Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Anak Tukang Kayu yang Kini Berharta Triliunan, Bahkan Mau Beli AC Milan
24 Juli 2020 12:00 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Rocco Commisso adalah pengusaha televisi kabel terbesar kelima di Amerika Serikat. Dirinya juga menjadi salah satu miliarder dunia dengan kekayaan sebesar 5,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 72,8 triliun. Rocco harus bekerja keras untuk mendapatkan kekayaannya. Hal ini lantaran dirinya terlahir dari keluarga miskin.
ADVERTISEMENT
Si ayah hanya tukang kayu dengan penghasilan yang sangat rendah. Keluarganya pindah dari Italia ke Amerika Serikat ketika dirinya berusia 12 tahun. Ketika pindah ke AS, dirinya juga mengalami kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Meski begitu dirinya tak lantas minder. Rocco muda mendaftar menjadi pemain akordeon solo dan memenangkan kompetisi bakat itu. Saat itulah kemampuannya mencuri perhatian dari manajer Wakefield yang menulis surat ke sekolah katolik lokal untuk menerimanya sebagai murid. Ia kemudian masuk ke sekolah itu tanpa tes.
Kisahnya tidak lantas terus bahagia. Rocco harus bekerja 40 jam dalam seminggu untuk membayar biaya sekolahnya. Keberuntungan terus berpihak kepadanya. Rocco mendapatkan beasiswa kuliah di Columbia University. Di sana, dirinya juga mendapatkan kesempatan untuk bergabung di tim sepak bola AS di ajang olimpiade.
ADVERTISEMENT
Ketika lulus dari kampusnya, Rocco mendapatkan penghargaan sebagai salah satu lulusan terbaik. Setelah selesai kuliah, Rocco memutuskan untuk terjun ke bisnis dengan bekerja di industri perbankan dan investasi. Tetapi ia tak mendapatkan tawaran pekerjaan lantaran adanya diskriminasi. Ia tak mendapatkan pekerjaan lantaran belum pernah ada warga italia yang dapat bekerja di wall street.
Dirinya tidak pantang menyerah. Rocco kemudian mendapatkan pekerjaan pertamanya di Chase Manhattan Bank meski ia lantas pindah Royal Bank of Canada. Kariernya di dunia perbankan ternyata tidak bertahan lama. Pria kelahiran 1949 itu melanjutkan kariernya di industri dan bekerja sebagai CFO di Cablevision Industri.
Sembilan tahun bekerja di perusahaan itu, Rocco kemudian mencoba mendirikan perusahaannya sendiri yakni Mediacom. Kerja keras Rocco tidak mengkhianati hasil. Meski saat itu industri perkabelan sedang rentang lantaran banyak pesaing, bisnisnya mampu mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Rocco juga berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Saking kayanya, Rocco Commission ingin membeli klub salah satu tim sepak bola terbaik dunia, AC Milan .
ADVERTISEMENT