Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hanya Tamatan SMP, Begini Kisah Jatuh Bangun Anne Avantie Jadi Desainer Kondang
26 April 2021 13:21 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan desainer terkemuka Anne Avantie. Berbagai karya Anne khususnya kebaya-kebayanya sukses dicintai pasar nasional dan internasional. Tak disangka, sebelum sesukses saat ini masa muda Anne Avantine memiliki lika-likunya sendiri.
ADVERTISEMENT
Anne Avantie atau Sianner Avantie, lahir di Semarang 20 Mei 1954 merupakan anak ke 22 dari 24 bersaudara. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Solo. Ia merupakan keturunan tionghoa yang menyambung hidup dengan berbisnis.
Ayahnya memiliki usaha variasi mobil dan ibunya memiliki usaha salon. Sedari duduk di sekolah dasar, Anne sudah tertarik pada segala hal yang berbau mode dan fashion. Hal tersebut membuatnya pintar membuat segala kreasi hiasan pita rambut.
Tapi sayangnya, pendidikannya hanya sebatas tamatan SMP. Ia pun sempat berputus asa dan menyalahkan keadaan karena memiliki segala keterbatasan. Tak berlarut-larut dalam kesedihan, Anne pun bangkit dari keterpurukannya.
Karena sedari kecil bakat menjahit telah ada dalam dirinya, ia pun mulai dipercaya untuk membuat kostum panggung untuk grup vocal dan tari sekolah sampai berbagai ajaran hiburan remaja lainnya di Solo.
ADVERTISEMENT
Saat usianya 19 tahun, ia pun menikah tapi sayang Anne pun bercerai ketika umur 21 tahun. Hal tersebutlah yang membuatnya terpuruk. Tapi ia segera bangkit dan meneruskan hidupnya dengan berbagai usaha seperti menjadi SPG dan berjualan mangga yang dilakoninya untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
Pada tahun 1989, ia pun tergerak untuk membuka usaha dalam bidang mode. Ia memulai karirnya sebagai perancang busana yang bermula dari rumah kontrakan dan diberi nama “Griya Busana Permatasari”.
Pertama kali membuka usahanya ia hanya bermodal dua buah mesin jahit. Rumah modenya diberi nama “Griya Busana Permatasari”. Sebenarnya Anne tak memiliki banyak pengetahuan tentang mode secara formal. Ia akhirnya belajar dengan keras secara otodidak.
ADVERTISEMENT
Usahanya pun tak berjalan dengan mulus. Ia pernah dihina dan dipojokkan karena merancang gaun malam. Selain itu kondisi finansialnya sempat terpuruk. Pada tahun 98 saat terjadi diskiriminasi pada etnis tionghoa, tempat usahanya pun sempat menjadi sasaran oknum-oknum tak dikenal.
Anne merupakan orang yang tak pernah berlarut dalam kesedihan. Ia pun bangkit dan memulai kembali usahanya. Hingga akhirnya dirinya berkenalan dengan kabaya. Ia pun merancang kebaya dan desain yang dibuat lama-kelamaan khusus membuat kebaya.
Di sinilah titik terang mulai menghampiri hidupnya. Berbagai desain kebaya buatannya ternyata disukai banyak masyarakat. Hingga kemudian rancangan kebayanya mulai kebanjiran order dan memiliki banyak penggemarnya.
Bisnisnya terus berkembang, berawal dari dua mesin jahitm pada tahun 2010 Anne mencoba membuka butik pertama di pusat perbelanjaan Jakarta yaitu Mall Kelapa Gading dan Roemah Penganten di Grand Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berbagai usaha dan kerja kerasnya sangat membuahkan hasil. Karya-karyanya tak hanya memiliki penggemar masyarakakat lokal tapi juga mulai merambah pada pasar internasional. Salah satunya adalah karyanya dikenakan oleh miss universe 2019. Sebuah kebanggan sendiri baginya dan tentu Indonesia.
Anne Avantie selain dikenal sebagai desainer kondang Indonesia ia juga sangat antusias dengan berbagai kegiatan sosial yang dilakukannya. Ia membangun rumah singgah bernama Wisma kasih Bunda pada tahun 2002 yang merupakan kolaborasi dengan Rumah Sakit St. Elizabeth, Semarang.
Ia juga merupakan penulis buku rohani Katolik dan aktivis sosial. Anne mendirikan sebuah toko bernama “Pendopo” yang menjual berbagai produk seni dalam negeri untuk membantu para pelaku usaha kecil menengah.
Tak jarang Anne sering juga mengadakan workshop keterampilan fashion dan kewirausahaan untuk membagikan ilmunya kepada para pelajar, penjahit, hingga ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Karena kesuksesannya sebagai desainer dan sering menjadi berbagai narasumber di berbagai acara, pada tahun 2004, 2005, dan 2008 ia diberikan penghargaan “Kartini Award” oleh Ny. Ani Bambang Yudhoyono atas kontribusinya untuk usaha kecil.