Konten dari Pengguna

Kisah Bong Chandra Jadi Motivator dan Pebisnis, Sempat Jualan CD Bajakan

31 Januari 2021 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bong Chandra. Foto: Instagram @bongchandra
zoom-in-whitePerbesar
Bong Chandra. Foto: Instagram @bongchandra
ADVERTISEMENT
Menjadi profil orang sukses tentunya tidak didapat dengan cara yang instan. Ada serangkaian proses yang harus ditempuh jika ingin berada di puncak kejayaan. Bahkan, banyak orang di luar sana yang tak memiliki privilege, tapi bisa menciptakan kisah kesuksesannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Seperti contoh yang satu ini. Ia adalah Bong Chandra, seorang motivator sekaligus pebisnis. Pada saat usianya 23 tahun, Chandra berhasil menyandang gelar motivator termuda se-Asia. Setelah itu, ia merambah jadi pebisnis di bidang properti. Chandra merupakan pendiri dari PT Perintis Triniti Properti Tbk (Triniti Land).
Berada di puncak kesuksesannya saat ini tidak terlepas dari perjuangan Chandra di masa mudanya. Ia dihadapkan oleh rintangan kehidupan yang membuatnya jadi sosok kuat dan terus berusaha untuk keluar dari masa sulitnya.
Chandra lahir dari keluarga yang berkecukupan, ayahnya memiliki pabrik kue yang terbilang sukses. Tapi, siapa sangka, nasib buruk menimpa keluarganya. Di usia Chandra menginjak 12 tahun, pabrik ayahnya mengalami kebangkrutan pada masa krisis moneter tahun 1998.
ADVERTISEMENT
Bahkan, akibat dari kebangkrutan yang dialami ayahnya, rumahnya sempat terpampang tulisan “dijual”. Hal ini diungkapkannya melalui video di kanal Youtube Helmy Yahya Bicara, “Rumah kita yang sekarang sudah direnovasi itu sempat dipasang tulisan ‘dijual’ dan banyak banget orang yang nelepon, mungkin itu orang yang nagih utang,” ujarnya.
Menghadapi kondisi buruk tersebut membuat Chandra tumbuh jadi anak yang kreatif untuk mendapatkan uang. Di masa sekolahnya, Chandra harus bertahan untuk membeli seragam, buku, dan keperluan lainnya dengan cara berjualan. Ia menjajakan berbagai macam barang, seperti parfum, baju, hingga CD lagu bajakan.
Chandra melanjutkan kuliahnya juga harus menjual sepeda motor. Ia pun masih berjualan ketika menempuh pendidikan di Universitas Bina Nusantara. Saat itu, ia berjualan CD bajakan lagu-lagu Jepang, karena di jurusan Graphic Design banyak temannya yang suka dengan hal-hal berbau anime dan menjadikan peluang untuk Chandra mendapatkan pundi-pundi rupiah.
ADVERTISEMENT
Karena suka berjualan di kampus, ada salah satu temannya melihat kegemaran Chandra yang satu ini. Lalu temannya menawarkan Chandra untuk bergabung bisnis MLM. Saat itu, Chandra tertarik dan akhirnya menjajal pekerjaan ini.
Dalam waktu setahun hingga dua tahun, bisnis yang dijalankan Chandra lumayan sukses hingga perusahaan MLM-nya mengirim Chandra ke Brunei Darussalam dan Filipina. Ia mulai aktif untuk menjadi pembicara di kelompok MLM tersebut, mulai dari 50 orang hingga 500 orang. Kesibukan yang dijalani Chandra akhirnya membuat dirinya drop out dari kuliah di semester 3.
Chandra merasa harus menambah kemampuannya karena saat itu ia berpikir tidak bisa terus bertahan dalam MLM. Ia mulai mengikuti berbagai macam training, tapi pemimpin MLM-nya tidak setuju dengan keputusannya karena Chandra tidak fokus dalam menjalankan bisnis MLM.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya tahun 2008 ia keluar dari MLM dan memutuskan untuk menjadi trainer profesional. Ia mulai mengajukan proposal ke perusahaan untuk melakukan training ke bagian sales di perusahaan mereka. Chandra memberikan kesempatan ini secara cuma-cuma untuk menambah pengalaman dan sebagai portfolio.
Hal tersebut akhirnya membawakan hasil, ia mulai mendapat undangan untuk menghadiri talkshow di stasiun televisi nasional, radio, hingga berkesempatan untuk menerbitkan bukunya sendiri. Tak hanya itu, Chandra berhasil menyandang gelar motivator termuda se-Asia saat umurnya 23 tahun. Ia juga sudah diundang sebagai pembicara di sederet perusahaan ternama, seperti Gramedia, Yamaha, Ciputra Group, dan sebagainya.

Jadi Pebisnis di Bidang Properti

Saat diundang di acara properti sebagai pembicara, Chandra bertemu dengan pembicara lainnya yang juga seorang pengusaha properti, yakni Matius Jusuf. Dari pertemuan itu mereka mengobrol dan Matius mengajak Chandra untuk merambah ke bisnis properti.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, menggaet dua orang lainnya, Septian Starlin dan Yohanes L. Andayaprana, mereka berempat membeli lahan seluas 5 hektar dengan harga Rp 30 miliar. Dengan adanya proyek ini, Chandra mendirikan perusahaan bernama Triniti Group yang sekarang berganti nama menjadi Triniti Land.
Padahal, mereka tidak memiliki uang sebesar Rp 30 miliar, dari dana yang mereka kumpulkan berempat hanya mencapai Rp 1,5 miliar. Pemilik lahan tersebut memperbolehkan mereka membayar sejumlah tersebut dan harus mencicilnya per 6 bulan seharga Rp 7,5 miliar.
Waktu tersebut mereka gunakan untuk pre-selling. Dan ternyata, mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar cicilan tanah karena dalam waktu 6 bulan sudah menjual 80% tanah dan setahun berhasil menjual 100% tanah. Akhirnya, jadilah perumahan pertama yang berhasil digarap oleh Triniti Land sebanyak 360 unit dengan nama Ubud Village.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang didirikan oleh pria berumur 33 tahun itu terus berkembang pesat. Dikenal dengan proyek-proyek terbaiknya, seperti Springwood Residence, Yukata Suites, The Smith, Collins Boulevard, dan Marc's Boulevard. Hingga kini, perusahannya sudah go-public dan terus melebarkan sayapnya melalui masterplan pengembangan di Jabodetabek, Batam, Surabaya, Medan, dan daerah lainnya.