Jual Kerajinan dari Daun Kering Beromzet Miliaran, Ini Kisah Dewi Tanjung Sari

Konten dari Pengguna
18 Juni 2020 12:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dewi Sari Tanjung berfoto dengan kerajinan buatannya. Foto: maxmanroe.com
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Sari Tanjung berfoto dengan kerajinan buatannya. Foto: maxmanroe.com
ADVERTISEMENT
Di dunia bisnis, kreativitas adalah kunci utama untuk bisa bertahan dan sukses. Tanpa kreativitas, gempuran persaingan yang ketat akan meluluhlantakkan segala hal.
ADVERTISEMENT
Hal itu telah disadari oleh Dewi Tanjung Sari. Berangkat dari kreativitasnya, ia memulai sebuah usaha dengan modal yang tergolong sedikit.
Berlatarbelakang keluarga yang sederhana, keadaan tak mengubur semangat Dewi untuk menjadi pengusaha sukses. Masuk kuliah diploma di Universitas Brawijaya pada tahun 2003, ia mulai menunjukkan geliatnya di dunia bisnis. Di sela-sela kesibukan perkuliahan, Dewi berinisiatif membuat kerajinan dari daun kering.
Pada awalnya, Dewi memunguti daun-daun yang ada di halaman kampusnya untuk dijadikan kerajinan. Ia membentuk daun-daun itu menjadi pigura foto, kotak pensil, undangan, dan kreasi kerajinan lain. Dengan hanya bermodal Rp 50 ribu, dijadikannya ajang-ajang pameran di kampus sebagai kesempatan Dewi menjual produk kerajinan buatannya.
Adapun selain menjualnya di pameran, Dewi biasa menitipkan kerajinannya kepada teman kuliah untuk dijual. Dari situ, ia kemudian mengetahui bahwa kerajinan buatannya itu banyak diminati orang. Hampir setiap membuatnya dalam jumlah tertentu, produk kerajinan itu habis terjual ke teman-teman kuliahnya. Maka dari situ, Dewi semakin bersemangat untuk menjalankan bisnis itu.
Kerajinan dari daun kering. Foto: kerajinanindonesia.id
Hanya berlangsung 2 tahun saja, yakni di tahun 2005, usaha Dewi berkembang begitu pesat. Ia mulai mengekspor kerajinan buatannya ke luar negeri. Namun ketika itu, produk-produknya telah dimodifikasi. Salah satu modifikasi tersebut ialah Dewi mulai membuat kerajinan dari limbah.
ADVERTISEMENT
Dari sini, Dewi lalu merekrut 16 karyawan. Karena keunikan bahan baku dan kreativitasnya, produk Dewi laku di Australia, Hongkong, Malaysia, hingga Jerman. Omzet yang didapatkan Dewi kala itu mencapai puluhan juta.
Namun, kemonceran bisnis kerajinannya tak hanya sampai di situ. Setelah sempat mengalami krisis di tahun 2009, Dewi lalu berinisiatif membuat franchise untuk bisnisnya dengan nama De Tanjung. Dari ide itu, usahanya lalu berkembang di banyak kota di Indonesia mulai dari Malang, Bekasi, Bontang, Palu, Cirebon, bahkan hingga Papua.
Di tahun 2010 saja, omzet bisnis Dewi mencapai Rp 1,1 miliar dengan keuntungan bersih hingga Rp 237 miliar. Maka, akibat kreativitas juga kegigihannya menjalankan bisnis dari waktu ke waktu, nasib telah membayar perjuangannya.
ADVERTISEMENT