Konten dari Pengguna

Kisah Dian Pelangi: dari Jaga Kios Tanah Abang hingga Buka Butik di Dubai

10 September 2020 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dian Pelangi (Foto: Instagram.com/Dian Pelangi)
zoom-in-whitePerbesar
Dian Pelangi (Foto: Instagram.com/Dian Pelangi)
ADVERTISEMENT
Muda, cantik, sukses, dan kaya adalah impian setiap orang. Jika diperhatikan, ingin menjadi orang dengan kualifikasi tersebut amatlah sulit. Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang Dian Pelangi, desainer hijab sukses milik Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Dian Wahyu Utami, nama aslinya, merupakan seorang desainer top. Perempuan kelahiran Palembang, 19 Januari 1991 itu bisa dibilang sebagai pelopor fashion hijab pertama di Indonesia.
Ia menjadi orang pertama yang memasarkan produk fashion hijab di Tanah Air meski saat itu belum ramai seperti saat ini. Dengan kehadiran desain hijab ala Dian Pelangi, muncullah tren hijab modern dan elegan.
Dengan begitu, muda-mudi Indonesia menjadi lebih berani mengenakan hijab tanpa meninggalkan kesan anggun, elegan, dan modern. Seketika tren hijab modern mendadak ramai. Tak ayal bila akhirnya hal itu yang membuat Dian meroket sukses.
Berawal Dari Jaga Butik
Semua selera Dian diawali saat dirinya diminta mengurus butik milik ibundanya. Ia bertanggungjawab atas segala hal tentang butik tersebut. Dari sana, Dian mempelajari banyak tentang desain.
ADVERTISEMENT
Diminta menjaga butik, ibarat diberi fasilitas laboratorium gratis bagi seorang Dian. Di butik yang dipercayakan ibunya, Dian kerap melakukan eksperimen desain buatannya. Ia menciptakan sendiri desainnya sejak saat itu.
Semasa kuliah, Dian memang sudah didorong untuk menjadi seorang sarjana tata busana. Awalnya, Dian tak begitu menyukai soal tata busana. Namun, karena permintaan orang tua, Dian menikmati juga perkuliahannya.
Selesai kuliah, Dian tak ingin usai begitu saja. Ia ingin lebih dalam lagi memperdalam ilmunya di dunia fashion. Berangkatlah ia sekolah ke Sekolah Mode di École supérieure des arts et techniques de la mode (ESMOD). Jelas sudah, sekolah yang keduanya ini memberi dampak besar dalam kehidupan Dian selanjutnya.
Namun, meski baru lulus dari sekolah mode kenamaan, Dian tak kemudian menjadi fashion desainer. Sang ayah memintanya menjaga sebuah kios di Tanah Abang. Katanya, hal itu agar ia belajar mengenai dunia bisnis. Di kios tersebut jugalah pertama kali Dian menjual baju buatannya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Bapak tidak ingin setelah lulus kuliah saya enak-enakan jadi desainer. Jadi saya sempat kerja jaga kios di Tanah Abang. Bapak bilang saya harus latihan jualan, saya disewakan kios di Tanah Abang selama enam bulan. Di sana saya jualan baju buatan sendiri agar saya juga tahu bagaimana cara menjualnya. Segitunya Bapak ingin mendidik saya,” cerita Dian.
Ilmu dunia mode yang dimiliki Dian semakin "sakti". Buktinya, ia berhasil memasarkan produk hijab dengan motif yang colorful, suatu hal yang aneh pada saat itu. Namun, berkat keahliannya, desain milik Dian malah menarik perhatian banyak orang.
Karena kehebatannya itulah, Dian bersulih rupa menjadi seseorang yang sangat sukses. Ia bahkan punya 14 butik yang tersebar di Indonesia, Dubai, dan Malaysia. Partisipasinya di dunia mode Internasional juga kerap tak absen.
ADVERTISEMENT
Penting bagi seorang Dian mengikuti pameran-pameran Internasional untuk memasarkan produknya. Ia pernah hadir di New York Fashion Week pada 2017 silam. Selain itu, Dian juga pernah hadir di acara fashion show di Australia pada pertengahan 2009 lalu.
Melihat kegigihan seorang Dian Pelangi, maka tak ayal produk-produknya berhasil menembus pasar Internasional. Apalagi jika bicara Asia Tenggara, sudah pasti Dian lah sang penguasa dunia mode.