Konten dari Pengguna

Kisah Djoenaedi Joesoef Dirikan Konimex, Sempat Jualan dari Rumah ke Rumah

26 Oktober 2022 7:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Kotcha K/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Kotcha K/Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Konimex Pharmaceutical Laboratories merupakan perusahaan farmasi yang didirikan pada 8 Juni 1967 oleh Djoenaedi Joesoef.
ADVERTISEMENT
Pengusaha bernama asli Djoe Djioe Liang ini memiliki rekam jejak usaha obat tradisional China Eng Thay Hoo sebelum akhirnya terjun di dunia farmasi. Djoenaedi Joesoef lahir pada 6 Juni 1933 di Solo, Jawa Tengah. Ia merupakan anak keempat dari 7 bersaudara.
Pada awalnya, ayah dan ibunya merupakan pemilik usaha obat tradisional China, Eng Thay Hoo. Selain menjual obat, mereka juga membuka praktik untuk mengobati orang yang sakit.
Dibesarkan di dunia bisnis pengobatan, Djoenaedi pun tergerak untuk membuat bisnis obat-obatannya sendiri pada 1967. Pada awalnya ia mendirikan PT Konimex untuk fokus pada perdagangan obat-obatan, bahan kimia serta alat kesehatan.
Adapun filosofi nama Konimex diambil dari singkatan "Kondang Impor Ekspor". Djoenaedi berharap nama tersebut akan menjadi kenyataan dengan bisnis obat-obatannya menjadi bisnis yang terkenal.
ADVERTISEMENT
Pada masa rintisannya, Djoenaedi memulai perjalanan kariernya dengan berjualan dari rumah ke rumah. Namun seiring berjalannya waktu, Konimex akhirnya mulai memproduksi obat-obatannya sendiri.
Di tahun 1972, Konimex berinovasi dengan menghadirkan produk Over The Counter (OTC) dalam kemasan 4 tablet yang disatukan jadi satu strip. Sejak saat itu, pamor Konimex mulai terdengar di masyarakat Indonesia.
Beberapa merek obat buatannya pun sudah menjadi Top of Mind di kalangan masyarakat, seperti Paramex, Inza, Konidin dan sebagainya. Berkat perkembangan industri farmasi, Djoenaedi bersama Konimex terus berinovasi menciptakan obat-obatan dengan bentuk yang variatif, seperti tetes mata, vitamin, serta sirup. Salah satu produk terkenal dengan bentuk sirup dari Konimex adalah Termorex.
Pada tahun 1979, PT Konimex pindah lokasi ke Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Konimex juga mulai berekspansi ke ranah makanan dengan memproduksi permen seperti Hexos, Frozz dan Nano-Nano dan juga mulai memproduksi biskuit seperti Tini Wini Biti, Chocomania dan Snip Snap pada 1994.
ADVERTISEMENT
Djoenaedi dalam praktik usahanya selalu menerapkan prinsip 3MU pada karyawannya, yakni Mutu, Mudah dan Murah. Dikutip dari laman resmi Konimex, dari 33 cabang pada tahun 1992, bertumbuh menjadi 56 cabang pada tahun 2017, serta didukung armada kendaraan dan ribuan staff yang merentang dari Banda Aceh hingga Jayapura.
Selain mengincar pasar farmasi tanah air, Konimex semakin melebarkan sayapnya dengan melakukan penetrasi ke pasar internasional, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan bahkan ke kawasan Timur Tengah, yaitu Saudi Arabia.