Kisah Haji Lulung, Pengumpul Sampah yang Jadi Tokoh Tanah Abang dan Politikus

Konten dari Pengguna
15 Desember 2021 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Haji Lulung di Deklarasi Perindo untuk Anies-Sandi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Haji Lulung di Deklarasi Perindo untuk Anies-Sandi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Abraham Lunggana atau akrab disapa Haji Lulung telah berpulang pada 14 Desember 2021. Haji Lulung meninggal dunia di usia 62 tahun setelah menjalani perawatan karena mengidap gangguan kesehatan jantung.
ADVERTISEMENT
Selain berkiprah di dunia politik, Haji Lulung juga dikenal sebagai pengusaha yang memiliki sejumlah perusahaan di wilayah Tanah Abang. Sebelum akhirnya menjadi sosok yang sangat terkenal di wilayah Tanah Abang, Haji Lulung merintis usahanya dari titik bawah.
Haji Lulung merupakan pria kelahiran Jakarta 24 Juli 1959. Ia merupakan anak ketujuh dari sebelas bersaudara. Mengutip informasi dari buku Tenabang Kate Anak Tenabang, Rabu (15/12), sang ayah, Ibrahim Tjilang, saat itu sangat mengidolakan tokoh Abraham Lincoln. Dari situlah nama Haji Lulung diambil.
Pada 1975, saat Haji Lulung berusia 16 tahun, ia harus kehilangan sosok ayahnya. Untuk membantu perekonomian keluarga, Haji Lulung pun memutuskan untuk bekerja. Bahkan dirinya memutuskan untuk meninggalkan pendidikannya selama tiga tahun untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Haji Lulung mencari pemasukan dari pasar karena lokasi tempat tinggalnya yang dekat Tanah Abang. Ia pun mengumpulkan sampah pasar, seperti plastik, karung, kardus hingga per. Sedikit demi sedikit kondisi keuangan keluarganya semakin membaik, hingga ia dikenal sebagai bos barang bekas.
Setelah cukup memiliki kemampuan, pada 1978 Haji Lulung kembali melanjutkan pendidikannya ke STM di YPMII daerah Pasar Jumat. Bertahun-tahun berkecimpung di dunia pasar, Haji Lulung ingin mendapatkan pemasukan dari peredaran uang di Pasar Tanah Abang.
Akhirnya disamping menjalani barang bujuran kiloan, ia mencoba untuk menjalani bidang keamanan. Seiring berjalannya waktu, Haji Lulung dipercayakan menjadi pengelola segi keamanan dan lingkungan di daerah pasar tersebut.
Kompleks Ruko Tanah Abang Bukit menjadi tempat pertama yang dikelolanya dari segi keamanan dan lingkungan. Kemudian menyusul juga kompleks ruko di Jl Fachrudin.
ADVERTISEMENT
Menjelang krisis moneter pada 1997, Haji Lulung membangun kios-kios kecil di pinggir tembok Pasar Tanah Abang Blok F. Ruko tersebut dimaksudkan untuk memberi peluang kepada pedagang ekonomi lemah untuk mendapat tempat berdagang dengan sistem sewa dengan harga tak mahal.
Pada 2000, PT Ronita membangun Metro Tanah Abang, sekaligus membangun jembatan toko yang menyambung Pasar Regional Tenabang. Saat itu, Haji Lulung dipercaya menjadi manajer sekaligus pengelola keamanan Pertokoan Metro Tanah Abang.
Saat ini, perusahaan yang ia miliki bergerak di bidang jasa keamanan, perparkiran, dan penagihan hutang. Beberapa bisnis yang dimiliki Haji Lulung adalah PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara.
ADVERTISEMENT
Haji Lulung masuk ke dunia politik bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia sempat pindah ke Partai Bintang Reformasi (PBR), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Kemudian Haji Lulung kembali ke partai pertamanya yakni PPP hingga wafat. Selamat jalan Haji Lulung.