Kisah Akio Morita, Pendiri Sony yang Dulunya Pembuat Bir dan Letnan Tentara

Konten dari Pengguna
20 Juli 2020 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Akio Morita, sosok di balik brand elektronik terkenal Sony. Foto: wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Akio Morita, sosok di balik brand elektronik terkenal Sony. Foto: wikipedia
ADVERTISEMENT
Di dunia elektronik, Sony menjadi salah satu brand besar yang memimpin pasar dunia. Raksasa elektronik asal Jepang itu mengeluarkan hampir seluruh jenis produk elektronik bagi konsumen, mulai dari televisi, gadget, laptop, kamera, dan masih banyak lagi. Pasarnya, tentu saja, telah tersebar di seluruh negara dari berbagai penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Di balik kesuksesan brand itu, ada nama Akio Morita yang mungkin tak cukup akrab di telinga banyak orang. Ia lahir di Tokoname, Aichi, Jepang pada tanggal 26 Januari 1921 dari keluarga sederhana yang kesehariannya membuat bir khas Jepang bernama sake miso. Sejak usia dini, merelakan waktu liburan sekolahnya, Akio gemar membantu ayahnya dengan membuat bir dan mengikuti rapat bisnis keluarga. Selain itu, ia yang keranjingan mempelajari matematika dan fisika sejak kecil memang hobi mengotak-atik berbagai peralatan elektronik.
Adapun singkat kata, gairah Akio pada dunia elektronik tersebut kian membesar ketika sesaat setelah Jepang selesai dari huru-hara Perang Pasifik dan Akio menjadi Letnan Angkatan Laut di dalamnya, ia mendapat undangan dari seorang profesor untuk bergabung dengan salah satu fakultas di Tokyo Institute of Technology.
ADVERTISEMENT
Menerima undangan itu, Akio pun sangat tertarik. Ketika saat itu masih tinggal di Nagoya, ia segera mengemasi barang-barangnya untuk hijrah ke Tokyo. Di sana, Akio kembali bertemu dengan koleganya saat berada di angkatan laut, Masaru Ibuka, yang pada akhirnya mengajaknya mendirikan Institut Penelitian Telekomunikasi Tokyo, sebuah badan yang berfokus pada penelitian dan pengembangan teknologi. Keduanya lalu memulai petualangan dalam mengembangkan badan itu bersama-sama.
Seiring berjalannya waktu, ketika makin asyik masyuk dengan dunia elektronik, Akio dan Ibuka mendirikan Tokyo Tsushin Kogyo KK (Tokyo Telecommunications Enginneering Corporation) pada 7 Mei 1946. Saat itu, usia Akio baru menginjak 25 tahun, sementara Ibuka berusia 13 tahun lebih tua darinya, yakni 38 tahun. Dengan modal awal 190.000¥, keduanya memulai sebuah bisnis di bidang elektronik dengan merekrut kurang lebih 20 orang karyawan.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, sejarah kemunculan Perusahaan Sony berawal dari dorongan Akio dan Ibuka untuk mengembangkan Tokyo Telecommunications Enginneering Corporation ke tingkat global. Pada tahun 1958, dalam rangka mencapai target itu, nama perusahaan itu diubah keduanya menjadi Sony.
Meski awalnya hal tersebut tak mendapat tanggapan baik dari internal perusahaan lantaran nama perusahaan yang sebelumnya telah terlanjur dikenal oleh publik, Akio dan Ibuka tak patah arang dan tetap berusaha memberikan penjelasan pada banyak karyawannya. Maka, setelah melewati banyak diskusi dan lobi-lobi yang menegangkan, keduanya mengubah nama perusahaan itu menjadi Sony Corporation.
Dengan tekadnya yang sekuat baja, Akio dan Ibuka bisa membuat Sony Corporation makin dikenal oleh masyarakat dunia. Hal itu lalu membuat Akio memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat dengan membawa serta keluarganya. Pada tahun 1960, Sony Corporation of Amerika pun resmi didirikan.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, banyak sekali produk Sony yang telah diluncurkan, dalam sejarahnya yang tak pernah lepas dari inovasi dan kreativitas Akio. Berbagai ide tersebut telah melahirkan gaya hidup baru di Amerika, misalnya kaset video dan Walkman.
Pada tahun 1961, lantaran perusahaan Akio kian membesar, Sony Corporation lalu mulai menjual sahamnya di New York Stock Exchange. Saat itu, Sony Corporation menjadi perusahaan asal Jepang pertama dan satu-satunya yang berhasil menjual saham mereka di New York. Dengannya, Akio dapat mengembangkan Sony Corporation dengan modal yang tak hanya berasal dari negaranya sendiri.
Guna menggaet investor dan memanfaatkan keberagaman portofolio bisnis, Sony Corporation kini berganti nama menjadi Sony Group. Foto: kumparan
Kini, setelah berdiri selama 74 tahun terhitung dari berdirinya Tokyo Telecommunications Enginneering Corporation pada 1946, Sony Corporation resmi berganti nama menjadi Sony Group. CEO Sony saat ini, Yoshida Kenichiro menyatakan, perubahan nama perusahaan itu bertujuan guna menggaet investor dan memanfaatkan keberagaman portofolio bisnis Sony yang kian hari kian berkembang. Kini, kita mengenal Sony sebagai produsen raksasa berbagai produk elektronik di dunia.
ADVERTISEMENT