Kisah Bang Jun-Hyuk, Bos Mobile Game Terbesar Korea Selatan yang Putus SMA

Konten dari Pengguna
23 Desember 2020 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Icon perusahaan Netmarble. Foto: Netmarble
zoom-in-whitePerbesar
Icon perusahaan Netmarble. Foto: Netmarble
ADVERTISEMENT
Bagi kamu pecinta mobile game, pasti tak asing lagi dengan game Let’s Get Rich, Marvel Future Right, dan Seven Knights. Game ini merupakan produksi dari Netmarble Corp. Berbicara tentang perusahaan ini tentunya tak terlepas dari usaha keras sang pendiri.
ADVERTISEMENT
Bang Jun-Hyuk merupakan orang di balik kesuksesan Netmarble Corp. Ia mendirikan perusahaan ini pada tahun 2000. Sudah 20 tahun berdiri, Netmarble Corp berhasil menyandang predikat sebagai perusahaan mobile-gaming terbesar Korea Selatan.
Gebrakan game yang dihasilkan dari Jun-Hyuk membawanya memiliki penghasilan fantastis. Dikutip dari Forbes, Jun-Hyuk menduduki posisi ke-15 orang terkaya di Korea dengan kekayaan USD 2,3 miliar (Rp 32,8 triliun).
Melihat kesuksesan dari perusahaan ini, mungkin banyak orang yang mengira bahwa Jun-Hyuk adalah orang yang memiliki privilege untuk berhasil, atau ia dibesarkan dari keluarga kaya raya. Tapi, tidak demikian. Pria kelahiran 1986 ini memulai usahanya benar-benar dari nol.
Jun-Hyuk dilahirkan di daerah terpencil Seoul, Korea Selatan. Ia tumbuh besar di keluarga yang miskin. Bahkan, Jun-Hyuk tidak lulus dari sekolah menengahnya. Disebabkan, ia sulit menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan di Korea. Belum menginjak kelas 2 SMA, Jun-Hyuk memutuskan untuk keluar dari sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Putus sekolah di masa SMA tidak membuat Jun-Hyuk merugi, justru ia berdedikasi untuk mempelajari lebih dalam hal-hal yang sesuai dengan minatnya. Berangkat dari sini, ia mulai mengembangkan minatnya di dunia film. Pada akhir 1990-an, ia memulai bisnis pertamanya dalam layanan film online.
Pendiri dan ketua dewan Netmarble Games, Bang Jun-hyuk. Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji
Mengingat di tahun tersebut jaringan internet belum seluas saat ini, membuat layanan film miliknya harus gulung tikar setelah dirikan selama dua tahun. Tapi, dari kegagalan ini membuat Jun-Hyuk semakin kuat dan optimis untuk berhasil di masa depan.
Pada 1997-1998, Asia mengalami krisis keuangan yang menyebabkan perekonomian Korea menjadi lesu. Pemerintah di negara tersebut mulai membangun infrastruktur besar-besaran dalam teknologi dan informasi agar ekonomi di Negeri Gingseng bisa bangkit lagi.
ADVERTISEMENT
Dari kasus tersebut, game online mulai berkembang karena kehadiran internet di negara ini mulai meningkat. Jun-Hyuk yang pintar melihat peluang akhirnya mengambil kesempatan untuk fokus dalam pembuatan game online. Ia mulai mencari investor untuk mendanai perusahaannya.
Karena ketekunan dan kerja kerasnya dalam mencari investor, ia berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 88,000 atau sekitar Rp 1,2 miliar. Pada 2000, ia mendirikan Netmarble dengan memiliki 8 karyawan pertamanya. Awal-awal didirikan, perusahaannya hanya fokus dalam pembuatan game kasual untuk perempuan dan remaja.
Pada 2003, Jun Hyuk memiliki kesepakatan yang tidak biasa dengan perusahaan film bernama Planus Entertainment. Kesepakatannya begitu menantang untuknya. Jika Netmarble tidak bisa mendapatkan laba bersih sebesar USD 4,4 juta (Rp 62 miliar) di akhir tahun, Jun Hyuk harus menyerahkan sebagian 49% saham Netmarble ke Planus Entertainment. Sebaliknya, jika Netmarble berhasil mendapatkan laba bersih USD 4,4 juta (Rp 62 miliar), Planus Entertainment akan memberikan 30% keuntungan perusahaan kepada Netmarble.
ADVERTISEMENT
Dari perjanjian ini membuat Jun Hyuk bekerja cepat untuk melakukan berbagai macam promosi Planus ke perusahaan game miliknya. Ia mulai menerapkan pemasaran, distribusi, publikasi, dan layanan game lainnya untuk dikembangkan dalam waktu setahun. Setelah ia menjalani semua proses ini, tahun 2003 pun berakhir, Netmarble berhasil mendapat laba bersih yang nilainya melebihi dari apa yang disepakati, mereka mendapatkan hampir USD 14 juta (Rp 199 miliar). Planus Entertainment memenuhi perjanjian ini untuk memberikan keuntungan 30%. Tak berselang lama, justru Netmarble bisa membeli Planus Entertainment.
Beberapa tahun kemudian, Jun-Hyuk mulai melakukan inovasi lagi terhadap perusahaannya. Dari yang awalnya hanya game online di komputer, ia mulai fokus ke mobile game. Karena ia melihat perkembangan smartphone yang semakin hari semakin digunakan oleh orang. Ia menganggap, smartphone adalah budaya baru bagi semua orang dan bukan sebagai telepon biasa. Maka dari ini, ia mengambil kesempatan untuk menggarap mobile game.
ADVERTISEMENT
Game produksi Netmarble yang paling laku di pasaran adalah Marvel Future Fight. Game ini dirilis pada April 2015 dan mampu menembus angka 10 juta download hanya dalam dua minggu untuk perilisan di 118 negara. Game ini menduduki peringkat Top Free di Google Play Store dan App Store. Tak hanya itu, perusahaan milik Jun-Hyuk terus membuat games baru. Pada 2019, Netmarble meluncurkan game BTS World, sebuah gabungan dari budaya pop Korea yang dikemas dalam bentuk mobile game.
Kelihaiannya dalam mengambil peluang dan melakukan inovasi selama 20 tahun membawa Netmarble menjadi perusahaan mobile gaming terbesar Korea Selatan. Selain itu, membawa Bang Jun-Hyuk menduduki posisi ke-15 orang terkaya di Korea dengan kekayaan USD 2,3 miliar (Rp 32,8 triliun).
ADVERTISEMENT