Konten dari Pengguna

Kisah Eka Tjipta Pendiri Sinar Mas: Dulunya Berjualan Permen & Biskuit

31 Mei 2021 14:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Tjipta Widjaja/Instagram/mancode.id
zoom-in-whitePerbesar
Eka Tjipta Widjaja/Instagram/mancode.id
ADVERTISEMENT
Eka Tjipta Widjaja (Oei Ek Tjhong) merupakan seorang imigran asal Tiongkok yang lahir pada tahun 1921 di Quanzhou, Tiongkok. Ia terlahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Karena ia bertekad ingin mengubah hidup keluarganya, ia memutuskan merantau dari Tiongkok. Pada 1938 saat berusia 15 tahun, dia membangun Sinar Mas saat tinggal di Makassar.
ADVERTISEMENT
Dihimpun dari berbagai sumber, Sinar Mas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Layanan Keuangan, Telekomunikasi, Real Estate, Agribisnis dan Pangan, Pulp dan Kertas, serta Energi dan Infrastruktur. Sinar Mas didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja dengan jerih payahnya sendiri melewati berbagai lika-liku kehidupan.
Ia merupakan anak dari seorang pedagang. Pada saat usia 9 tahun, ia pindah ke Indonesia bersama keluarganya. Saat itu hidupnya sangat sederhana. Karena adanya keterbatasan ekonomi, ia hanya dapat bersekolah sampai tingkat sekolah dasar.
Untuk membantu meringankan beban orang tuanya yang saat itu sedang terlilit hutang, ia pun terpaksa bekerja dan berjualan permen dan biskuit. Ia berjualan dengan mengendarai sepeda keliling Makassar dari pintu ke pintu menawarkan permen, biskuit serta aneka barang dagangan dari toko kecil ayahnya.
ADVERTISEMENT
Dengan ketekunan berbisnis yang ia jalani, ia mulai mencari penyuplai atau distributor permen dan biskuit. Dikarenakan ia tidak memiliki modal yang cukup, maka ia tidak dapat mengambil barang-barang tersebut. Dengan berat hati, ia terpaksa memberikan ijazah SD miliknya kepada distributor sebagai jaminan agar ia dapat mengambil barang-barang tersebut terlebih dahulu.
Dalam jangka waktu dua bulan, Eka sudah berhasil mendapatkan untung 2000 rupiah yang merupakan jumlah yang cukup besar pada saat itu. Dengan memanfaatkan uang tersebut, ia membeli becak untuk membawa barang dagangannya.
Namun, usahanya ini tidak bertahan lama karena ada pajak yang besar sehingga ia tidak bisa berjualan lagi. Pantang menyerah, Eka juga sempat menjalani usaha sebagai kontraktor kuburan orang kaya dengan bayaran Rp 3.500 per kuburan. Lalu pada tahun 1950 ia berjualan kopra atau daging kelapa yang dikeringkan. Ia menjual kopra sampai ke Pulau Selayar.
ADVERTISEMENT
Dengan kerja kerasnya berdagang kopra, ia pun dapat membeli kebun kopi dan kebun karet di Jember. Hingga pada tahun 1969, ia mendirikan pabrik minyak kelapa yang diberi nama CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli).
Selain itu, Eka mendirikan CV Sinar Mas dan mulai berbisnis membuat pulp (bubur kertas) dari bahan sisa pengolahan karet.
Seiring perkembangan bisnisnya, ia mendirikan PT Tjiwi Kimia pada tahun 1976 yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kimia. Pada tahun 1980, ia mampu membeli 10.000 hektar kebun kelapa sawit di Riau. Lalu di tahun 1982, Eka membeli Bank Internasional Indonesia (BII) dan mulai berbisnis properti yang diberi nama Sinar Mas Group.
Pahit dan manisnya hidup ia lewati, menjalani hidup yang penuh perjuangan karena lahir dari keluarga yang tidak mampu. Puluhan kegagalan telah dilewatinya. Tapi dengan tanpa patah semangat dan pantang menyerah, ia terus berusaha bangkit kembali dari keterpurukan.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan yang telah dicapainya tidak lantas membuat dia senang menghambur-hamburkan uang, melainkan ia berusaha untuk hidup hemat dan menghargai uang berapapun nilainya. Eka memiliki prinsip untuk hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan.
Sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh Sinar Mas, yaitu Integritas, Sikap Positif, Berkomitmen, Perbaikan Berkelanjutan, Inovatif dan Loyal yang diturunkan dari prinsip hidup Eka Tjipta Widjaja.
Dari kisah perjuangan hidup Eka, dapat diambil pelajaran bahwa untuk mencapai keberhasilan tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus melalui proses yang panjang dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan materi.
Ketekunan, kegigihan dan kedewasaan yang dimiliki Eka Tjipta berhasil membawa dirinya menjadi seseorang yang sukses dengan pantang menyerah.
ADVERTISEMENT