Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Kisah Founder Spotify yang Hanya Tamat SMA dan Kini Jadi Miliarder Muda
7 Desember 2021 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian dari kita merupakan pengguna aplikasi Spotify. Aplikasi yang memberikan layanan musik free streaming ini diciptakan oleh pemuda asal Swedia, Daniel Ek.
ADVERTISEMENT
Daniel Ek mendadak masuk jejeran sebagai miliarder setelah Spotify melakukan IPO di bursa saham New York Sock Exchange (NYSE) pada April 2018 lalu. Di hari pertama perdagangan, nilai Spotify sudah melebihi USD 26 miliar. Daniel Ek memiliki saham 9 persen yang bernilai sekitar USD 2,5 miliar atau saat ini setara Rp 36 triliun.
Namun, ini bukan kali pertama Daniel Ek meraih kesuksesan. Dua tahun sebelum merilis aplikasi Spotify, yakni saat Daniel berumur 23 tahun, ia sudah berhasil menjual perusahaan senilai jutaan dolar. Keberhasilan ini tak bisa lepas dari usaha dan kerja kerasnya yang terus berkreasi di bidang teknologi.
Daniel Ek bukanlah miliarder yang lahir dari keluarga kaya raya. Sejak kecil ia sudah ditinggalkan oleh ayah kandungnya. Ibunya berprofesi sebagai penyanyi opera sekaligus pianis. Sementara ayah sambungnya bekerja di bidang teknologi.
ADVERTISEMENT
Perpaduan antara profesi ayah dan ibunya inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya ketertarikan Daniel terhadap bidang teknologi serta musik. Hal tersebut sudah terlihat sejak Daniel remaja.
Saat usia 14, Daniel sudah membuka bisnisnya sendiri untuk mendapat penghasilan sampingan. Saat itu ia sudah bisa mendesain dan mengelola website. Hal ini disadari saat teman Daniel meminta tolong kepadanya untuk membuat desain website.
Akhirnya keahlian ini pun ditengok oleh beberapa perusahaan lokal. Ia pun meminta bayaran hingga USD 5 ribu. Dari gaji-gaji yang terkumpul, Daniel berhasil mencapai pendapatan USD 50 ribu atau sekitar Rp 720 juta setiap bualnnya.
Uangnya pun kemudian ia gunakan untuk membeli video game dan gitar mahal. Kedua orang tuanya pun kemudian menjadi bingung akan belanjaan anaknya tersebut, sebab Daniel tidak memberi tahu tentang bisnis yang ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Setamatnya dari tingkat SMA, Daniel berkuliah di Royal Institute of Technology. Selama kuliah ia merasa tidak nyaman karena hanya mempelajari seputar teori saja. Akhirnya Daniel memutuskan untuk berhenti berkuliah setelah baru belajar selama delapan minggu.
Walau hanya tamat SMA, Daniel tetap percaya diri dan menata kariernya. Ia pun sempat bekerja di beberapa perusahaan teknologi, salah satunya di Tradera, situs e-commerce ternama di Swedia yang kemudian dijual ke eBay. Ia juga sempat menjadi chief technology officer di Stardoll, sebuah perusahaan game online.
Akhirnya dari pengalaman itu, Daniel membentuk perusahaan pemasaran online sendiri yang ia sebut dengan Advertigo. Pada 2006, ia menjual perusahaan ini kepada perusahaan pemasaran digital Swedia Trade Doubler senilai USD 1,25 juta atau Rp 18 miliar.
ADVERTISEMENT
Ia pun yang saat itu baru berusia 23 tahun, menggunakan uangnya tersebut untuk berfoya-foya dan hidup mewah. Namun, kemudian ia tersadar bahwa kekayaannya saat itu tak bisa membuatnya terus berkecukupan.
Akhirnya suatu saat ia sedang bermeditasi sambil sesekali bermain gitar. Tak diduga, Daniel kemudian menemukan ide untuk menggabungkan teknologi dan musik yang kemudian menjadi Spotify.
Daniel pun kemudian berkenalan dengan Martin Lorentzon yang kemudian menjadi partnernya untuk mengembangkan Spotify. Tak mudah, mereka menghadapi tantangan saat harus meyakinkan label musik bahwa model bisnis yang ia bangun dapat menguntungkan.
Akhirnya Spotify pertama kali diluncurkan pada 2008 di negara Skandinavia, Prancis,dan Inggris. Dibutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk akhirnya Spotify bisa masuk Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kini platform tersebut dikatakan menjadi penyedia layanan streaming musik terbesar di dunia. Hingga 2021, tercatat sudah ada lebih dari 381 juta pengguna aktif, termasuk 172 juta pelanggan berbayar. Spotify kini sudah tersedia di 180 lebih negara terhitung sampai Oktober 2021.