Ingvar Kamprad, Pedagang Asongan yang Sukses Jual Furniture, Hartanya Rp 51,6 T

Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ingvar Kamprad (Foto: IKEA Newsroom)
zoom-in-whitePerbesar
Ingvar Kamprad (Foto: IKEA Newsroom)
ADVERTISEMENT
Jika Anda punya ketertarikan terhadap dunia dekorasi atau furniture, sudah pasti Anda mengenal IKEA, bukan? Ya, brand furniture asal Swedia ini memang paling digemari di seluruh dunia. Beberapa sumber bahkan mengatakan kalau IKEA telah merajai bisnis furniture selama 76 tahun sejak awal berdiri.
ADVERTISEMENT
Situs bisnis kenamaan asal AS, Forbes, mencatat pada 2017 silam pendapatan IKEA mencapai 46 miliar dolar AS atau setara Rp 677 triliun (kurs: Rp 14.726). Pendapatan ratusan triliun memang melekat dengan IKEA. Perusahaan furniture tertua ini memang telah menjadi raja di bisnis perabotan.
Namun, siapa sangka, di balik suksesnya IKEA sebagai perusahaan, ada sosok pendiri yang susah payah membangun perusahaan tersebut dari nol. Ialah Ingvar Kamprad, si pendiri IKEA yang memulai semuanya dari nol.
Mendiang Ingvar Kamprad lahir pada 30 Maret 1926 di Swedia dan meninggal dunia pada 27 Januari 2018 dalam usianya yang ke-91 tahun. Kamprad lahir dari keluarga petani di Provinsi Smaland, Swedia yang telah melakukan profesi tersebut secara turun temurun.
ADVERTISEMENT
Ayahnya mendapatkan warisan tanah pertanian dari kakeknya pada saat Ingvar Kamprad berusia 6 tahun. Sejak saat itu, ia tinggal di pertanian tersebut bersama keluarganya yang terdiri dari kedua orang tua, nenek, dan kakeknya.
Berawal dari Pedagang Asongan
Ingvar Kamprad yang kini kita kenal sebagai taipan perabotan paling kaya di dunia, dahulu merupakan seorang yang bukan siapa-siapa. Dunia pertanian Eropa kala itu sangat terancam akibat peperangan tiada henti. Jelas saja, meski punya tanah luas, keluarga Kamprad tidak ubahnya kalangan miskin.
Karena keadaannya yang sedemikian sulit, Ingvar Kamprad secara natural belajar bisnis sejak usianya lima tahun. Saat itu, ia yang masih sangat kecil memberanikan diri untuk berjualan korek api.
Awal mula Ingvar memulai bisnis ini karena ia melihat harga korek api grosiran yang sangat murah di kawasan Stockholm. Ia lalu berpikir untuk membelinya dan menjualnya kembali secara satuan. Ternyata, jualannya itu membawa untung yang lumayan.
ADVERTISEMENT
Berhubung jualannya laku keras, Ingvar kemudian menambah jumlah barang dagangannya. Tak hanya korek api, Ingvar juga mulai berjualan pernak-pernik Natal, ikan, bibit, dan alat tulis.
Dengan mengendarai sepeda, Ingvar menjajakan dagangan kecil-kecilannya ke rumah-rumah di sekeliling kampungnya. Ingvar menjalani profesinya sebagai pedagang asongan dalam waktu yang cukup lama, yakni hingga ia menyelesaikan studinya pasa usia 17 tahun.
Seusai lulus, pada 1943 Ingvar melebarkan sayap bisnisnya. Kali ini ia menjual replika meja dapur karya pamannya. Karena laku, Ingvar kemudian semakin memperbesar jangkauan bisnisnya menjadi semua barang furniture tepat pada tahun 1948. Dari situlah IKEA dibangun dan terus berkembang hingga hari ini.
Tak dinyana, bisnis furniture-nya yang dibangun dari bengkel pamannya itu terus membawa keuntungan bagi Ingvar. Forbes mencatat kekayaan bersihnya hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya adalah 3,5 miliar dolar AS atau senilai Rp 51,6 triliun.
ADVERTISEMENT