Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Kisah Edho Zell Jadi Youtuber Sekaligus Pebisnis, Sempat Jualan Parfum Keliling
13 Februari 2021 12:32 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bila menoleh ke belakang, cita-cita seorang anak di zaman dahulu kebanyakan ingin menjadi dokter, pilot, atau guru. Tapi, di zaman teknologi yang semakin canggih ini telah muncul profesi baru yang menyita perhatian mereka untuk menjadi seorang influencer, youtuber , dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Berkarier sebagai profesi baru tersebut tentunya tidaklah instan, sama halnya seperti meraih cita-cita lainnya yang butuh perjuangan. Contohnya profil orang sukses yang satu ini, seorang youtuber yang memulai semuanya dari bawah.
Ia adalah Edho Zell, tentunya nama ini sudah akrab di telinga kalian, kan? Ia merupakan youtuber yang dikenal gemar melakukan review makanan kekinian. Pria kelahiran Juli 1986 itu telah mengantongi sebanyak 3,83 juta subscribers di akun Youtube miliknya. Sukses menjadi youtuber, Edho juga terjun ke dunia bisnis, ia memiliki bisnis di bidang kuliner, Nyapii dan Imnida Cafe.
Seperti di narasi awal, kalau pemilik nama asli Edho Pratama ini tak langsung meraih kesuksesannya secara instan. Edho memulai semuanya dari nol, beberapa pekerjaan sempat ia geluti sebelum akhirnya sukses menjadi youtuber dan pebisnis.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Pahit Edho Semasa Remaja
Kehidupan Edho di masa kecilnya cukup memilukan. Ia merupakan anak dari keluarga broken home. Bahkan, dirinya tidak mengetahui siapa sosok ayah kandungnya. Ketika Edho duduk di bangku SMA, sang ibu menikah lagi dan memutuskan membina rumah tangganya di Papua. Sebagai seorang anak, Edho bukannya ikut bersama ibunya, tapi ia memilih untuk menetap di Jakarta.
Di usianya yang masih remaja, Edho harus menghidupi dirinya sendiri dengan cara apa pun dilakoninya. Untuk tempat tinggal, ia menyewa kamar kos di pinggir kali yang berdinding triplek dengan air toilet yang keruh.
Sementara, untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah, ia menjual parfum keliling kompleks perumahan dan juga menjadi penjaga warnet dengan upah sebesar Rp 16 ribu per hari. Dengan keuangan yang pas-pasan, saat siang hari Edho mengisi perutnya yang lapar di warteg dengan membeli lauk seadanya dan malam hari tiba, ia harus numpang makan di rumah temannya.
ADVERTISEMENT
Selepas lulus SMA, keadaan Edho mulai membaik. Dengan berbekal bakat breakdance dari ekstrakurikuler yang diikuti di masa sekolahnya, ia menjadi pengajar modern dance dengan gaji yang cukup besar, sekitar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Penghasilannya pun bertambah dari Edho menjadi pemandu acara (MC) untuk acara-acara ulang tahun.
Dengan keuangan yang mulai stabil, Edho bisa menyewa kos yang jauh lebih layak daripada kos sebelumnya. Ia juga melanjutkan pendidikannya ke London School of Public Relations. Kemudian, Edho memutuskan untuk pindah ke Jepang tanpa menguasai bahasanya.
Bermimpi punya kehidupan yang baik di Negeri Sakura, kenyataan yang ia dapati sangat berbanding terbalik. Kehidupannya di Jepang sangat menderita karena ia tidak bisa menyesuaikan bahasa orang sana dan uangnya sudah habis. Bahkan, dirinya mengaku harus tidur di hutan karena tidak memiliki tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Sempat Ingin Bunuh Diri dan Memulai Jadi Youtuber
Dengan kondisi seperti itu, mau tak mau Edho harus balik ke Tanah Air untuk memulai semuanya dari awal lagi. Setibanya di ibu kota, ia mencoba peruntungannya mengikuti berbagai macam casting, mulai casting iklan sampai casting film abal-abal, semuanya ia jajal.
Lagi-lagi, nasib baik tak menghampirinya. Dari semua casting yang sudah ia ikuti, tak ada satu pun yang mau menerimanya. Ia juga pernah bergabung dengan suatu band, tapi band tersebut kandas di tengah jalan.
Penderitaan Edho tak berhenti di situ, ia diputuskan oleh kekasihnya yang padahal dua minggu lagi mereka akan melaksanakan foto pre-wedding. Hari-harinya menjadi sangat kosong dan di benaknya sempat terlintas ingin mengakhiri hidupnya.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela keadaan itu, ia bangkit dari keterpurukannya untuk membuat konten video. Ia terinspirasi dari sebuah video lipsync yang sempat viral di kala itu, yakni Sinta dan Jojo dengan lagu Keong Racun. Video yang dibuat Edho saat itu tak mendapatkan perhatian penonton.
Tapi, Edho tak menyerah begitu saja, semuanya memang membutuhkan proses. Karena dirinya rajin mengunggah video di aplikasi berwarna merah itu, akun Youtube-nya mulai menarik atensi masyarakat dan mendatangkan banyak subscriber. Ia juga ditawari ikut pelatihan oleh pihak Youtube agar kualitas videonya semakin meningkat.
Konsistensi Edho dari tahun 2014 hingga saat ini tentunya membuahkan hasil. Sekarang, Edho sudah dikenal oleh masyarakat sebagai Youtuber dengan subscribers sebanyak 3,83 juta. Penghasilan yang ia peroleh dari Youtube pun terbilang fantastis, Social Blade memperkirakan ia bisa mengantongi sekitar Rp 18 juta sampai Rp 200 juta per bulannya.
ADVERTISEMENT
Terjun ke Dunia Bisnis
Selain menjadi Youtuber, Edho juga terjun ke dunia bisnis. Ia memiliki usaha kuliner, yakni Nyapii dan Imnida Cafe. Untuk bisnis kuliner bernama Nyapii, Edho menawarkan menu daging sapi asap atau dikenal dengan Sei Sapi. Kuliner ini merupakan makanan khas Kupang yang sedang populer beberapa tahun terakhir. Nyapii sendiri telah memiliki 50 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Yang kedua adalah Imnida Cafe. Budaya Korea memang sedang digandrungi oleh anak milenial. Bahkan, istri Edho, Laura Natalia Suciadi , juga mengidolakan salah satu boy group asal Negeri Gingseng, yakni BTS. Hal tersebut yang akhirnya membuat Edho mendirikan cafe untuk memanjakan penggemar BTS. Cafe yang berlokasi di Tangerang ini menyediakan merchandise resmi BTS dan spot instagramable untuk para pengunjung.
ADVERTISEMENT
Selain dua bisnis tadi, ayah dari anak satu itu menjalankan aksi sosial bernama Warteg Gratis. Dengan konsep food truck, Edho menyalurkan sebanyak 100 hingga 250 piring setiap harinya untuk mereka yang membutuhkan secara cuma-cuma alias gratis. Sikap yang dilakukan Edho ini bisa dijadikan contoh. Ketika berada di puncak kejayaan, dirinya tak terus memandang langit, tapi mengingat daratan juga.