Hidup Sederhana, Lo Kheng Hong Punya Kekayaan Rp 625 M Hasil Investasi Saham

Konten dari Pengguna
29 November 2020 11:47 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia.  Foto: Dok. SBM ITB
zoom-in-whitePerbesar
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia. Foto: Dok. SBM ITB
ADVERTISEMENT
Lo Kheng Hong, investor kawakan yang mendapat julukan Warren Buffett Indonesia. Julukan tersebut didapatkannya karena keberhasilan di bursa saham, dengan mempelajari strategi investasi ala Warren Buffet.
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran 1959 ini berhasil mencapai kebebasan keuangan (Financial Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Di usianya yang sudah menginjak 61 tahun, Lo Kheng hong masih aktif dalam berinvestasi saham dan tak pernah berpikir untuk berhenti.
Lo Kheng Hong lahir dari keluarga sederhana, atau bahkan kurang secara ekonomi. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, Lo Kheng Hong memiliki semangat serta daya juang yang tinggi.
Rumah yang ditinggalinya dulu hanya berukuran 4×10 meter, tanpa plafon, hanya ada atap dan temboknya dibuat dari papan.
Rumahnya pun terletak setengah meter di bawah jalan raya dan selalu terkena banjir. Hal ini terjadi karena keterbatasan keuangan untuk merenovasi rumah.
Pada tahun 1979, setelah lulus dari SMA, Lo Kheng Hong tidak bisa melanjutkan study ke universitas karena keterbatasan biaya. Akhirnya dia mencoba melamar kerja di Overseas Express Bank (OEB)., dan diterima sebagai pegawai tata usaha.
ADVERTISEMENT
Sebagai pegawai tata usaha, Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, namun dengan gaji seadanya dia berhasil melanjutkan study di Universitas Nasional, jurusan Sastra Inggris, sambil tetap bekerja sebagai pegawai tata usaha.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai berkenalan dengan dunia investasi saham dan pasar modal. Dia memulai membeli saham pada usia 30 tahun.
Modal investasinya pun terbatas dikarenakan saat itu masih bekerja sebagai pegawai tata usaha di bank yang bergaji kecil.
Saham pertama yang dia beli adalah saham PT Gajah Surya Multi Finance saat IPO (Initial Public Offering atau Penawaran Umum Perdana).
Lo Kheng Hong rela mengantri panjang untuk mendapatkan saham ini. Namun setelah listing, bukannya naik harga sahamnya malah menurun dan Lo Kheng Hong terpaksa menjual rugi.
ADVERTISEMENT
Hal itu ternyata tidak menyurutkan minat Lo Kheng Hong untuk tetap berinvestasi di saham. Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih rajin mempelajari investasi saham secara otodidak, dan banyak membaca buku-buku tentang prinsip dan strategi investasi Warren Buffet.
Tercatat per 14 Agustus 2020, Lo Kheng Hong memegang saham induk MNC Group, BMTR sebanyak 942 juta saham senilai Rp 295 miliar.
Lo Kheng Hong juga memegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO). Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) sebanyak 151 juta saham senilai Rp 289 miliar, per 31 Juli 2020.
Di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), masih Grup Indika, sebanyak 101 juta saham senilai Rp 41 miliar, per 31 Juli 2020.
ADVERTISEMENT
Jika dijumlahkan maka kekayaan Lo Kheng Hong ditaksir mencapai Rp 625 miliar. Angka tersebut tidak termasuk aset non-saham, seperti rumah dan ruko.
(AAG)