CEO Pigeonly. (Foto: Instagram @iamfastfreddy)
zoom-in-whitePerbesar
Frederick Hutson, CEO Pigeonly. (Foto: Instagram @iamfastfreddy)
ADVERTISEMENT
CEO Pigeonly, Frederick Hutson baru berusia 24 tahun dan tinggal di St. Petersburg, Florida, Amerika Serikat ketika dia divonis hukuman penjara atas tuduhan perdagangan narkoba.
ADVERTISEMENT
Mantan Veteran Angkatan Udara itu menghabiskan empat tahun di penjara dan dipindahkan ke delapan lembaga pemasyarakatan yang berbeda.
Hutsons merasakan kehidupan penjara yang begitu mengasingkan. Ditambah fasilitas untuk panggilan telepon antar negara bagian untuk narapidana harus menghabiskan biaya yang mahal.
Selain dengan dunia luar, penjara membuat narapidana asing dengan keluarga mereka sendiri. Padahal, dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa menjaga narapidana tetap terhubung dengan orang yang dicintai akan membantu mengurangi tingkat kriminalitas.
Penderitaan dan keterasingan Hutson sendiri di penjara membawanya ke ide bisnis yang hebat. Selama hari-harinya di penjara ia menghabiskan waktu dengan merencanakan bisnis.
Hutson bahkan membuat spreadsheet di atas kertas biasa dari perpustakaan hukum. Setelah dibebaskan, dia telah melakukan brainstorming struktur dasar untuk perusahaan yang ia dirikan, Pigeonly.
ADVERTISEMENT
Ia mengukur dan merencanakan ide bisnisnya ini dengan jelas dan terstruktur. Pigeonly hadir di tahun 2012 berupa aplikasi untuk menghubungkan narapidana dengan keluarga melalui panggilan telepon dan foto.
Hutson meyakini bahwa dirinya telah menemukan peluang dan ide bisnis yang brilian. Kesempatan ini membuatnya menjadi CEO Pigeonly hingga memiliki kekayaan bersih senilai USD 2,44 juta atau setara dengan Rp 34,6 miliar.
Pigeonly adalah startup terkemuka di bidang komunikasi. Produk perusahaan melayani narapidana, keluarga dan orang yang mereka cintai. Beberapa fitur yang disediakan yaitu Telepigeon dan Fotopigeon.
Frederick Hutson, CEO Pigeonly. (Foto: Instagram @iamfastfreddy)
Telepigeon sangat mengurangi biaya panggilan telepon penjara. Fotopigeon memudahkan pengiriman foto cetakan berkualitas lab foto ke narapidana dari telepon.
Awalnya Hutson tidak berfokus untuk mengumpulkan uang, ia hanya ingin membangun produk terbaik untuk pelanggannya. Hutson bahkan tidak memiliki latar belakang yang sama dengan pengusaha teknologi di luar sana.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari rencana bisnis yang ditulis dengan baik, Hutson mendapat hambatan yang jelas selama peluncuran perusahaan. Dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2012 ke rumah singgah tanpa internet.
Ia melakukan pemasaran lewat surat atau melampirkan iklan untuk FotoPigeon ke dalam buletin surat. Tak lupa, ia juga menambahkan konten yang relevan seperti detail tentang pedoman hukuman baru dan banyak lagi.
Hari ini, Pigeonly, adalah perusahaan teknologi senilai USD 3 juta atau Rp 42,6 miliar yang secara eksklusif membuat produk untuk komunitas yang kurang terlayani, terutama bagi narapidana dan keluarga mereka.
Lebih dari ribuan pelanggan telah menggunakan Telepigeon. FotoPigeon telah mengirimkan lebih dari 90.000 foto untuk 11.000 pelanggan dengan harga mulai dari USD 0,50 atau Rp 7.100 per gambar.
ADVERTISEMENT
Frederick Hutson juga berinovasi untuk mengembangkan layanan dan fitur lain, termasuk layanan terkait melayani narapidana untuk perbankan, penempatan kerja, dan perumahan pasca pembebasan.