Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Irwan Hidayat, Bos Sido Muncul yang Masuk Daftar Orang Terdermawan di Asia
27 April 2020 15:36 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang-orang di dalam profil orang sukses bukan hanya dikenal dengan kekayaannya yang berlimpah, tapi bagaimana cara mereka memanfaatkan kekayaan mereka. Salah satu cara untuk memanfaatkan kekayaan adalah membaginya kepada yang membutuhkan tanpa imbalan sedikitpun.
ADVERTISEMENT
Hal itu tercermin pada Irwan Hidayat, Presiden Direktur PT Sidomuncul. Awal April lalu, PT Sidomuncul menyalurkan bantuan sebesar Rp 15 miliar dalam rangka mengatasi pandemi virus corona.
Dana tersebut diberikan dalam bentuk Alat Pelindung Diri (APD), Face Shield, Virus Transport Media (VTM), Rapid test, hand sanitizer, masker, sarung tangan, disinfektan, uang tunai, dan sembako. Adapun bantuan disalurkan kepada pihak yang membutuhkan seperti tenaga medis, lansia, pengendara ojek online, juga pengendara bajaj.
Kedermawanan Irwan tidak berhenti di situ saja. Di bulan Ramadhan, perusahaannya kerap menggelar acara mudik gratis untuk pedagang jamu dan masyarakat yang sudah dilakukan sejak tahun 1991. Pada tahun 2019, Sidomuncul memberangkatkan 12.000 pedagang jamu di acara penyelenggaraannya yang ke 30. Dengan 189 unit bus, Sidomuncul berhasil membantu pedagang jamu untuk mudik ke kampung halaman masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tidak aneh jika Irwan Hidayat disebut sebagai orang yang dermawan. Kedermawanannya bahkan diaku oleh majalah Forbes yang memasukkannya ke dalam daftar Heroes Of Philantrophy atau Pahlawan Kemanusiaan Asia Pasifik pada tahun 2013. Daftar tersebut ditujukan bagi orang-orang rela memberikan uang dengan jumlah banyak untuk beramal.
Selain dermawan, Irwan juga tercatat di FORBES sebagai 50 orang terkaya di Indonesia. Ia berada di urutan 30 pada tahun 2019 dengan kekayaan bersih sebesar USD 1,1 miliar.
Barangkali masyarakat tidak asing dengan PT Sidomuncul. Produsen jamu yang satu ini memiliki beberapa produk seperti Tolak Angin dan Kuku Bima yang bisa dengan mudah ditemukan mulai dari supermarket hingga pedagang asongan. Produk Sidomuncul pun bisa ditemukan di beberapa negara lain seperti Amerika, Rusia, Australia, Timur Tengah, Afrika, dan ASEAN.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan PT Sidomuncul juga terlihat dari keuntungan yang didapat. Tercatat laba PT Sidomuncul naik 28 persen pada semester 1 tahun 2019. Perusahaan yang dipegang Irwan ini berhasil meraup pendapatan Rp 1,41 triliun. Terdapat peningkatan sebesar 10,46 persen dari tahun sebelumnya di semester yang sama.
Semua ini tak lepas dari kerja keras Irwan dan saudara-sadauranya dalam mengelola PT Sidomuncul. Pasalnya, perusahaan keluarga ini awalnya tidak sukses seperti sekarang.
Meneruskan perusahaan keluarga
Irwan Hidayat lahir di Yogyakarta pada 23 April 1947. Selepas SMA, ia memutuskan untuk meneruskan perusahaan jamu yang didirikan oleh Ny.Rakhmat Sulistyo, neneknya pada tahun 1951.
Sebagai generasi ketiga, Irwan masuk ke dalam bisnis jamu keluarganya pada tahun 1973 bersama keempat saudaranya. Sempat ia duduk di bangku perguruan tinggi, tapi tak satupun dari lima bersaudara tersebut lulus kuliah karena lebih memilih untuk menjalankan bisnis.
ADVERTISEMENT
Sebagai pendatang baru, Irwan dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang melilit perusahaan. Pabrik jamu berukuran 600 m2 itu dibebani oleh hutang yang terbilang besar. Hal itu diperparah dengan kalah telaknya jamu yang bersaing dengan pil obat-obatan. Saat itu, pangsa jamur hanya 0,5 persen di industri farmasi.
Permasalahan yang ada pada produk Sidomuncul adalah rasanya yang pahit di lidah. Hal ini baru disadari oleh Irwan pada tahun 1993. Selain membenahi produk, Irwan juga mulai membuat perubahan di beberapa bidang termasuk membenahi utang.
Berbenah
Sebagai pengusaha , Irwan mengambil langkah yang tidak biasa pada akhir era orde baru. PT Sidomuncul memutuskan untuk mendirikan laboratorium pada tahun 1997. Padahal, krisis ekonomi sedang menerjang Indonesia saat itu, tapi Irwan malah berhasil memiliki aset baru untuk perusahaannya.
ADVERTISEMENT
Laboratorium seluas 3000 m2 persegi disandingkan dengan pabrik seluas 7 hektar pada tahun 1998. Semua berdiri di sebuah kawasan yang memiliki luas 32 hektar, termasuk sarana agrowisata. Semua dibangun untuk menunjang PT Sidomuncul agar menjadi lebih baik.
Minuman tradisional yang merupakan bisnis keluarga ini kemudian diolah dengan otomasi mesin. Meski awalnya diragukan, langkah visioner yang diambil oleh Irwan ini membawa keuntungan besar hingga hari ini. Lewat teknologi, Irwan ingin membuktikan bahwa jamunya bisa diuji secara ilmiah.
Adapun untuk bahan baku, sebagian besar didapatkan dari Indonesia. PT Sidomuncul bekerjasama dengan mitra petani yang menyediakan bahan baku yang kemudian diolah menjadi jamu.
Kesuksesan semakin terlihat pada tahun 2000. Sidomuncul mendapatkan Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik dari Departemen Kesehatan (CPOB). Dengan sertifikat ini, produk yang dihasilkan oleh PT Sidomuncul resmi sejajar dengan produk obat-obatan yang dihasilkan oleh industri farmasi.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, PT Sidomuncul dapat dibilang sebagai perusahaan yang sukses. Bukan tanpa sebab, pada tahun 2019, PT Sidomuncul masuk ke dalam “Best of The Best” 50 perusahaan terbaik versi majalah Forbes Indonesia.